Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




PETRUS DI BAWAH KEINSAFAN

(PETER UNDER CONVICTION)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu Malam, 3 April 2011

“Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya”
(Lukas 22:62).


Malam sebelum Yesus disalibkan Ia membawa murid-murid-Nya ke “sebuah ruangan atas yang besar” (Lukas 22:12) di mana mereka makan Paskah bersama. Di akhir makan bersama itu Yesus mengambil roti dan cawan dan menetapkan Perjamuan Tuhan. Yesus kemudian berkata kepada mereka “sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku” (Matius 26:21). Kemudian Yudas “segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam” (Yohanes 13:30). Beberapa menit kemudian para murid kembali (band. Lukas 9:46) mempertengkarkan tentang “siapakah yang terbesar di antara mereka.” Dr. McGee berkata, “Dapatkah Anda membayangkan itu? Tepat di balik bayang-bayang salib orang-orang ini bertengkar merebutkan posisi” (J. Vernon McGee, Th.D., Thru the Bible, Thomas Nelson Publishers, 1983, volume IV, hlm. 345; catatan untuk Lukas 22:24).

Mereka masih belum mengerti bahwa Yesus akan pergi ke Salib, bahkan walaupun Ia telah mengatakan kepada mereka tentang hal itu lima kali dalam Injil Matius (16:21; 17:12; 17:22-23; 20:18-19; 20:28). Saya setuju dengan Dr. McGee (catatan untuk Yohanes 20:21) bahwa para murid itu belum lahir baru (dilahirkan kembali) sebelum mereka berjumpa dengan Kristus yang telah bangkit pada malam Paskah. (Klik di sini untuk membaca khotbah-khotbah saya – “The Fear of the Disciples,” “This Saying Was Hid From Them” and “The Conversion of Peter.”) Petrus secara khusus menentang Injil. Petrus telah memperoleh beberapa iluminasi dari Allah berhubungan dengan Yesus (Matius 16:15-17) – namun ia menegur Yesus karena berkata bahwa Ia akan “dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Jadi Petrus dengan kuat menolak Injil itu! Matius menjelaskan kepada kita,

“Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia"” (Matius 16:21-23).

Dr. J. Vernon McGee memberikan komentar ini untuk perikop Matius 16,

Untuk pertama kali Tuhan Yesus mengumumkan kepada para murid-Nya tentang kematian dan kebangkitannya. Waktunya sekitar enam bulan sebelum Ia benar-benar disalibkan. Mengapa Ia mengunggu begitu lama untuk membuat pengumuman penting ini? Sesungguhnya, para murid-Nya tidak siap untuk itu, bahkan pada saat ini, nilai reaksi mereka. Ia mengulangi fakta bahwa Ia akan pergi ke Yerusalem untuk mati sebanyak lima kali (Matius [16:21]; 17:12; 17:22-23; 20:18-29; 20:28). Kendatipun pengumuman ini diberikan secara intensif, para murid gagal untuk menyerap arti pentingnya… sampai setelah kebangkitan-Nya (J. Vernon McGee, Th.D. Thru the Bible, Thomas Nelson Publishers, 1983, volume IV, hlm. 93; catatan untuk Matius 16:21).

Dr. McGee berkata, “Pada esensinya, Petrus berkata, ‘Engkau adalah Mesias; engkau adalah Anak Allah. Engkau tidak harus, engkau tidak dapat pergi ke salib!’ Salib tidak ada dalam pikiran[nya]… sama sekali, seperti yang Anda dapat lihat” (ibid., catatan untuk Matius 16:22). Petrus mengharapkan Mesias menetapkan Kerajaan-Nya saat itu. Ia tidak mengharapkan Mesias pertama harus menderita dan mati di kayu Salib sebagaimana telah dinubuatkan dalam begitu banyak nubuatan Perjanjian Lama (band. Yesaya 53; Mazmur 22; Zakharia 12:10; 13:6; dst.). Jadi saya setuju dengan Dr. McGee, bahwa ucapan Petrus yang menolak Injil menunjukkan bahwa dia belum lahir baru (dilahirkan kembali) sebelum Kristus bangkit dari antara orang mati. Tak seorang pun yang menolak Injil dapat dilahirkan kembali dan bertobat!

Selanjutnya, ketika kita membahas ayat ini, kita melihat para murid bertengkar tentang “siapa yang akan menjadi terbesar di antara mereka.” Kemudian kita menemukan Yesus berbicara kepada Simon Petrus,

“Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu." awab Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."
     (Lukas 22:31-34).

Yesus berkata, “jikalau engkau sudah insaf [dalam KJV “bertobat], kuatkanlah saudara-saudaramu.” Namun Petrus tidak berpikir bahwa ia harus bertobat! Petrus segera menjawab, “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau.” Namun Yesus tahu bahwa ia tidak dapat melakukan itu dalam keadaannya yang belum bertobat. Yesus berkata kepadanya, “Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku.”

Kemudian Yesus membawa murid-murid-Nya keluar dari ruang atas itu dan masuk ke dalam kegelapan Taman Getsemani di mana, “Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah” (Lukas 22:44). Ketika Yesus datang kembali dari tempatnya berdoa, Ia menemukan murid-murid-Nya itu sedang tertidur. Sementara ia berbicara kepada mereka, penjaga bait suci, dipimpin oleh Yudas sang pengkhianat itu menerobos masuk ke dalam Taman itu dan menangkap Yesus. Mereka menyeret Yesus ke rumah imam besar, “Dan Petrus mengikut dari jauh” (Lukas 22:54). Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka. Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amatinya lalu berkata: "Juga orang ini bersama-sama dengan Dia [Yesus]." (Lukas 22:56). Petrus menyangkal Yesus dengan berkata, “Bukan, aku tidak kenal Dia!” (Lukas 22:57). Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata: "Engkau juga seorang dari mereka!" Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak!" (Lukas 22:58). Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: "Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea" (Lukas 22:59). Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan" (Lukas 22:60). “Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu” (Matius 26:74).

“Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam. Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya” (Lukas 22:60-62).

Dalam ayat ini dikatakan, “Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.” Dua pelajaran yang dapat kita tarik dari sini – pertama, penyebab keinsafannya, dan kedua obat untuknya.

I. Pertama, penyebab keinsafan Petrus.

Di sini kita melihat Petrus berada di bawah keinsafan akan dosa. Dr. A. T. Robertson berkata, “Ia manangis. “Dengan sangat sedihnya” adalah ekspresi umum untuk orang menangis dalam semua bahasa dan dalam semua hati” (A. T. Robertson, Litt.D., Word Pictures in the New Testament, Broadman Press, 1930, volume II, hlm. 276; catatan untuk Lukas 22:62).

Dr. R. C. H. Lenski berkata, “Matius dan Lukas [menjelaskan] pertobatan [Petrus] dengan dua kata [eklause pikrōs], kata kerja yang mendenotasikan menangis dengan keras dan dapat didengar: ‘ia menangis dengan sangat sedihnya.’ Dan kata keterangan, yang tidak mengacu kepada menangis secara fisikal, namun penyesalan mendalam yang ada di baliknya. Penyesalan termasuk kesadaran bahwa kita telah berdosa dan dukacita asli sebagai akibat dari dosa kita” (R. C. H. Lenski, Ph.D., The Interpretation of St. Luke’s Gospel, Augsburg Publishing House, 1961 edition, hlm. 1091; catatan untuk Lukas 22:62).

“Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya”
       (Lukas 22:62).

Ini adalah dukacita menurut kehendak Allah,

“Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan” (II Korintus 7:10).

Ini adalah keinsafan, diberikan kepada Petrus oleh Roh Allah,

“Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa” (Yohanes 16:8).

Rev. Iain H. Murray berkata,

Roh Kudus datang untuk menginsafkan dunia akan dosa. Ini mutlak diperlukan bahwa seseorang harus diinsafkan dari dosa… [Roh Kudus] datang dengan tujuan untuk menginsafkan dunia akan dosa, untuk membuat orang-orang merasakan bahwa mereka bersalah, melakukan kesalahan besar – sehingga kesalahan itu menunjukkan mereka terhilang, bobrok dan tersesat. Ia datang untuk membuat dosa menampakkan dosa, dan membiarkan kita melihat konsekuensi menakutkan dari [dosa itu]. Ia datang untuk melukai sehingga tak ada obat oles manusia untuk menyembuhkannya; untuk membunuh sehingga tidak ada kuasa dunia yang dapat menghidupkan kita… Ada suatu perkerjaan meremukkan dari Roh Kudus yang kita harus alami, atau kita tidak akan pernah mengenal kuasa-Nya yang menghidupkan dan memperbaharui. Keremukan ini adalah pengalaman yang paling dibutuhkan, dan satu-satunya kebutuhan mendesak sekarang ini. Hari ini kita memiliki begitu banyak orang dibangun yang belum pernah dirobohkan; begitu banyak orang yang dipenuhi yang tidak pernah dikosongkan; begitu banyak orang diagungkan yang belum pernah direndahkan; sehingga saya semakin keras mengingatkan Anda bahwa Roh Kudus harus menginsafkan [Anda] dari dosa, atau [Anda] tidak dapat diselamatkan. Karya [penginsafan] ini sangat diperlukan, karena tanpanya tidak ada orang yang dipimpin untuk menerima Injil dari anugerah Allah... Ada kebutuhan mendesak hari ini untuk menemukan kebenaran tentang pertobatan. Perdebatan yang tersebar luas tentang subyek ini akan menjadi angin yang menyehatkan untuk menerbangkan ribuan hal-hal yang kurang penting. Pembaharuan takut akan Allah akan mengakhiri pikiran duniawi… (Rev. Iain H. Murray, The Old Evangelicalism, The Banner of Truth Trust, 2005 edition, hlm. 66-67).

Klik di sini untuk membaca khotbah saya yang berjudul, “Pekerjaan Roh Yang Mengeringkan.

“Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya”
       (Lukas 22:62).

Sacara pribadi, saya percaya bahwa ini adalah saat ketika Petrus mengalami keinsafan akan dosa dalam perspektif old-evangelical. Ya, saya tahu bahwa sebelumnya Petrus pernah berkata kepada Yesus, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa” (Lukas 5:8). Namun ini adalah satu hal untuk berpikir bahwa Anda penuh dosa, namun ini sepenuhnya hal yang berbeda untuk merasakan beban dan kengerian dari dosa Anda di hadapan Allah yang suci! Saya yakin bahwa Petrus belum memiliki keinsafan secara batiniah pada waktu itu.

“Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya”
       (Lukas 22:62).

Tidak setiap orang secara fisikal menangis ketika mereka bertobat. Namun Luther, dan Bunyan, dan Whitefield, dan Wesley, dan ribuan orang lainnya pada masa kebangunan rohani secara fisikal menangis dengan sedihnya. Dan saya berpikir salah satu dari hal-hal besar yang hilang pada penginjilan hari ini adalah tidak adanya banyak air mata, dan tidak adanya “dukacita menurut kehendak Allah [yang] menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan” (II Korintus 7:10).

“Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya”
       (Lukas 22:62).

Seorang muda berkata, “Kapanpun saya melihat diri saya sendiri, saya melihat diri saya sendiri sebagai orang berdosa.” Ah, “lihatlah” itu adalah satu hal! Namun apakah Anda sudah merasakan diri Anda yang penuh dosa? Apakah ini membebani Anda dan “melayukan” Anda seperti yang dikatakan oleh Iain Murray? Apakah Anda sedang bekerja dan berbeban berat di bawah beban keinsafan akan dosa? Dapatkah Anda paling tidak merasakan air mata mengalir di dalam hati Anda ketika Anda berpikir tentang dosa Anda?

“Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya”
       (Lukas 22:62).

Penyebab keinsafan Petrus adalah Roh Allah.

II. Kedua, obat untuk keinsafan Petrus.

Waktu saya hampir habis. Saya hanya dapat menyentuh poin ini dengan singkat. Petrus masih dalam keadaan sedang insaf selama tiga hari. Ia ada dalam kekacauan besar di dalam jiwanya pada hari Jumat, Sabtu dan menjelang Minggu (menurut kalkulasi Romawi). Pada Minggu pagi Paskah,

“Petrus… cepat-cepat pergi ke kubur itu. Ketika ia menjenguk ke dalam, ia melihat hanya kain kapan saja. Lalu ia pergi, dan ia bertanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi”
     (Lukas 24:12).

Petrus masih “bertanya dalam hatinya”; ia masih belum sepenuhnya mengerti dan percaya kepada Injil.

Saya percaya bahwa ketika Kristus yang telah bangkit menampakkan diri kepada sebelas murid dan berkata, “Terimalah Roh Kudus” (Yohanes 20:22), saat itu Petrus akhirnya dilahir-barukan dan bertobat. Dr. McGee memberikan komentar ini untuk Yohanes 20:22,

Adalah benar bahwa Simon Petrus [pernah] menunjukkan beberapa perbedaan ketika ia berkata bahwa Yesus adalah Kristus, namun hanya beberapa menit kemudian ia berkata kepada Yesus untuk tidak pergi ke salib dan mati. Saya secara pribadi percaya bahwa pada saat Tuhan menghembusi mereka, dan berkata, “Terimalah Roh Kudus,” orang-orang ini dilahirkan kembali [lahir baru]. Sebelum ini, mereka tidak didiami oleh Roh Allah (J. Vernon McGee, Th.D., ibid., hlm. 498; catatan untuk Yohanes 20:22).

Seperti Dr. McGee, saya percaya bahwa Petrus lahir baru pada Minggu Paskah malam ketika Kristus menampakkan diri kepadanya dan kepada yang lainnya. Itu adalah ketika Yesus sendiri mengobati keinsafan Petrus akan dosa.

Apakah Anda merasakan beban dosa Anda? Sudahkah keinsafan akan dosa menekan Anda dan membebani Anda? Apakah Anda ingin agar dosa Anda disucikan oleh Darah Kristus yang mahal? Bait kedua dari pujian injil Dr. John R. Rice, “Jesus, Only Jesus” dapat ditulis oleh Petrus!

Kesombongan akan kebaikan ku menggagalkanku,
Tiada obat untuk dosa yang menyakitiku
Roh Allah kemudian menginsafkanku
Tuk meninggalkan dosa-dosa ku ke atas Yesus.
Semua dosa ku kini diampuni,
Rantai dosa telah dipatahkan,
Dan segenap hatiku kuserahkan
Kepada Yesus, hanya Yesus
   (“Jesus, Only Jesus” by Dr. John R. Rice, 1895-1980).

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah-khotbah Dr. Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Click on “Sermon Manuscripts.”

You may email Dr. Hymers at rlhymersjr@sbcglobal.net, (Click Here)
or you may write to him at P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015.
Or phone him at (818)352-0452.

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Matius 26:69-75.
Lagu Solo Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“Jesus, Only Jesus” (by Dr. John R. Rice, 1895-1980).


GARIS BESAR KHOTBAH

PETRUS DI BAWAH KEINSAFAN

(PETER UNDER CONVICTION)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

“Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya”
(Lukas 22:62).

(Lukas 22:12; Matius 26:21; Yohanes 13:30; Lukas 9:46;
Matius 16:21; 17:12; 17:22-23; 20:18-19; 20:28; 16:21-23;
Lukas 22:31-34, 44, 54, 56, 57, 58, 59, 60;
Matius 26:74; Lukas 22:60-62)

I.   Pertama, penyebab keinsafan Petrus, II Korintus 7:10;
Yohanes 16:8; Lukas 5:8.

II.  Kedua, obat untuk keinsafan Petrus, Lukas 24:12;
Yohanes 20:22.