Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




BAGAIMANA PETRUS MENJADI SEORANG MURID

HOW PETER BECAME A DISCIPLE
(Indonesian)

Teks oleh Dr. Christopher L. Cagan;
dikhotbahkan oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu Malam, 1 September 2019
Text by Dr. Christopher L. Cagan;
preached by Dr. R. L. Hymers, Jr.
at the Baptist Tabernacle of Los Angeles
Lord’s Day Evening, September 1, 2019

“Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)” (Yohanes 1:40-42; hal. 1116 Scofield).


Ini adalah pertama kalinya Petrud bertemu dengan Yesus. Nama aslinya adalah Simon. Yesus memberinya nama “Petrus,” yang berarti “batu karang.” Andreas adalah saudaranya. Petrus adalah seorang nelayan. Andreas dan Petrus tinggal di sebuah desa tidak jauh dari Danau Galilea, tempat mereka mencari ikan. Hidup mereka sulit, karena menjala secara fisik sangat berat, perlu kerja keras. Petrus sudah menikah karena tercatat bahwa Yesus menyembuhkan ibu mertuanya. Petrus berusia sekitar 30 tahun ketika dia bertemu dengan Yesus. Dia adalah yang paling tua dari dari antara para Murid.

Para nelayan di Danau Galilea adalah para lelaki tangguh. Menangkap ikan membutuhkan kerja fisik yang sangat berat. Mereka harus menghadapi rasa takut, karena angin topan yang ganas sering muncul tiba-tiba di Danau Galilea. Angin topan itu dapat menggulung perahu kecil mereka dan menenggelamkan orang-oang itu.

Petrus bukan seorang Farisi. Karena dia seorang Yahudi, dia kadang-kadang pergi ke sinagoge. Dia bukan orang sepenuhnya Ortodoks, seperti orang-orang Farisi. Tetapi tidak seperti para nelayan lainnya, Petrus tahu di dalam hatinya bahwa ia adalah orang berdosa. Kemudian dia berkata kepada Yesus, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa” (Lukas 5: 8; hal. 1078).

Jadi, Petrus tidak mulai sebagai orang yang religius, atau seperti orang Kristen yang baik. Dia adalah pribadi yang kasar. Dia harus kasar untuk menjadi seorang nelayan. Dia tidak seperti “orang gereja” yang terdidik. Dia menggunakan bahasa yang buruk dan memiliki temperamen yang buruk. Dia adalah orang berdosa yang melakukan banyak kesalahan.

+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

SEKARANG KHOTBAH-KHOTBAH KAMI DAPAT DIAKSES DENGAN TELEPON SELULER ANDA.
KUNJUNGI WWW.SERMONSFORTHEWORLD.COM.
KLIK TOMBOL WARNA HIJAU DENGAN KATA “APPLIKASI”.
IKUTI INSTRUKSI SELANJUTNYA

+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

Sekarang pikirkan tentang orang yang Anda coba menangkan untuk Kristus. Seperti Petrus, dia bukan “orang gereja” yang tedidik dan sopan. Dia tidak mengerti mengapa dia harus datang ke kebaktian di gereja. Menurutnya tidak ada masalah dengan menghabiskan berjam-jam bermain video game, atau bergaul dengan teman-teman yang masih terhilang. Semua orang yang dia kenal sama seperti dia. Dia memiliki dosa-dosanya. Dia memiliki pemikiran yang salah. Dia memiliki masalah. Anda tidak akan memenangkannya bagi Kristus dengan berdebat dengannya. Sebaliknya, ceritakan kepadanya tentang Yesus. Katakan kepadanya apa yang Yesus lakukan untuk Anda. Bersikap ramah padanya. Dibutuhkan perhatian untuk membawanya ke gereja. Petrus bukanlah orang yang memiliki sopan santun, dan demikian juga dengan orang-orang yang masih terhilang di dunia.

Saudaranya, Andreas, berbicara kepada Petrus tentang Yesus. “Ia mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias, artinya: Kristus” (Yohanes 1:41; hal. 1116). Petrus tidak langsung menjadi Murid saat pertama kali dia mendengar tentang Yesus.

Ini sangat penting. Dalam sebuah esai tentang “decisionisme,” Dr. A. W. Tozer memperjelas bahwa memaksa orang untuk mengucapkan “doa orang berdosa” biasanya tidak menghasilkan orang Kristen sejati, para Murid sejati. Petrus tidak membuat “keputusan” pada saat pertama kali dia mendengar tentang Yesus. Ya, Petrus tertarik. Dia ingin mendengar lebih banyak. Tetapi baru kemudian, setelah Yohanes Pembaptis ditangkap, Petrus memutuskan untuk mengikuti Yesus sebagai Murid.

“Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia” (Markus 1:14-18; hal. 1046).

Setiap orang yang Anda coba untuk pimpin kepada Kristus - pada suatu saat akan memutuskan apakah akan menjadi murid Kristus atau tidak. Inilah perjuangannya. Inilah pertempurannya. Belum berakhir ketika dia datang ke gereja bersama Anda selama beberapa minggu atau bulan. Ini adalah pertempuran berkelanjutan yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Tidak mengetahui tentang inilah yang membuat Kreighton Chan begitu tidak efektif dalam penginjilan. Dia, seperti kebanyakan banyak Decisionis lainnya, berpikir bahwa mereka “ada di dalam” ketika mereka memahami “fakta” mentah tentang Injil. Para Deccisionis seperti Chan dan Waldrip membiarkan orang-orang baru “diterima” terlalu cepat. Mereka tidak menyadari bahwa memenangkan jiwa yang sejati adalah pertempuran yang berkelanjutan. Itulah sebabnya memenangkan jiwa yang sejati membutuhkan hikmat: “Siapa bijak, mengambil hati orang” (Amsal 11:30; hal. 680). Ayat itu juga dapat diterjemahkan, “Dia yang bijak memenangkan jiwa.” Dr. A. W. Tozer dengan bijak berkata,

“Dengan mencoba mendorong semua orang masuk ke dalam satu dari dua pengalaman keselamatan, para pendukung Kekristenan instan memamerkan hukum perkembangan yang berlaku di seluruh alam. Mereka mengabaikan kesucian yang merupakan hasil dari penderitaan, memikul salib, dan kepatuhan praktis. Mereka melewatkan kebutuhan akan pelatihan rohani, perlunya membentuk kebiasaan keagamaan yang benar dan kebutuhan untuk bergulat melawan dunia, iblis dan kedagingan” (The Inadequacy of ‘Instant Christianity’).

Petrus diuji selama masa “perpecahan gereja” yang hebat. Yang lain pergi. Petrus memutuskan untuk tidak pergi. Dia memutuskan untuk tidak pergi dengan yang lain.

“Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” (Yohanes 6:66-69; hal. 1124).

Yesus berkata kepada kedua belas murid itu, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” “Jawab Simon Petrus kepada-Nya: Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal” (Yohanes 6:67, 68). Ada dua hal penting dalam bagian ini.

1. Mereka yang pergi tidak pernah terdengar lagi! Saya telah menemukan, dalam 61 tahun dalam pelayanan, bahwa mereka yang meninggalkan gereja karena perpecahan tidak akan pernah menjadi murid yang kuat. Saya belum pernah melihat orang yang kuat setelah melakukan itu!

2. Jika Petrus pergi bersama dengan orang-orang yang membuat “perpecahan” dia mungkin tidak akan pernah bertobat.

“Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita” (I Yohanes 2:19; hal. 1322).

“Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: "Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka." Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus” (Yudas 18, 19; hal. 1329).

Mereka yang pergi menunjukkan bahwa mereka belum melihat realitas pemuridan Kristen. Menjadi seorang murid, seorang petobat sejati, lebih dari sekadar menghafal beberapa ayat Alkitab, atau mempercayai beberapa doktrin. Pemuridan mencakup keputusan untuk tinggal; dan tidak ada gunanya pergi, karena tidak ada yang berharga “di luar sana.” Petrus melihat ini - tetapi dia belum bertobat!

Saya pikir Anda dapat melihat bahwa memenangkan jiwa adalah proyek besar! Bukan hanya mendapatkan nama atau meminta seseorang untuk berdoa. Ini adalah perjuangan hidup untuk jiwa orang yang hidup!

Pertobatan dan pemuridan lebih dari sekadar iluminasi tentang siapa Yesus itu!

“Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga” (Matius 16:15-17; hal. 1021).

Allah Bapa menunjukkan (menerangi) Petrus untuk mengenal siapa Yesus. Allah menunjukkan kepada Petrus siapa sebenarnya Yesus itu. Tetapi Petrus belum bertobat pada waktu itu!!! Banyak orang berpikir dia bertobat pada waktu itu. Tetapi mereka salah!

Tepat setelah Yohanes menunjukkan kepada Petrus siapa sebenarnya Yesus itu - maka Petrus mulai menolak Injil !!!

“Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia” (Matius 16:21-23; hal. 1022).

Petrus menentang Injil. Dia bahkan menegur Yesus karena mengatakan bahwa Dia akan pergi ke kayu Salib dan dibangkitkan dari kematian. Dia menolak Injil! Jadi, seseorang bisa menjadi pengikut Yesus selama bertahun-tahun dan masih berjuang. Benar sekali!

Petrus membual tentang betapa seakan dia adalah seorang Kristen kuat. Malam sebelum Kristus disalibkan, Petrus berkata kepada-Nya, “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau” (Matius 26:35; hal. 1038). Namun hanya beberapa jam kemudian Petrus menyangkal Yesus tiga kali!

Petrus belum dimenangkan! Dia benar-benar melarikan diri ketika Yesus ditangkap di Getsemani. Dia menyangkal Kristus tiga kali dengan keras. Petrus telah menjadi Murid bersama dengan yang lainnya - tetapi perjuangannya belum berakhir. Dia belum dimenangkan. Dia bahkan belum ada “di dalam”!

Baru setelah Yesus bangkit dari kematian, Petrus akhirnya bertobat. Tercatat dalam Yohanes 20:22,

“Dan sesudah [Yesus] berkata demikian, Ia mengembusi mereka [Petrus dan yang lainnya] dan berkata: Terimalah Roh Kudus” (Yohanes 20:19-22; hal. 1144).

Seorang ahli tafsir Alkitab, John Ellicott memberitahu kita bahwa Rasul Yohanes “ingat bagaimana pengaruh momen itu pada kehidupan mereka di masa depan adalah ciptaan rohani yang baru, yang melaluinya mereka dipanggil dari kematian ke dalam kehidupan” (Ellicott’s Commentary on the Whole Bible). Dan tentu saja, Dr. J. Vernon McGee berkata bahwa inilah saat Petrus dilahirkan kembali, dilahirkan kembali, pada malam Yesus bangkit dari kematian! (Lihat Thru the Bible tafsiran untuk Yohanes 20:22).

Saat itulah Petrus benar-benar percaya kepada Yesus. Dia segera menjadi Rasul yang berani yang berkhotbah di hari Pentakosta dan tiga ribu orang diselamatkan. Kemudian dia mati untuk Kristus daripada menyangkal Dia. Tetapi sebelum semua itu, Petrus mengalami awal yang salah dan kegagalan serta pergumulan dan pemikiran-pemikiran yang salah.

Dapatkah Anda melihat bahwa memenangkan jiwa adalah perjuangan besar dan serius? Itu tidak bisa dilakukan dengan panggilan telepon atau doa. Ini adalah perjuangan hidup bagi jiwa-jiwa pria atau wanita. Itu memerlukan doa-doa Anda. Itu akan membutuhkan kebijaksanaan. Itu akan membutuhkan usaha. Itu akan memakan waktu. Jika Anda memenangkan satu jiwa di seluruh hidup Anda, diberkatilah Anda. Anda telah melakukan banyak hal. Anda telah melakukannya dengan baik. Saya berdoa kiranya Anda dapat melakukannya.

Apakah ini jalan yang terlalu panjang untuk diikuti? Apakah ini terlalu sulit dan panjang? Yesus berkata, “Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya” (Matius 7:14; hal. 1004).

Tetapi ijinkan kami memberikan kata terakhir Petrus untuk khotbah ini. Ini adalah kata-kata terakhir yang ditulis Petrus sebelum dia disalibkan,

“Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya” (II Petrus 3:18; p. 1320).


Jika khotbah ini memberkati Anda Dr. Hymers akan senang mendengar dari Anda. KETIKA ANDA MENULIS KEPADA DR. HYMERS ANDA HARUS MEMBERITAHU BELIAU DARI NEGARA MANA ANDA MENULIS ATAU IA TIDAK DAPAT MENJAWAB EMAIL ANDA. Jika khotbah ini memberkati Anda silahkan mengirim email kepada Dr. Hymers dan ceritakan kepadanya, tetapi selalu jelaskan pada beliau dari negara mana Anda mengirimnya. E-mail Dr. Hymers ada di rlhymersjr@sbcglobal.net (klik di sini). Anda dapat menulis email kepada Dr. Hymers dalam bahasa apapun, namun tulislah dalam bahasa Inggris jika Anda dapat. Jika anda ingin menulis surat kepada Dr. Hymers melalui pos, alamat beliau adalah P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Anda boleh menelepon beliau di (818)352-0452.

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
www.sermonsfortheworld.com.
Klik pada “Khotbah Indonesia.”

Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Anda dapat menggunakannya tanpa
meminta izin kepada Dr. Hymers. Namun, semua video khotbah Dr. Hymers dilindungi
hak cipta dan hanya dapat digunakan dengan izin.