Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




SUATU PARADOKS TENTANG PENGUBURAN KRISTUS

(KHOTBAH NOMER 10 DARI YESAYA 53)

THE PARADOX OF CHRIST’S BURIAL
(SERMON NUMBER 10 ON ISAIAH 53)
(Indonesian)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Malam, 7 April 2013

“Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik [KJV – “para penjahat”], dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat [KJV – “orang kaya”], sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya” (Yesaya 53:9).


Berapa banyak khotbah tentang penguburan Kristus yang kita telah dengar? Saya tidak pernah mendengar bahkan satupun, walaupun saya telah berkhotbah selama 55 tahun dan di gereja selama 59 tahun. Saya tidak pernah ingat bahkan pembacaan satu khotbah tentang penguburan Kristus! Kita seharusnya telah mendengar jauh lebih banyak. Setelah semuanya, penguburan-Nya bukanlah tidak penting. Pada kenyataannya, ini adalah poin kedua dari Injil.

“Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci” (I Korintus 15:3).

Itu adalah poin pertama dari Injil.

“Bahwa Ia telah dikuburkan” (I Korintus 15:4).

Itu adalah poin kedua dari Injil.

Bagaimana mungkin kita dapat mengatakan bahwa kita memberitakan Injil jika kita tidak pernah mengkhotbahkan poin kedua dari Injil itu sendiri? Namun, saya lebih takut lagi kalau ternyata hanya ada sedikit khotbah yang memusatkan pada poin pertama dan ketiga dari Injil! Itu adalah salah satu kelemahan besar dari khotbah zaman modern. Kita harus menjadikan Injil sebagai pusat pemberitaan kita. Kita harus memandang karya Kristus dengan rasa hormat yang lebih, dan menjadikannya yang terutama dalam khotbah kita.

Banyak orang meratapi fakta bahwa hampir tidak ada lagi khotbah yang agung hari ini. Ada sangat sedikit khotbah yang baik hari ini, sungguh sangat sedikit! Namun mengapa hal ini benar? Sebagian besar itu karena begitu sedikit Injil dikhotbahkan. Para pendeta “mengajar orang-orang Kristen” dari pada mengkhotbahkan Injil kepada yang terhilang, bahkan walaupun gereja mereka secara harfiah penuh dengan orang-orang terhilang! “Pengajaran-pengajaran moral” kepada orang-orang yang disebut “Kristen” tidak pernah dapat dianggap sebagai khotbah luar biasa! Ketika Kristus bukanlah sentral, khotbah tidak pernah dapat benar-benar luar biasa!

Pengenalan tentang Injil bukan hanya sekedar mengetahui fakta tentang Kristus. Pengenalan yang sejati adalah pengenalan akan Kristus itu sendiri. Yesus berkata,

“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3).

George Ricker Berry berkata bahwa kata yang diterjemahkan “mengenal” di sini berarti “mengenal… dengan pengalaman” (Greek-English New Testament Lexicon). Untuk menjadi orang-orang Kristen sejati kita harus mengenal Kristus dengan pengalaman. Sekedar mengetahui fakta-fakta itu tidak akan menyelamatkan Anda. Anda harus mengetahui kematian-Nya bagi dosa-dosa kita dengan pengalaman. Anda harus mengetahui penguburan-Nya dengan pengalaman. Anda harus mengetahui kebangkitan-Nya dengan pengalaman. Itulah jalan keselamatan. Itu adalah jalan menuju hidup kekal.

“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3).

Jika Anda tidak memiliki pengalaman ini, saya berharap saya telah membuat Anda merasa tidak nyaman. Karena tak diragukan Anda bukanlah orang Kristen yang sejati, karena Anda belum mengalami pertobatan yang sejati. Anda harus terganggu dan marah sampai Anda mengubah pikiran Anda, menjatuhkan diri di kaki Yesus dan menemukan keselamatan sejati di dalam Dia saja.

Untuk mengenal Kristus, kita harus pergi ke kayu Salib, dan memandang dengan iman kepada Dia yang telah disalibkan untuk menebus dosa-dosa kita. Kita juga harus turun ke dalam kuburan Kristus dengan iman dan

“dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian” (Roma 6:4a),

karena dengan mati bersama Dia “kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4b).

Oleh sebab itu mari kita kembali ke ayat kita untuk mempelajari tentang penguburan-Nya, sehingga kita dapat mengalami itu bersama dengan Dia.

“Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik [KJV – “para penjahat”], dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat [KJV – “orang kaya”], sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya” (Yesaya 53:9).

Kita menemukan dalam ayat ini suatu paradoks tentang penguburan Kristus, suatu kontradiksi yang nyata, teka-teki tentang penguburan-Nya. Dan kemudian kita menemukan jawaban dari teka-teki tersebut.

I. Pertama, suatu paradoks tentang penguburan-Nya.

“Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik [KJV – “para penjahat”], dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat [KJV – “orang kaya”]….” (Yesaya 53:9).

Pada zaman Yesus, kata “penjahat-penjahat” berarti para kriminal. “Orang kaya” adalah orang-orang terhormat. Jadi bagaimana dapat penguburan-Nya bersama dengan orang jahat dan sementara “dalam matinya Ia ada di antara orang kaya”? Ini membingungkan para penafsir Yahudi masa lalu. Ini adalah suatu paradoks, dalam pikiran mereka, ini nampak kontradiksi.

Namun teka-teki ini diselesaikan dalam Injil Yohanes. Yesus mati di kayu salib di antara dua orang penjahat, satu di sebelah kanan-Nya dan yang satu lagi di sebelah kiri-Nya. Mereka adalah yang dinubuatkan dalam ayat kita ini sebagai “para penjahat.” Yesus yang pertama mati, namun kedua penjahat itu masih hidup.

“Karena hari itu hari persiapan [untuk Paskah] dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan” (Yohanes 19:31).

Para prajurit mematahkan kaki kedua penjahat itu. Ini dilakukan agar mereka tidak menahan tubuhnya untuk dapat bernafas, sehingga mereka dapat mati dengan cepat. Salah satu dari mereka menombak lambung-Nya dengan tombak untuk memastikan kematian-Nya. Air bercampur darah keluar dari lambung yang tertombak itu, ini menunjukkan bahwa Ia telah mati.

Ia tidak memerintah di atas tahta gading,
   Ia mati di kayu salib di Kalvari
Bagi orang-orang berdosa di sana Ia berkorban
   Dan Ia memerintah kerajaan-Nya dari kayu salib.
Kayu salib yang hina menjadi tahta-Nya,
   Kerajaan-Nya ada di dalam hati;
Ia menulis kasih-Nya dengan darah,
   Dan mengenakan mahkota duri di kepala-Nya
(“A Crown of Thorns” by Ira F. Stanphill, 1914-1993).

Namun sesuatu yang tak terduga terjadi. Dua orang yang sangat terkemuka meminta tubuh Yesus. Mereka adalah Yusuf dari Arimatea, seorang kaya, dan anggota Sanhedrin Yahudi, dan Nikodemus seorang pemimpin agama Yahudi, yang pernah datang kepada Yesus malam-malam (band. Yohanes 3:1-2). Mereka benar-benar mengambil resiko atas hidup mereka dengan melakukan itu. Dr. McGee berkata,

Jangan terlalu mengkritik orang-orang ini. Pahamilah latar belakang mereka, namun ketika para murid Tuhan semuanya telah terkocar-kacir seperti domba dan menyembunyikan diri, kedua orang inilah yang justru keluar menunjukkan diri secara terbuka (J. Vernon McGee, Th.D., Thru the Bible, Thomas Nelson, 1983, volume IV, p. 494).

Yusuf dari Arimatea dan Nikodimus mengambil tubuh Yesus. Yusuf adalah seorang kaya dan ia meletakkan tubuh Yesus di kuburan barunya,

“dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia” (Matius 27:60).

Jadi paradoksi tentang penguburan Yesus telah dijelaskan di sini. Ya, Ia membuat kubur-Nya bersama dengan para penjahat, dengan kematian-Nya di atas kayu salib bersama dengan dua orang penjahat. Namun Ia dikuburkan “dalam matinya ia ada di antara orang kaya” (Yesaya 53:9), dalam kuburan orang kaya. Kristus telah mengalami kematian sebagai penjahat, namun Ia diberikan kuburan terhormat bersama dengan orang kaya. Ini menunjukkan bahwa penghinaan terhadap Tuhan kita telah berakhir. Tubuh-Nya tidak ada di pekuburan umum bersama dengan kedua penjahat itu. Ia dikuburkan di tempat terhormat, dalam kuburan orang yang sangat kaya dan sangat terhormat. Dan melalui paradoks yang sering menjadi teka-teki bagi para rabi zaman dulu yang mempelajari ayat kita ini telah dapat dijelaskan.

“Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik [KJV – “para penjahat”], dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat [KJV – “orang kaya”]….” (Yesaya 53:9).

Namun ada alasan lain mengapa Kristus menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik dan dengan orang kaya. Sebagaimana telah saya katakan, orang Yahudi berpikir tentang para kriminal dan pelanggar hukum sebagai “orang jahat,” dan mereka berpikir tentang “orang kaya” sebagai orang-orang yang patut dihormati. Fakta bahwa Yesus “menempatkan kubur-Nya” di antara kedua kelompok orang ini menunjukkan bahwa para rabi zaman dulu salah dalam memisahkan “orang jahat” dan “orang kaya.” Mereka bukan dua kelompok sama sekali. Kedua kelompok tersebut adalah orang-orang berdosa.

Dan itu juga benar pada hari ini. Orang-orang terhormat adalah orang-orang berdosa yang setara dengan orang-orang yang mereka sebut “penjahat.” Ketika saya duduk menulis bagian khotbah ini seorang telemarketer menelepon saya, meminta donasi untuk pelayanan “konservatif.” Sang penelepon berkata, “Yang mana berikut ini yang Anda pikir isu paling penting yang dihadapi Amerika – aborsi, gagal mendukung Israel, atau pernikahan sesama jenis?” Saya berkata, “Tak satupun dari ketiganya. Isu yang paling penting yang sedang dihadapi oleh Amerika adalah fakta bahwa banyak pendeta tidak berkhotbah tentang dosa dari para anggota gerejanya.” Apa yang saya maksudkan? Maksud saya adalah bahwa aborsi, pernikahan sesama jenis dan kegagalan mendukung Israel adalah gejala-gejala, bukan penyakit yang sesungguhnya, namun hanya sebagai gejala-gejala dari penyakit itu. Anda dapat mengobati gejala-gejala itu, namun tidak akan sembuh untuk selamanya kecuali jika Anda menyembuhkan penyakit yang mendasarinya. Dan penyakit itu adalah dosa – dosa yang sedang membunuh baik liberal maupun konservatif; dosa yang sedang menghancurkan baik kaum Demokrat maupun Republik; dosa yang sedang mencelakakan baik “orang jahat” maupun “orang kaya.”

Dosa terletak di dalam hati. Hati manusia bersalah, bukan hanya tindakan-tindakan luarnya. Dosa mengendalikan pikiran-pikiran dan keinginan hati terdalamnya. Hati Anda yang penuh dosa meminta Anda untuk memikirkan tentang hal-hal yang salah. Kemudian natur Anda yang penuh dosa mendorong Anda untuk memberontak melawan Allah dan melakukan dosa yang Anda sedang pikirkan. Dosa mendominasi kehidupan batiniah Anda dan memimpin Anda untuk memberontak melawan otoritas, memberontak melawan Allah. Pemberontakan hati Anda melawan Allah begitu kuat sehingga tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk mengubahnya, atau mematahkan kendalinya atas Anda. Anda harus dibawa ke tempat di mana Anda berkata bersama Rasul Paulus, “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:24). Hanya setelah itu Anda akan memahami pentingnya Yesus yang meletakkan kubur-Nya di antara “orang jahat” dan “orang kaya” – “di dalam kematian-Nya.” Apapun latar belakang Anda, Kristus telah mati dan dikuburkan agar dosa-dosa Anda dapat diampuni dan dihapuskan. sebagaimana Dr. J. Wilbur Chapman menulis dalam salah satu himnenya, “Dikuburkan, Ia membawa pergi jauh-jauh dosa saya” (“One Day” by Dr. J. Wilbur Chapman, 1859-1918). Hanya Kristus yang dapat mengampuni dosa Anda! Hanya Kristus yang dapat mengubah pemberontakan hati Anda karena dosa!

“Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat” (Yesaya 53:9).

II. Kedua, paradoks itu dijelaskan.

Bagian kedua dari ayat kita ini menunjukkan mengapa Kristus, walaupun mati secara tidak terhormat bersama dengan dua penjahat, namun dikuburkan secara terhormat di kuburan yang terhormat. Mari kita berdiri dan membaca bagian kedua, mulai dengan kata-kata, “sekalipun ia tidak berbuat kekerasan…” (Yesaya 53:9).

“Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya” (Yesaya 53:9).

Silahkan duduk kembali.

Ini memberikan alasan mengapa Yesus dikuburkan secara terhormat. Penghormatan ini diberikan kepadanya karena Ia tidak berbuat kekerasan; atau merugikan siapapun. Ia tidak melakukan kesalahan misalnya memberontak atau mencuri, atau membunuh atau tindak kejahatan lainnya. Ia tidak pernah meresahkan rakyat, atau mulai menghasut mereka untuk menentang pemerintahan Yahudi maupun Romawi. Dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Ia tidak pernah mengajarkan pengajaran menyesatkan. Ia tidak pernah menipu atau menyesatkan orang, seperti yang dituduhkan kepada-Nya. Semua itu adalah fitnah. Ia tidak berusaha untuk menarik siapapun dari penyembahan yang benar kepada Allah. Ia secara terus menerus menegakkan dan menghargai kitab Musa, dan para nabi. Ia bukanlah musuh dari agama dan Negara mereka. Sesungguhnya, Ia tidak melakukan kesalahan dan dosa. Rasul Petrus berkata bahwa Kristus,

“tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya”
       (I Petrus 2:22).

Dr. Young berkata, “[Kristus] dikuburkan secara terhormat setelah kematiannya yang tidak terhormat, karena Dia secara sempurna tanpa dosa. [Sejak] Ia tidak melakukan tindakan seperti yang dilakukan oleh orang-orang jahat yang memusuhi-Nya, Ia tidak seharusnya menerima penguburan secara tidak terhormat bersama dengan mereka, namun Ia dikuburkan secara terhormat di kuburan orang kaya.”

Itu mengingatkan saya tentang Winston Churchill, yang lebih memilih dikuburkan di samping kuburan ayahnya di pekuburan gereja, dari pada apa yang ia anggap penguburan yang kurang terhormat di antara musuh-musuh ayahnya, dan musuh-musuhnya sendiri, di antara orang-orang yang pernah mengkhianati Inggris, namun ia dikuburkan dengan upacara pemakaman yang meriah di Westminster Abey, meskipun di balik belasungkawa mereka ada wajah kejahatan.

Yesus, tentu saja, adalah manusia terbesar yang pernah hidup. Ya, Ia dulu dan sekarang adalah manusia, “yaitu manusia Kristus Yesus” (I Timotius 2:5). Kebesaran-Nya terletak pada fakta bahwa Ia telah memberikan hidup-Nya dengan sepenuh hati untuk membayar dosa-dosa kita dalam pemandangan Allah Bapa. Beberapa saat sebelum Ia disalibkan, Yesus berkata,

“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13).

Kayu salib yang hina menjadi tahta-Nya,
   Kerajaan-Nya ada di dalam hati;
Ia menulis kasih-Nya dengan darah,
   Dan mengenakan mahkota duri di kepala-Nya

Dan sekarang, sahabatku, apakah yang akan Anda lakukan dengan Yesus yang disebut Kristus itu? Seperti C. S. Lewis menegaskan, ada dua kemungkinan respon – “Anda dapat meludahi Dia atau membunuh Dia sebagai iblis; atau Anda dapat tersungkur di kaki-Nya dan memanggil Dia Tuhan dan Allah.” Yang mana yang akan Anda lakukan? Satu-satunya alasan ketiga adalah mengabaikan Dia sama sekali, dan menjalani hidup Anda seperti seolah-olah sakit dan penderitaan-Nya tidak berarti apa-apa. Saya merasa sangat sedih melihat mereka yang memperlakukan sang Juruselamat dengan tidak hormat. Saya berdoa agar Anda tidak akan menjadi salah satu dari mereka. Mereka adalah orang-orang yang T. S. Eliot sebut “The Hollow Men” -- yaitu orang-orang yang hidup hanya untuk kesenangan sesaat. Ya, saya berdoa kiranya Anda tidak akan menjadi salah satu dari antara mereka, karena mereka akan memiliki tempat yang sangat dalam di Neraka.

Jangan lupa Getsemani;
   Jangan lupa sengsara-Nya;
Jangan lupa cinta Tuhan
   Pimpin ke Kalvari
(“Lead Me to Calvary” oleh Jennie E. Hussey, 1874-1958).

Saya berdoa kiranya Anda mau datang kepada Yesus, percaya kepada Dia dengan segenap hati Anda, dan berpindah dari kematian kepada hidup dalam pertobatan Kristen yang sejati.

Mari kita berdiri bersama. Jika Anda ingin berbicara dengan kami tentang bagaimana disucikan dari dosa oleh Yesus, silahkan melangkah ke belakang ruangan ini sekarang juga. Dr. Cagan akan membawa Anda ke tempat yang tenang di mana kita dapat berbicara. Mr. Lee, silahkan maju ke dapan dan berdoa untuk mereka yang telah berespon.

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia.”

Anda dapat mengirim email kepada Dr. Hymers dalam bahasa Inggris ke
rlhymersjr@sbcglobal.net (Click Here) – atau Anda juga boleh mengirim surat kepadanya
ke P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Atau telepon beliau di (818)352-0452.

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Yesaya 53:1-9.
Persembahan Pujian Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“A Crown of Thorns” (oleh Ira F. Stanphill, 1914-1993)/
“Lead Me to Calvary” (oleh Jennie E. Hussey, 1874-1958).


GARIS BESAR KHOTBAH

SUATU PARADOKS TENTANG PENGUBURAN KRISTUS

(KHOTBAH NOMER 10 DARI YESAYA 53)

THE PARADOX OF CHRIST’S BURIAL
(SERMON NUMBER 10 ON ISAIAH 53)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

“Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik [KJV – “para penjahat”], dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat [KJV – “orang kaya”], sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya” (Yesaya 53:9).

(I Korintus 15:3-4; Yohanes 17:3; Roma 6:4)

I.   Pertama, suatu paradoks tentang penguburan-Nya, Yesaya 53:9a;
Yohanes 19:31; Matius 27:60; Roma 7:24.

II.  Kedua, paradoks itu dijelaskan, Yesaya 53:9b; I Petrus 2:22;
I Timotius 2:5; Yohanes 15:13.