Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




MEMINTA ROTI UNTUK ORANG-ORANG BERDOSA

ASKING BREAD FOR SINNERS
(Indonesian)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu Pagi, 14 Oktober 2012


Mari bersama saya membuka Alkitab dari Lukas 11:5. Ayat itu terdapat pada halaman 1090 dalam Alkitab bahasa Inggris Scofield Study Bible. Mari kita berdiri dan membacakan Firman Allah ini,

“Lalu kata-Nya kepada mereka: Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Lukas 11:5-13).

Anda dipersilahkan duduk kembali.

Minggu yang lalu saya membaca suatu studi oleh Pew Forum on Religion and Public Life (Forum tentang Agama dan Kehidupan Masyarakat) yang mengatakan bahwa jumlah orang-orang Protestan di Amerika telah mengalami penurunan sebesar 14% dalam empat puluh tahun terakhir ini. Pada tahun 1972 62% orang Amerika adalah Protestan. Hari ini jumlah itu menurun menjadi 48%, suatu penurunan 14% dalam suatu jangka waktu. United Methodist Church (Gereja Persatuan Methodis) menyusut sekitar 800 ribu dalam sepuluh tahun terakhir ini saja (Los Angeles Times, 10 Oktober 2012, hlm. AA1). Laporan itu mengatakan bahwa orang-orang yang telah berhenti pergi ke gereja “mengungkapkan kekecewaan mereka dengan organisasi-organisasi keagamaan yang terlalu konsen dengan uang, kekuasaan, pemerintahan dan politik.” Laporan itu mengimplikasikan bahwa banyak orang tidak merasakan kebutuhan rohani mereka terpenuhi di gereja-gereja Protestan ini hari ini. Terutama ini berlaku pada anak-anak muda, yang sedang berbondong-bondong meninggalkan gereja-gereja itu.

Perikop Kitab Suci yang baru saja kita baca memberikan alasan mengapa begitu banyak anak muda meninggalkan gereja-gereja itu. Pada ayat enam Yesus memberikan alasan itu,

“Seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya” (Lukas 11:6).

Suatu pengakuan! “Aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya.” Itulah yang banyak dirasakan oleh anak muda ketika datang ke geraja hari ini. Mereka merasa demikian karena gereja tidak menawarkan kepada mereka sesuatu yang mereka butuhkan! Semua yang mereka dengar hanyalah berbicara tentang uang, kekuasaan, dan politik! Gereja-gereja tidak memiliki sesuatu yang memuaskan mereka, tidak memiliki sesuatu yang dapat dihidangkan kepada mereka kecuali konsen pada masalah politik, atau pengajaran Alkitab ayat per ayat! Tidak ada sesuatu untuk dihidangkan kepada mereka! Tidak ada kuasa! Tidak ada realita! Tidak ada kehidupan! Tidak ada apapun untuk dihidangkan kepada mereka!

Itulah yang saya rasakan ketika pertama kali saya pergi ke gereja sebagai anak remaja. Tetangga membawa saya pergi ke sebuah gereja Baptis ketika saya berusia tiga belas tahun. Saya aktif ke gereja selama beberapa tahun karena aktivitas-aktivitas yang mereka miliki untuk anak-anak muda. Namun saya berpikir sedikit tentang Allah. Tidak ada yang benar-benar menarik saya secara spiritual di gereja ini. Akhirnya saya bersiap untuk berhenti ke gereja sama sekali. Namun secara kebetulan saya membaca biografi tentang James Hudson Taylor, seorang misionaris perintis ke China, dan versi singkat John Wesley’s Journal. Saya terpesona oleh kehidupan Kristen yang saya baca dalam dua buku tersebut. Saya merasa seperti orang muda dalam novel Perjalanan Seorang Musyafir yang berseru, “Hidup! Hidup!” ketika ia lari dari Kota Kebinasaan, untuk mencari Kristus. Demi mencari kehidupan rohani, saya bergabung menjadi anggota sebuah gereja Baptis Tionghoa. Tidak lama setelah saya bergabung dengan gereja itu, Dr. Timothy Lin menjadi gembalanya. Dr. Lin menekankan doa, Kedatangan Kristus yang Kedua, kebangunan rohani, dan tema-tema rohani lainnya. Sekitar waktu itu saya dipertobatkan di kebaktian chapel di Biola College, ketika saya mendengar khotbah yang penuh kuasa tentang Kedatangan Kristus yang Kedua oleh Dr. Charles J. Woodbridge. Pada kebaktian itu, dan di gereja Tionghoa itu, saya akhirnya menemukan makanan rohani. Sebelum itu, ketika saya pergi ke gereja Baptis lainnya, mereka tidak memiliki apa-apa untuk dihidangkan kepadaku! Gereja hanya suatu ritual, dan khotbah-khotbah dan studi-studi Alkitab yang tidak memiliki kehidupan di dalamnya, tidak ada sesuatu untuk memberi makan jiwaku! Sepertinya semua ini telah dirancang untuk menyenangkan para wanita muda dan suami-suami mereka. Itu bukanlah agama yang dinamis, yang menantang. Pergi ke gereja yang kering dan mati. Sama sekali tidak ada sesuatu untuk menarik anak muda seperti saya. Itu membawa kita ke perikop Kitab Suci kita, yang Scofield Study Bible sebut “Perumpamaan tentang Sahabat yang Mendesak.”

Dalam perumpamaan ini seorang sahabat datang mengunjunginya pada tengah malam. Ia tidak memiliki apa-apa untuk dihidangkan kepadanya, tidak ada roti untuk diberikan kepada tamunya malam itu. Sehingga ia pergi ke rumah teman dekatnya dan mengetok pintu, dan bekata, “Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti.” Dari balik pintu yang terkunci itu, ia mendengar tetangga itu berkata bahwa ia sedang tidur dan tidak mau bangun. Namun orang itu tidak menjawab tidak! Ia terus menggedor pintu itu sampai tetangganya bangun dan memberikan dia roti yang ia butuhkan untuk menjamu tamunya. Yesus mengaplikasikan perumpamaan ini dengan berkata,

“Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan” (Lukas 11:9-10).

Dan Yesus mengakhiri perumpamaan itu dengan menjelaskan kepada kita tentang apa yang direpresentasikan oleh roti itu – “apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Lukas 11:13). Roti itu merepresentasikan Roh Kudus.

Beberapa dari Anda hadir di sini untuk pertama kalinya pada pagi ini. Beberapa lagi dari antara Anda baru beberapa minggu hadir di gereja ini. Kami harus mengakui bahwa kami, juga tidak memiliki apa-apa untuk dihidangkan bagi Anda yang akan memuaskan jiwa Anda, dan menginspirasi Anda untuk menjadi murid Kristus. Seperti orang dalam perumpamaan ini, kami tidak memiliki apa-apa untuk dihidangkan kepada Anda yang memuaskan rasa lapar rohani Anda! Jika kami bergantung pada diri kami sendiri, kami tidak akan memiliki apapun untuk Anda selain beberapa hymne, khotbah, dan pesta ulang tahun! Hanya itulah yang kami miliki untuk sahabat-sahabat seperti Anda! Kami tidak memiliki kuasa dan pengubah kehidupan untuk diberikan kepada Anda. Oleh sebab itu kami jujur mengakuinya kepada Allah,

“Seorang sahabatku… singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya” (Lukas 11:6).

Dan ketika kami mulai berdoa untuk Anda, Allah seakan berkata kepada kami, “Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup… aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara” (Lukas 11:7). Allah tidak menjawab kami, bahkan walaupun kami telah berdoa dan berpuasa setiap Sabtu. Saya harus mengakui di hadapan Anda bahwa kadang-kadang kami telah merasa seperti menyerah. Iblis telah melemparkan satu demi satu penghalang di depan kami ketika kami berpuasa dan berdoa kepada Allah untuk memberikan roti kepada Anda. Nampak seakan Setan telah memasang penghalang baru setiap akhir pekan, menghentikan doa-doa kami sebelum dijawab. Akhir minggu yang lalu secara literal ia mencoba membunuh saya pada suatu kecelakaan, menghalangi saya untuk berkhotbah tentang doa pada ibadah malam. Kami merasa ini sangat berat “bertahan melawan tipu muslihat Iblis” (Efesus 6:11). Dan Allah nampak seakan tidak menjawab doa-doa kami untuk Anda. Allah seakan berkata, “Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup… aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara” (Lukas 11:7).

Namun saudara dan saudari Kristen kami perlu mengingat apa yang Yesus katakan kepada kita dalam perumpamaan ini,

“Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya” (Lukas 11:8).

Kata “importunity” (“desakan”) dalam teks Yunani berarti “ketekunan yang tidak tahu malu.” Dr. R. C. H. Lenski berkata,

      Pengemis ini tidak punya malu untuk mengganggu teman sedemikian rupa, dia sedang meregang persahabatan terlalu jauh, namun ia berhasil karena sikap tak tahu malunya yang sangat itu. Ilustrasi ini merupakan suatu dorongan yang kuat untuk berdoa, jangan biarkan apapun menghalangi kita dari berdoa, dan dorongan itu terletak pada janji yang tersirat bahwa doa kita akan menerima jawaban bahkan sebagaimana Yesus nyatakan secara eksplisit di ayat 9 (R. C. H. Lenski, Ph.D., The Interpretation of St. Luke’s Gospel, Augsburg Publishing House, 1961 edition, hlm. 625-626).

“Karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.” Amin! Kita harus terus memohon tanpa tahu malu. Ya. Pada ayat 9 dan 10 Yesus dengan jelas mengatakan,

“Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan” (Lukas 11:9-10).

“Ketekunan yang tidak tahu malu” dari doa yang kuat akan mendapatkan jawaban persis seperti apa yang dimohonkan! Kristus mengatakan kepada kita untuk meminta, mencari, dan mengetok dalam doa. Dr. John R. Rice berkata, “Kita harus menerjemahkan ayat-ayat ini demikian, ‘Aku berkata kepadamu, teruslah meminta, dan hal itu akan diberikan kepadamu; teruslah mengetuk dan hal itu akan dibukakan bagimu. Bagi setiap orang yang terus meminta, menerima. Dan kepadanya yang terus mengetuk maka pintu akan dibukakan.’ Bentuk dalam bahasa Yunani memiliki makna terus-menerus meminta, mencari, mengetuk. Terpujilah atas jaminan yang Allah berikan di sini bahwa setiap orang di sini yang benar-benar terus meminta, menerima dan setiap orang yang benar-benar terus mencari, menemukan, dan semua orang yang terus mengetuk pintu Allah untuk meminta roti bagi orang-orang berdosa akan mendapati pintu terbuka dan roti itu diberikan. Ya, sebanyak roti yang ia butuhkan untuk orang-orang berdosa, Tuhan mengirimkan kepadanya!” (John R. Rice, D.D., Prayer: Asking and Receiving, Sword of the Lord Publishers, edisi 1970, hlm. 94, 95). Dr. Martyn Lloyd-Jones berkata,

      Saya memuji Anda yang mau membaca biografi-biografi orang-orang yang pernah dipakai Tuhan dalam Gereja sepanjang abab, khususnya pada masa kebangunan rohani. Dan Anda akan menemukan keteguhan suci yang sama ini…, Oh, itu adalah rahasia menyeluruh dari doa, yang kadang-kadang saya pikirkan. Seorang Puritan seperti Thomas Goodwin dalam eksposisinya tentang meterai Roh dalam Efesus 1:13 menggunakan istilah yang luar biasa. Ia berkata, “Desaklah Dia karena itu, desaklah Dia karena itu.” Jangan tinggalkan [Allah] sendiri. Gangu Dia dengan janji-janji-Nya sendiri. Katakan kepada-Nya apa yang telah Ia katakan untuk Ia lakukan. Kutiplah Kitab Suci untuk-Nya… Itu menyenangkan-Nya. Seorang anak mungkin sedikit kurang ajar, tidak peduli demikian, terlepas dari semua itu ayah menyukainya. Dan Allah adalah Bapa kita, dan Ia mengasihi kita, dan Ia senang mendengar kita mengingatkan janji-janji-Nya, mengutip perkataan-perkataan-Nya untuk Dia, dan berkata, dalam terang ini, dapatkah Engkau menahan [dari menjawab saya]? Itu menyenangkan hati Allah. Desaklah Dia! [Artinya, permohonan yang Ia jawab untuk Anda itu karena Ia telah berjanji untuk melakukannya!] (D. Martyn Lloyd-Jones, M.D., Revival, Crossway Books, 1987, hlm. 197).

Dan tempat yang baik untuk memulai haruslah dengan mengutip ayat 9 dan 10,

“Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan” (Lukas 11:9-10).

Kemudian katakan, “Allah, Engkau telah berjanji jika saya terus meminta Engkau akan memberikan kepada saya apa yang telah saya doakan. Engkau telah berjanji bahwa jika saya terus mengetok dalam doa Engkau akan membukakan pintu dan memberikan kepada saya apa yang saya minta. Sekarang, Tuhan, saya meminta Engkau memenuhi perkataan-Mu. Saya sedang meminta. Saya sedang mengetok. Oh Tuhan, saya berharap Engkau membukakan pintu dan memberikan kepada saya persis seperti apa yang saya minta. Oh Tuhan, Engkau berkata bahwa setiap orang yang terus meminta, menerima. Sekarang saya sedang melakukan apa yang Engkau katakan, Tuhan. Saya terus meminta kepada-Mu. Engkau telah berjanji dalam Lukas 11:10 bahwa saya akan menerima apa yang saya mintakan. Oh Tuhan, saya berharap Engkau mengingat janji-Mu dalam Lukas 11:10! Saya meminta Engkau memberikan kepada saya permintaan saya. Saya mendesak Engkau karena itu – berdasarkan janji-Mu! Saya mendesak karena itu. Saya mendesak Engkau karena itu! Dan saya akan terus mengganggu Engkau sampai Engkau memberikan apa yang saya doakan!” Itulah caranya laki-laki atau perempuan berdoa pada zaman dulu, ketika Allah membukakan pintu-pintu Sorga dan mencurahkan kebangunan rohani. Dan itulah cara laki-laki maupun wanita berdoa hari ini di Republik Rakyat China. Tidak heran puluhan ribu orang bertobat di China setiap minggunya! Orang-orang Kristen di sana tanpa malu-malu menggedor pintu Sorga sampai Allah memberikan kepada mereka apa yang mereka mintakan!

Dan apakah “roti” yang orang tidak tahu malu ini mintakan pada tengah malam,. Menggedor pintu sahabatnya? Roti yang demi itu ia terus meminta, mencari, dan mengetok adalah Roh Kudus! Apalagi yang dibutuhkan oleh orang-orang berdosa kalau bukan itu? Di akhir ayat 13, Kristus berkata, “Apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Lukas 11:13). Catatan Scofield melenceng pada poin ini. Para prajurit doa tidak meminta Roh Kudus untuk dirinya sendiri. Ia berdoa memohon Roh Kudus untuk sahabatnya yang masih terhilang dalam ayat 6, tentang siapa ia berkata,

“Seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya.”

Sungguh, jika Allah tidak memberikan Roh Kudus, sebagai jawaban doa-doa Anda, Anda tidak memiliki apapun untuk diberikan kepada orang-orang berdosa yang masih terhilang! Dr. John R. Rice berkata,

      Yesus tidak meletakkan dalam kata-kata yang tepat sebelum di akhir pelajaran tentang doa ini... bahwa Ia sedang mengajar murid-murid untuk berdoa meminta Roh Kudus…yang sungguh-sungguh membawa kebangunan rohani, menginsafkan orang-orang berdosa dan mempertobatkan mereka, yang memberikan hikmat dan kuasa dan pimpinan kepada hamba Allah! Ketika kita berdoa meminta roti untuk orang-orang berdosa, kita sungguh memaksudkan bahwa kita membutuhkan… Roh Kudus Allah (Rice, ibid., hlm. 96).

Sekarang saya sedang berbicara kepada beberapa dari antara Anda yang masih terhilang. Roh Kudus disimbolkan dengan roti dalam perumpamaan ini. Roh Kudus adalah apa yang Anda perlukan lebih dari apapun! Jika Roh Kudus tidak turun atas Anda dalam ibadah di gereja ini Anda tidak akan pernah diinsafkan dari dosa-dosa Anda. Yesus berkata,

“Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa”
       (Yohanes 16:8).

Kami sedang berdoa kiranya Roh Kudus turun dan membuat seorang berdosa yang terhilang seperti Anda merasakan dosa yang mengerikan di dalam hati Anda, membuat Anda merasakan betapa jahat dan dalamnya dosa Anda. Jika Roh Kudus tidak pernah membuat Anda merasakan semua itu Anda tidak akan pernah benar-benar merasakan kebutuhan Anda akan Kristus.

Kemudian, juga, kami sedang berdoa kiranya Roh Allah menarik Anda kepada Kristus untuk memperoleh keselamatan penuh. Yesus berkata,

“Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku” (Yohanes 6:44).

Jadi, kami sedang berdoa kiranya Allah mengirim Roh-Nya untuk menarik Anda kepada Yesus, karena hanya Yesus yang dapat menyelamatkan Anda dari dosa dan Neraka.

Sampai sekarang Anda hanya mendengar fakta-fakta tentang Injil. Anda hanya mendengar bahwa Yesus telah mati di kayu Salib untuk membayar penghukuman bagi dosa-dosa Anda. Anda hanya mendengar bahwa Darah Yesus dapat menyucikan semua dosa Anda dan membenarkan Anda dalam pandangan Allah. Anda hanya mendengar bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati, dan sekarang hidup di Sorga, dalam dimensi lain, sedang berdoa untuk Anda. Anda hanya mendengar fakta-fakta ini, namun Anda tidak pernah mengalaminya dalam hidup Anda sendiri. Dan Anda tidak pernah dapat mengalami fakta-fakta yang luar biasa ini jika Anda hanya duduk di gereja Minggu demi Minggu dan hanya mendengar tentang semua itu. Sesuatu yang lebih dari sekedar mendengar tentang fakta-fakta itu harus terjadi pada Anda atau Anda tidak akan pernah dapat diselamatkan!

Roh Kudus harus turun dan membuat Anda merasa penuh dosa. Roh Kudus harus turun dan menarik Anda kepada Yesus. Roh Kudus harus turun memberikan Anda perjumpaan Allah-manusia bersama Kristus yang hidup. Perlu mujizat untuk menarik Anda kepada Kristus. Perlu mujizat untuk membuat Anda dilahirkan kembali. Dan hanya Roh Allah yang dapat membuat mujizat itu terjadi dalam kehidupan Anda. Jika Roh Kudus tidak hadir untuk memenuhi kebutuhan rohani Anda dalam kebaktian kita kami hanya dapat berkata,

“Seorang sahabatku… singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya” (Lukas 11:6).

Itulah sebabnya mengapa kemarin kami berpuasa dan berdoa untuk keselamatan Anda. Kami terus meminta. Kami terus mencari. Kami terus mengetok – sampai Allah membukakan Sorga dan mengirimkan Roh-Nya untuk mempertobatkan Anda. Yesus berkata bahwa “Bapa akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Lukas 11:13). Dan kami sedang berdoa untuk Anda. Kami sedang meminta kepada Allah untuk mengirim Roh-Nya untuk menginsafkan Anda dari dosa, dan menarik Anda kepada Kristus dalam pengalaman pertobatan yang ajaib!

Mari berdiri sementara Mr. Lee maju ke depan untuk berdoa kepada Allah kiranya mengirim Roh-Nya untuk menginsafkan Anda dari dosa, dan menarik Anda kepada Yesus, untuk menyucikan dosa Anda dengan Darah-Nya yang mahal (Mr. Lee berdoa). “Engkau ku doakan.” Nyanyikan refren ini!

Engkau ku doakan, Engkau ku doakan,
   Engkau ku doakan,
Ku doakan kau
   (“I Am Praying For You” oleh S. O’Malley Clough, 1837-1910/
     Terjemahan Nyanyian Pujian No. 145).

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia.”

You may email Dr. Hymers at rlhymersjr@sbcglobal.net, (Click Here) – or you may
write to him at P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Or phone him at (818)352-0452.

Doa Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan.
Persembahan Pujian Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“I Am Praying for You” (oleh S. O’Malley Clough, 1837-1910).