Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




KESEDIHAN, BEBAN, DAN DUKACITA MENDALAM

(GRIEF, HEAVINESS, AND DEEP SORROW)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Calvary Road Baptist Church, Monrovia, California
Sabtu Malam, 1 Januari 2011

“Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian” (II Korintus 7:10).


Dua macam dukacita yang muncul dalam ayat ini, dukacita menurut kehendak Allah dan dukacita yang dari dunia ini. Kata Yunani yang diterjemahkan “dukacita” di sini adalah “lupē.” Kata ini berarti “kesedihan, beban, dukacita mendalam.” Di sini ada dua macam dukacita.

I. Pertama, dukacita yang dari dunia ini.

“Dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.” Dr. John Gill (1697-1771) berkata bahwa dukacita dari dunia ini adalah dukacita yang “umum bagi orang-orang dunia, seperti Kain, Firaun, Yudas, dan lainnya; dukacita itu lahir dari prinsip-prinsip duniawi… seringkali itu tidak lebih dari keprihatinan atas hilangnya hal-hal duniawi, karena ketidak-puasan dalam kepuasan duniawi… berbagai kesenangan” (John Gill, D.D., An Exposition of the New Testament, The Baptist Standard Bearer, 1989 reprint, volume II, hal. 804; catatan untuk II Korintus 7:10). Ini bukan dukacita karena dosa memberontak kepada Allah yang suci. Dukacita itu muncul untuk mengasihani diri Anda sendiri, bukan dukacita karena dosa. Ini adalah dukacita Kain, yang berkata,

“Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung” (Kejadian 4:13).

Kain tidak mentaati Allah dengan sengaja memberikan persembahan yang salah. Ketika persembahan itu ditolak, apakah Kain memiliki dukacita menurut kehendak Allah? Ia tidak memilikinya! Ia menjadi marah kepada Allah. Ketika ia membunuh Habel adiknya, apakah ia memiliki dukacita menurut kehendak Allah? Orang akan berpikir bahwa ia akan merasakan kesedihan, beban dan dukacita mendalam karena telah melakukan dosa yang sangat kejam. Namun ia tidak merasakan itu! Ia hanya berusaha mengasihani dirinya sendiri, bukan karena dosanya. Ia berkata kepada Allah,

“Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung” (Kejadian 4:13).

Perhatikanlah egoisme di dalam orang itu! “Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung.” Perhatikan kata ganti orang, “ku” di sini. Ia memaafkan atau sedih untuk dirinya sendiri – namun ia tidak sedih karena dosanya. Mengerikan! Menjijikkan!

Namun beberapa dari Anda tidak lebih baik dari dia. Beberapa dari Anda pernah menangis di setiap kebaktian. Namun mereka tidak menangis karena dukacita untuk dosa-dosa yang telah Anda lakukan. “Kasihanilah aku,” hati yang berpusat pada keegoisan Anda berkata,

“Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung” (Kejadian 4:13).

Anda tidak berdukacita atas apa yang telah Anda lakukan terhadap orang lain dengan dosa-dosa Anda. Anda yang tidak berdukacita, menderita dan sedih atas apa yang telah Anda lakukan terhadap orang tua dan sahabat-sahabat Anda, tidak mungkin berdukacita, sedih dan menderita atas Kristus yang menyelamatkan Anda dari dosa-dosa Anda. Tidak! Tidak sama sekali! Anda hanya sedih karena mengasihani diri Anda sendiri, dan Anda tidak memiliki dukacita samasekali atas semua dosa yang telah Anda lakukan melawan Allah yang suci, dan penderitaan Anak-Nya.

“Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung” (Kejadian 4:13).

ini adalah ratapan untuk mengasihani diri Anda sendiri. Seseorang yang tetap egois, seperti Kain, tidak pernah dapat bertobat, karena “dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian” (II Korintus 7:10). Anda akan tetap “mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa” (Efesus 2:1) sekarang, dan pada akhirnya jiwa Anda akan masuk ke dalam Neraka, di mana Anda akan terus berada di sana untuk selama-lamanya sambil mengasihani diri Anda sendiri, dan bukan karena dosa Anda. Perhatikan! Orang Kaya itu di Neraka tetap mengasihani dirinya sendiri, bukan karena dosa-dosanya. Ia tidak menjerit karena dosa-dosanya. Tidak! Tidak!

“Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku…. sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini” (Lukas 16:24).

“Aku.” “Aku.” Egois untuk selama-lamanya! Seperti Kain, ia adalah orang yang tidak pernah merasakan dukacita karena dosa-dosanya. Bahkan di dalam Neraka ia hanya mengasihani dirinya sendiri. Ia hanya berdukacita untuk dirinya sendiri. Ia tidak pernah merasa dukacita karena dosa-dosanya. “Dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian” – kematian kedua, dalam nyala api Neraka. Tidak ada keselamatan yang dapat datang kepada orang di Neraka untuk selamanya. Ini sudah sangat terlambat untuk diselamatkan selamanya. Selama-lamanya Anda akan berseru mengasihani diri sendiri seperti Kain,

“Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung” (Kejadian 4:13).

Untuk selama-lamanya Anda akan berseru seperti Orang Kaya itu,

“kasihanilah aku….sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.”

Namun tidak ada belaskasihan yang diperpanjang karena Anda menghidupi kehidupan Anda, dan mati, tanpa pernah insaf akan dosa-dosa yang telah Anda lakukan melawan Allah yang suci di dalam hati Anda. “Dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.”

Saya telah melihat itu malam demi malam dalam kebaktian ini. Seorang mahasiswa Tionghoa menangis malam demi malam. Namun ia tidak menangis karena banyak dosanya. Ia menangis karena ia tidak dapat menunjukkan bagaimana datang kepada Kristus. “Kasihanilah aku! Kasihanilah aku! “ “Aku tidak dapat menunjukkan itu,” ia menangis dalam hatinya. Betapa ini hanya mengasihani diri sendiri! Ini adalah “Dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.” Jika seseorang diinsafkan akan dosa-dosa yang telah ia lakukan melawan Allah yang suci, ia akan ditarik kepada Kristus oleh Allah sendiri.

Seorang gadis datang sambil menangis setiap malam. Namun ia tidak menangis karena dosa-dosanya. Ia menangis karena ia merasa tertekan dari orang tuanya. Ia ingin mereka membiarkan dia sendiri sehingga ia dapat melakukan apa yang ia sukai, dalam keadaannya yang belum bertobat. Ia tidak berdukacita karena dosa-dosanya. Ia hanya mengasihani dirinya sendiri, mengasihani dirinya karena tertekan oleh orang tuanya sehingga ia datang ke gereja!

Seorang wanita menangis setiap malam. Namun mereka hanya menangis karena emosi. Ia kelihatan sekali sangat emosional. Sehingga ia menangis. Namun mereka tidak menangis karena insaf. Mereka yang menangis bukan karena insaf tidak lebih dari sekedar seperti tangis bayi. Ibu saya menyebutnya sebagai “air mata buaya,” air mata yang keluar dari emosi kekanak-kanakan, yang mana tidak lebih dari “Dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.”

Kita telah melihat orang lain yang menangis karena mereka takut pergi ke Neraka. Kelihatannya ini aneh, ini juga datang dari “Dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.” Ketakutan akan Neraka adalah berbeda dari dukacita karena dosa. Itu terlalu egois, “Aku tidak mau pergi ke Neraka.” Itu dukacita mengasihani diri sendiri. Itu bukan insaf bahwa Anda telah berdosa melawan Allah yang suci! Itu bukan dukacita seperti yang dikatakan oleh pemazmur kepada Allah,

“Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku. Terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat” (Mazmur 51:3-4).

Itu adalah dukacita karena ketakutan, bukan dukacita karena dosa melawan Allah yang suci.

“Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian” (II Korintus 7:10).

II. Kedua, dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan.

Matthew Henry berkata, “[Pertanda] yang mendahului pertobatan sejati adalah dukacita menurut kehendak Allah. Ini bukan pertobatan itu sendiri, namun itu adalah awal yang baik untuk pertobatan, dan dalam beberapa pengertian itu penyebab yang menghasilkan pertobatan… Itu adalah dukacita menurut kehendak Allah, karena itu adalah dukacita karena dosa, seperti pemberontakan melawan Allah… dukacita menurut kehendak Allah… akan berakhir di dalam keselamatan; namun dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian… Kerendahan hati dan dukacita menurut kehendak Allah perlu mengawali [keselamatan]” (Matthew Henry’s Commentary on the Whole Bible, Hendrickson Publishers, 1991 edition, volume 6, hal. 505; catatan untuk II Korintus 7:10). Iain H. Murray berkata, “Tidak seorangpun bertobat tanpa mengetahui bahwa ia perlu bertobat. Kelahiran kembali secara normal terjadi ketika individu-individu itu berada di bawah keinsafan” (Iain H. Murray, The Old Evangelicalism, The Banner of Truth Trust, 2005 edition, hal. 22).

Dapatkah Anda benar-benar bertobat tanpa merasakan dukacita karena dosa-dosa Anda? Dapatkah Anda menjadi orang Kristen sejati tanpa merasakan “kesedihan, beban dan dukacita mendalam” karena berdosa dalam pemandangan Allah yang suci? Lihatlah “di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa” (Lukas 7:37). Perhatikan ketika ia mendekati Yesus, “membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya” (Lukas 7:38). Apakah Yesus menegur dia untuk menangisi dosanya? Ia tidak melakukannya! Ia berkata kepada orang berdosa yang menangis itu, “Dosamu telah diampuni” (Lukas 7:48). Dr. Martyn Lloyd-Jones berkata, “Dapatkah seseorang melihat dirinya sendiri orang berdosa yang terkutuk tanpa emosi? Dapatkah seseorang mendengar ancaman hukum dan tidak merasakan apapun? Atau sebaliknya, dapatkah seseorang yang benar-benar merenungkan kasih Allah di dalam Kristus Yesus dan tidak merasakan emosi? Semua posisi [bahwa itu tidak membuat Anda merasa emosi] sepenuhnya menggelikan” (D. Martyn Lloyd-Jones, M.D., Preaching and Preachers, Zondervan Publishing House, 1981 edition, hal. 95).

Ketika dukacita karena dosa datang kepada seseorang ia akan sangat terganggu. Hatinya akan menangis di hadapan Allah, “Terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat” (Mazmur 51:4). Hatinya akan berseru, “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir [aku orang terhilang] (Yesaya 6:5). Hatinya akan berseru, “Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu” (Mazmur 90:8). Ia akan merasakan apa yang Yereima doakan, “Biarlah mereka bersegera dan meratap karena kita, supaya mata kita mencucurkan air mata, dan kelopak mata kita melelehkan air!” (Yeremia 9:18). Ia akan berseru seperti Paulus, “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:24).

Saya telah menjadi saksi mata untuk dua kebangunan rohani yang dikirim Allah. Saya dapat berkata bahwa apa yang saya pernah lihat persis seperti yang digambarkan oleh William Gibson tentang Ulster Revival di Irlandia Utara pada tahun 1859. Gibson berkata, “Orang-orang merasa seperti jika Tuhan telah meniup mereka. Mereka pertama-tama dihinggapi dengan kekaguman dan ketakutan – kemudian mereka menangis – kemudian dipenuhi dengan kasih yang tak terkatakan” (dikutip oleh Iain H. Murray dalam Pentecost Today? The Biblical Basis for Understanding Revival, The Banner of Truth Trust, 1998, hal. 22).

Itu persis seperti apa yang pernah saya saksikan. Saya telah menyaksikan orang-orang yang begitu diinsafkan akan dosa mereka sehingga “mereka menangis.” Itu persis seperti apa yang sedang terjadi dalam kebangunan rohani agung yang sedang terjadi sekarang ini di Republik Rakyat Cina. Saya pernah menyaksikan video tentang kebangunan rohani di Cina. Di sana mereka, sekumpulan besar orang-orang Cina mengalami keinsafan yang begitu mendalam akan dosa mereka sehingga mereka “menangis.” Ini bukan orang-orang Pentakosta. Ini bukan apa yang disebut sebagai “penyembahan.” Ini adalah pekerjaan Allah yang sedang memberikan keinsafan mendalam akan dosa kepada orang-orang berdosa. Air mata dari kebangunan rohani di Cina adalah air mata kesedihan, beban dan dukacita mendalam karena dosa!

“Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan …” (II Korintus 7:10).

Saya berkata bahwa Anda membutuhkan perasaan “dukacita menurut kehendak Allah.” Saya berkata bahwa hati Anda perlu dilelehkan oleh keinsafan dari dosa Anda yang dikirim oleh Allah. Saya berkata bahwa ada beberapa orang di sini malam ini yang hati mereka perlu “ditusuk” seperti orang-orang pada hari Pentakosta, ketika “hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" (Kis. 2:37). “Para hamba Tuhan” kering dan mati mungkin menyebutnya sebagai “fanaticism” jika Anda mencurahkan air mata karena dosa melawan Allah yang suci. Namun Alkitab menyebutnya sebagai “dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan” (II Korintus 7:10).

“Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah” (Mazmur 51:17).

Oh, kiranya Anda diremukkan oleh Roh Allah! Oh, kiranya Ia memberikan hati yang patah dan remuk kepada Anda! Oh, kiranya air mata penyesalan mengalir dari mata Anda ketika Anda merasakan “dukacita menurut kehendak Tuhan” karena melanggar hukum Allah, dan berdosa dalam pemandangan-Nya.

Anda duduk di sana tak tergerakkan, berpikir bahwa Anda dapat belajar menjadi orang Kristen dengan pikiran Anda. Namun Alkitab berkata, “dengan hati orang percaya dan dibenarkan” (Roma 10:10). “Hati” Anda harus diremukkan. “Hati” Anda harus menangis. Mata Anda mungkin tidak benar-benar menangis, namun hati Anda perlu merasakan dukacita karena dosa-dosa Anda.

Selama tahun-tahun berlalu ini engkau telah berdosa melawan Allah yang suci. Selama bertahun-tahun ini engkau telah menolak untuk mencucurkan air mata karena menolak Yesus, yang telah “tertikam oleh karena pemberontakan kita [Anda], dia diremukkan oleh karena kejahatan kita [Anda]” (Yesaya 53:5). Ia telah mati di kayu Salib untuk menebus dosa Anda. Ia telah mencurahkan Darah-Nya untuk menyucikan Anda dari dosa. Ia mengalami penyiksaan dan kesengsaraan untuk menyelamatkan jiwa Anda selamanya dari penghukuman yang tiada akhir. Dapatkah Anda tidak merasakan dukacita karena kasih yang Ia telah tunjukkan kepada Anda?

Ketika Allah bekerja dengan suatu cara yang penuh kuasa di Korea, seorang misionaris merekam salah satu kebaktian itu. “Sementara doa terus berlangsung, roh beban dan dukacita karena dosa turun atas mereka yang hadir. Mulai dari satu sisi, seseorang mulai menangis, dan akhirnya semua yang hadir mulai menangis. Satu demi satu… tersungkur dan menanggis, dan kemudian menghempaskan dirinya sendiri ke lantai dan memukuli lantai itu dengan tinjunya dalam suatu kesengsaraan sempurna karena keinsafan [akan dosa]. Jurumasak saya sendiri… tersungkur di tengah-tengahnya, dan berseru kepada saya di seberang ruangan: ‘Pendeta, katakan kepada saya, apakah ada pengharapan untuk saya?’ dan kemudian ia menghempaskan dirinya sendiri ke lantai dan menangis dan menanggis, dan hampir menjerit karena kesengsaraan” (Brian H. Edwards, Revival: A People Saturated With God, Evangelical Press, 2004 edition, hal. 115).

Di First Chinese Baptist Church saya pernah menyaksikan anak-anak Tionghoa muda yang tidak pernah pergi ke gereja sepanjang hidup mereka menanggis dan meratap di bawah keinsafan akan dosa, mengakui dosa-dosa mereka, dan berseru kepada Allah Selama berjam-jam, malam demi malam. Ketika keinsafan datang dalam kebaktian yang lain di gereja Baptis itu saya pernah menyaksikan anak-anak muda yang mencoba untuk menyanyi, tersungkur dengan air mata mengalir dari mata mereka – di bawah keinsafan akan dosa. Saya pernah menyaksikan seorang tua, yang telah menjadi anggota gereja selama bertahun-tahun merangkak sepanjang lorong dengan tangan dan lututnya, sambil menjerit, “Aku masih terhilang! Aku masih terhilang! Aku masih terhilang!” Itu sering terjadi pada saat Allah mengirimkan kebangunan rohani.

“Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah” (Mazmur 51:17).

“Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan …” (II Korintus 7:10).

Anda tidak mau datang kepada Kristus sampai hati Anda diremukkan. Anda tidak akan percaya kepada sang Juruselamat sampai Anda merasakan kesedihan, dan merasakan beban berat oleh dukacita karena dosa-dosa Anda. Hanya ketika Anda merasakan bahwa Anda membutuhkan Yesus yang akan membuat Anda mau datang kepada Dia dan diselamatkan. Amin.

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di "Khotbah Indonesia."

You may email Dr. Hymers at rlhymersjr@sbcglobal.net, (Click Here)
or you may write to him at P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015.
Or phone him at (818)352-0452.

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr Kreighton L. Chan: Mazmur 51:1-9.
Pujian Solo Sebelum Khotbah oleh Mr Benjamin Kincaid Griffith:
“Search Me, O God” (Mazmur 139:23-24).


GARIS BESAR KHOTBAH

KESEDIHAN, BEBAN, DAN DUKACITA MENDALAM

GRIEF, HEAVINESS, AND DEEP SORROW

Oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

“Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian” (II Korintus 7:10).

I.   Pertama, dukacita yang dari dunia ini, Kejadian 4:13; Efesus 2:1;
Lukas 16:24; Mazmur 51:3-4.

II.  Kedua, dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan
yang membawa keselamatan, Lukas 7:37, 38, 48; Mazmur 51:4;
Yesaya 6:5; Mazmur 90:8; Yeremia 9:18; Roma 7:24;
Kisah Rasul 2:37; Mazmur 51:17; Roma 10:10; Yesaya 53:5.