Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




CHINA – DIMETERAIKAN OLEH ROH ALLAH!

(CHINA – SEALED BY GOD’S SPIRIT! )

Oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
Diterjemahkan Dr. Eddy Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Kebaktian Minggu Malam, 17 Agustus 2008
di Baptist Tabernacle of Los Angeles

“Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!” (Wahyu 7:3).


Semua mata telah tertuju ke China. Olympiade di Beijing telah ditonton oleh jutaan tak terhitung jumlahnya orang di seluruh dunia melalui televisi. Ekonomi China sedang meledak, bertumbuh paling cepat dari semua negara di bumi ini. Namun hal yang mengejutkan tentang China adalah pertumbuhan Kekristenan di dua puluh lima tahun terakhir ini.

David Aikman, mantan Pimpinan Kantor majalah Time di Beijing, dalam bukunya, Jesus in Beijing (Regnery Publishing, Inc., 2003) berkata,

China sedang dalam proses menjadi Kristen. Itu tidak berarti bahwa semua orang China akan menjadi orang-orang Kristen, atau bahkan mayoritas akan menjadi Kristen. Namun pada hari ini tingkat pertumbuhan jumlah orang Kristen di seluruh negeri ini, di kota-kota, dan khususnya di antara lembaga sosial dan budaya yang dibangun di China, kemungkinan ini orang-orang Kristen lah yang akan membuatnya… 30 persen dari jumlah penduduk China pada tiga decade [sekarang 25 tahun, sejak buku ini ditulis tahun 2003]… Dengan tingkat pertumbuhan 7 persen per tahun, jumlah orang Kristen di China telah menyebabkan jumlah orang-orang Kristen di kebanyakan negara di dunia menjadi nampak tidak ada apa-apanya. Sebagaimana orang-orang Kristen yang sedang berkembang di seluruh [belahan dunia lainnya], orang-orang Kristen di China merepresentasikan suatu barisan [di garis terdepan] dari gereja pada abad dua puluh satu ini… penyebaran orang-orang China ke Asia dan ke belahan bumi sebelah selatan pada dua decade terakhir ini mungkin akan berefek kepada Kekristenan pada skala global. Hal ini dengan baik telah digambarkan oleh Philip Jenkins dalam bukunya The Next Christendom… Yang layak dipertimbangkan bukan hanya kemungkinan bahwa bukan hanya jumlah kwantitasnya, namun menjadi pusat gravitasi intelektual yang mungkin dengan jelas akan menarik Kekristenan pindah keluar dari Eropa dan Amerika ketika China menjadi Kristen dan China menjadi kekuatan superpower secara global… Akankah abad dua puluh satu ini menjadi abad bagi China di dunia ini?... Itulah yang telah diperdebatkan dalam buku ini bahwa Kekristenan akan mengubah natur China dalam banyak cara selama beberapa decade ke depan, dan dalam pelaksanaannya akan mengubah dunia di mana kita tinggal (David Aikman, Jesus in Beijing: How Christianity is Transforming China and Changing the Global Balance of Power, Regnery Publishing, Inc., 2003, pp. 285, 291, 292).

Namun kita perlu diingatkan bahwa kebangunan rohani yang sedang melanda China sekarang ini tidak datang dengan mudah. Menggunakan kata-kata Churchill, itu hanya datang dengan “darah, kerja keras, keringat dan air mata.” Itu hanya datang melalui pertempuran berdarah dengan Setan yang bertahan lebih dari 100 tahun. Saya dapat menjelaskan kepada Anda tentang Pemberontakan Petinju (Boxer Rebellion) pada tahun 1900. Riley K. Smith berkata,

      Para Petinju ini memiliki kebencian yang mendalam terhadap orang-orang Kristen… Mereka yakin [Kaisar wanita, Tzu His] bahwa para misionaris sedang mencuri roh-roh orang China dan mencungkil mata anak-anak China untuk dijadikan obat oleh mereka. Kaisar wanita itu mengambil tindakan melawan “para iblis kulit putih,” dan pada 21 Juni 1900 mengeluarkan perintah rahasia untuk membunuh semua orang asing. Pembunuhan mulai… para Petinju mulai membinasakan kota-kota… mereka membawa daftar nama-nama gereja dan mendatangi dari pintu satu ke pintu lain untuk melumpuhkan dan memancung banyak misionaris dan orang-orang Kristen China… Salah satu tempat pembantaian yang paling berdarah ada di ibu kota Shanxi, Taiyuan. Dengan perintah menutup pintu gerbang kota itu, semua orang asing terjebak di dalamnya.
       Pada akhir Juni 1900, banyak gerombolan membakar orang-orang Baptis Inggris dan misi campuran Shao Yang. Para misionaris dan kelompok orang-orang Kristen China mencari perlindungan di sekolah Baptis setengah mil perjalanan. Setelah mereka tiba, salah satu dari para misionaris, Edith Coombs, sadar bahwa ia telah meninggalkan dua anak gadis China di belakang. Ia berlari kembali ke antara bangungan yang sedang terbakar itu, ia menyelamatkan gadis-gadis itu namun ia ditangkap oleh gerombolan orang itu dan disudutkan ke nyala api itu. Tindakan akhir Edith adalah berlutut [berdoa] dalam api ketika api itu mulai membakarnya….
       Para misionaris dan orang-orang Kristen China yang bersama dengan mereka diburu, dilempari baru, dan dipenggal lehernya. Kepala mereka digantung di kota-kota sebagai peringatan bagi semua orang… Misalnya seorang misionaris yang bernama Carl Lundberg, yang mencoba melarikan diri bersama para misionaris yang menjadi pengikutnya dan anak-anak mereka ke Mongolia… Ia menulis, “Jika kami tidak dapat melarikan diri, ceritakanlah kepada teman-teman kami bahwa kami hidup dan mati bagi Tuhan. Saya tidak menyesal datang ke China. Tuhan memanggil kami dan anugerah-Nya cukup bagiku… Maklumilah tulisan tanganku ini, aku menulis sambil gemetaran.” Ia bersama yang lainnya [segera] dipancung.
       Orang-orang Kristen China tidak terhindar dari pembantaian itu. Banyak dari mereka ditawarkan kebebasan hanya bila mereka mau meninggalkan Kristus. Beberapa orang mengaku salah; banyak yang tidak mau. Salah satu yang menolak adalah seorang laki-laki yang dikenal sebagai Yen “Yang Setia”, yang bersama dengan istrinya diikat disebuah tiang di kuil penyembahan berhala.. Para Petinju dengan brutal memukuli mereka dengan tongkat pemukul dan kemudian menyalakan api di bawah mereka, membakar kaki mereka. Namun keluarga ini masih menolak untuk menyangkal Kristus. [Akhirnya] orang-orang gila itu [para Petinju] membebaskan Ny. Yen, namun suaminya tidak begitu beruntung. Para Petinju itu melemparkan tubuhnya ke [tumpukan kayu] untuk dibakar dan menyulut kayu itu [dengan api]. Ketika tubuhnya terbakar dalam nyala api itu [seorang tentara mencoba untuk menyelamatkannya]. Tentara itu dicincang berkeping-keping. Karena marah terhadap kebrutalan tersebut, kemudian para tentara memburu para Petinju itu keluar kuil dan mengambil Tuan Yen, yang telah terbakar namun masih setengah hidup, kepada hakim, orang yang melemparkan [Tuan Yen] ke dalam penjara di mana… ia mati.
       Ketika pembantaian itu akhirnya surut, lebih dari 30,000 orang Kristen China yang telah menjadi martir. Dalam buku The China Martyrs of 1900, Robert Coventry Forsythe menulis, “Pembantaian yang dilakukan oleh para Petinju ini menyebabkan banyak orang Protestan yang menjadi martir lebih banyak dari semua dekade-dekade sebelumnya dalam sejarah gereja-gereja Protestan di China… banyak orang menderita penyiksaan yang tak terkatakan, dan banyak orang lebih baik mati dari pada sesat” (Riley K. Smith, China: The Blood-Stained Trail, Living Sacrifice Book Company, 2008, hal. 46, 47, 49, 50, 51).

Atau saya dapat menjelaskan kepada Anda tentang penganiayaan oleh orang-orang Jepang yang fanatik yang membunuh banyak orang Kristen ketika mereka menaklukkan China pada Perang Dunia II. Mantan Pendeta saya, Dr. Timothy Lin, yang pernah menjadi pimpinan panti asuhan, istri dan anak perempuannya masuk kapal untuk melarikan diri. Pesawat-pesawat Jepang terbang dan menembaki kebanyakan orang yang ada dalam kapal itu, membunuh istri dan anak perempuan Dr. Lin. Dr. Lin jatuh sebelum mencapai kapal itu dan lehernya retak, dan kemudian ia melarikan diri dari tembakan-tembakan itu. Ia hampir mati karena lehernya yang retak itu, namun ia hidup dan segera datang ke Amerika, di mana ia menjadi gembala saya dan mengajar beberapa tahun. Seperti Pastor Wurmbrand, Dr. Lin adalah martir yang masih hidup, orang yang hidup setelah hampir mati menjadi martir, namun melarikan diri untuk dapat berbicara tentang Kristus sebagai ganti bagi mereka yang telah mati.

Atau saya dapat menceritakan kepada Anda tentang orang-orang di China yang telah menderita dan mati di bawah penganiayaan diktator Komunis Mao Tse Tung, pada masa “Revolusi Budaya” tahun 1966-1969. Namun saya akan membiarkan Pastor Richard Wurmbrand yang melakukan itu. Saya kenal baik Pastor Wurmbrand. Ia pernah berbicara beberapa kali di gereja kita. Ia adalah pendiri dari “The Voice of the Martyrs” [di Indonesia “Kasih Dalam Perbuatan”]. Ia, juga, adalah seorang martir yang masih hidup, yang telah menghabiskan 14 tahun dalam kamp konsentrasi Komunis Rumania. Tiga tahun dari antara tahun-tahun ini ia disiksa tanpa batas di tempat terpencil, tidak pernah mendengar suara manusia atau melihat sinar matahari. Saya akan membiarkan Pastor Wurmbrand menceritakan kepada Anda tentang penderitaan orang-orang Kristen China di bawah Mao Tse Tung, pada masa “Revolusi Budaya.”

      Penderitaan Gereja Tionghoa melebih semua imajinasi… Dr. D. Rees, mantan misionaris ke China, menulis untuk kita, “Semua teman-teman Tionghoa saya telah dibunuh atau dipenjarakan. Satu dibuat menjadi buta, satu dilemparkan ke dalam sebuah sumur, dua orang mati karena tebese, dan yang lainnya, ketika dicuci otaknya, kehilangan ingatannya dan menandatangi surat pengakuan bersalah. Ketika pikirannya kembali pulih, ia merobek-robek surat pengakuan bersalah yang pernah ia tandatangani itu. Namun Gereja Tionghoa sedang bertumbuh menjadi beribu-ribu….
       Seorang dokter India, Kamun Chandah, kakinya dipotong dan matanya dicungkil di salah satu penjara China Merah.
       Dalam suatu peristiwa, Vladimir Tatishtshev, seorang Rusia, ditangkap di Shanghai [China]. [Komunis] China menyiksa dengan mengikatkan tabung besi ke kakinya dengan skrup dan memukul kakinya sampai tulangnya remuk, agar dia mengakui kejahatan yang tidak pernah ia lakukan. Ketika ia menolak, polisi Komunis itu pergi ke rumahnya. Petugas itu mengambil bayinya dan mengatakan kepada istrinya, “Jika kamu tidak menandatangani surat pengakuan bersalah menentang suamimu, kami akan meremukkan kepala bayi kamu.” Ibu itu… menolak. Kemudian petugas kepolisian itu, membenturkan kepala bayi itu ke tembok… dan Komunis yang lain menembak ibu itu.
       Radio Moscow mengatakan pada 7 April 1970, “Selama sepuluh tahun, lebih dari 25 juta [orang Kristen] di China telah dibinasakan. Jutaan [lainnya] dibuang ke camp-camp konsentrasi.”
       Surat kabar Moscow, Krasnaia Zvezda [pada 7 Mei, 1969] menulis, “Partai Komunis China… telah membakar mata banyak orang dengan air panas dan asam sulfur, memotong [kaki] mereka dengan pisau dan memcehkan tengkorak kepala mereka dengan batu… dan masih banyak yang lainnya.”
       Banyak saudara Tionghoa kami yang sedang meraba-raba sekarang dalam kebutaan mereka, [lengan dan tangan] mereka yang telah dipotong. [Namun] gereja bawah tanah sedang menjamur [dan bertumbuh] (Pastor Richard Wurmbrand, Where Christ is Still Tortured, Marshalls Paperbacks, London, 1982, hal. 130, 131).

Ketika mendengar tentang penderitaan dan penyiksaan orang-orang Kristen di China Minggu malam yang lalu yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata, seseorang yang datang ke gereja kami yang telah mendengarkan khotbah itu berkata, “Mengapa begitu banyak orang menjadi Kristen di China bahkan walaupun mereka dipenjarakan dan disiksa?” Jawabannya ada dalam ayat kita ini. Pada saat datang Kesusahan Besar malaikat Tuhan akan berkata,

“Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka” (Revelation 7:3).

Ayat ini berbicara tentang 144,000 orang Yahudi yang akan berbalik kepada Kristus dan dimeteraikan oleh Roh Kudus pada dahi mereka (pikiran mereka). Kita diberitahu apa maksud dari “meterai” ini dalam Efesus 1:12-13,

“supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. 13Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.” (Efesus 1:12-13).

Ketika seseorang percaya di dalam Kristus, ia dimeteraikan oleh Roh Kudus. Seperti 144,000 saksi Yahudi pada masa Kesusahan/Tribulasi, mereka dimeteraikan oleh “Allah kita pada dahi mereka” (Wahyu 7:3). Ketika Nuh masuk ke dalam bahtera sebelum Air Bah, Alkitab mengatakan, “TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh” (Kejadian 7:16). Pemeteraian Nuh ke dalam Bahtera adalah tipe tentang petobat sejati yang “dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu” (Efesus 1:13). Orang-orang Yahudi yang bertobat pada masa Tribulasi akan dimeteraikan pada dahi mereka, seperti Nuh dimeteraikan dalam Bahtera oleh Roh Allah. Sekali Allah “menutup dari dalam” dan “memeteraikan” pikiran Anda oleh Roh Allah sehingga tidak ada apapun di dunia ini yang dapat menyebabkan Anda kehilangan keselamatan Anda. Anda memiliki jaminan kekal, “dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu” (Efesus 1:13). Tidak ada penganiayaan, atau bahkan siksaan, yang dapat memisahkan Anda dari Kristus ketika Anda telah “dimeteraikan” pada “dahi” Anda.

Ini bukanlah sesuatu yang hanya akan terjadi pada para petobat Yahudi pada masa Tribulasi. Ini sedang terjadi sekarang pada ratusan ribu orang di China Komunis. Dan itu dapat terjadi pada Anda juga.

Datanglah kepada Kristus. Percayalah kepada Dia. Percayalah kepada Dia dengan segenap hati Anda. Ketika Anda melakukannya, Anda akan dilahirkan kembali. Allah akan memeteraikan pikiran Anda sehingga tidak ada masalah, atau penganiayaan, atau kesulitan yang akan dapat membuat Anda kehilangan keselamatan Anda – dan Anda akan memiliki jaminan kekal di dalam Kristus Yesus tidak peduli apa yang terjadi pada Anda! Itu adalah rahasia dari banyak martir Yahudi pada masa Tribulasi. Itu adalah rahasia para martir orang Tionghoa di China pada hari ini. Mereka percaya kepada Yesus, dan mereka diselamatkan untuk selama-lamanya. Tidak peduli apapun kesulitan dan penganiayaan yang menghampiri mereka, mereka tidak akan pernah menyerah kepada Setan atau kembali ke dunia ini.

Kristus mati di kayu Salib untuk membayar penghukuman atas dosa-dosa kita. Ia mencurahkan Darah-Nya untuk menyucikan dosa-dosa kita. Datanglah kepada Dia! Percayalah kepada Dia! Ia akan menyelamatkan Anda untuk selama-lamanya, dan Anda tidak akan pernah terhilang lagi. Tidak peduli apapun pencobaan yang menghampiri Anda dalam hidup ini, Anda tidak akan meningalkan gereja Anda atau meninggalkan Kristus!

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah-khotbah Dr. Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Click on “Sermon Manuscripts.”

Diterjemahkan oleh: Dr. Eddy Peter Purwanto @ www.sttip.com

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Efesus 1:5-14.
Pujian Solo Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
      “From Every Stormy Wind That Blows” (by Hugh Stowell, 1799-1865).