Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




PARA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI MEMBERIKAN
KESAKSIAN MEREKA

(COLLEGE STUDENTS GIVE THEIR TESTIMONIES)

Oleh: Dr. Robert Hymers
Diterjemahkan oleh: Dr. Eddy Peter Purwanto

Separuh dari khotbah ini dikhotbahkan pada Kebaktian Pagi,
dan separuhnya lagi di Kebaktian Malam,
Minggu, 29 Januari, 2006
di Baptist Tabernacle of Los Angeles

“Tetapi kuduskanlah Tuhan Allah di dalam hatimu; Dan siap sedialah selalu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat” - KJV (I Peter 3:15).


Teks ini menjelaskan kepada kita bahwa setiap orang Kristen sejati harus dapat memberikan kesaksian berhubungan dengan pengharapannya di dalam Yesus Kristus. “Kuduskanlah Tuhan Allah di dalam hatimu” berarti agungkan, hormati, muliakan Kristus di dalam hatimu. Dengan kata lain, kasihilah Kristus dan taatilah Dia. “Tetapi kuduskanlah Tuhan Allah di dalam hatimu; Dan siap sedialah selalu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu.” Pengharapan yang Anda miliki di dalam Kristus harus dijelaskan dengan semangat kepada orang-orang yang bertanya kepada Anda tentang pengharapan yang Anda miliki. Dr. W.A. Criswell berkata berhubungan dengan ayat ini, “Orang Kristen harus siap sedia memberikan jawaban kepada [orang yang bertanya kepadanya] tentang pengharapannya [di dalam Kristus]” (The Criswell Study Bible , note on I Peter 3:15). “Dan siap sedialah selalu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat” Dr. Henry M. Morris berkata bahwa jawaban kami kepada orang yang belum percaya “diberikan bukan dengan bualan dan kesombongan, tetapi dengan [lemah lembut dan hormat]… Orang Kristen harus memberikan jawabannya dengan tidak ragu (ignorant), dan juga tidak dengan arogansi. (The Defender’s Study Bible, note on I Peter 3:15).

Jadi, setiap orang Kristen harus siap sedia dalam segala waktu untuk memberikan jawaban, kesaksian tentang mengapa ia memiliki pengharapan kepada Kristus, dan ia harus memberikan jawaban dengan lemah lembut dan hormat - bukan memberikan jawaban tentang keselamatannya dengan sikap arogan.

“Dan siap sedialah selalu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat” (I Peter 3:15).

Setiap orang Kristen harus selalu siap untuk bersaksi tentang bagaimana ia diselamatkan dan apa yang ia percaya. Pertama-tama ia harus memberikan jawaban kepada para Gembala dan Diakon, yang bertanya kepadanya mengapa ia percaya Kristus dan bagaimana ia telah bertobat. Kemudian, Ia harus menjawab orang-orang yang memusuhinya yang bertanya kepadanya mengapa ia menjadi orang Kristen. Tetapi apapun situasi yang ia hadapai, ia harus dapat memberikan kesaksian tentang keselamatannya dengan jelas, mengapa ia menjadi orang Kristen, mengapa ia percaya di dalam Kristus.

Pagi ini dan nanti malam saya akan membacakan tulisan kesaksian dari beberapa pemuda kita yang sedang studi di Perguruan Tinggi yang telah menjadi orang Kristen sejati beberapa bulan yang lalu. Dengan memberikan kesaksian-kesaksian ini, mereka telah melakukan dengan benar apa yang Rasul Paulus katakan untuk mereka lakukan.

Perhatikan dengan seksama beberapa kesaksian ini. Saya berharap agar Anda dapat belajar dari mendengar kesaksian-kesaksian ini - dan saya berharap Anda akan memiliki dasar pengalaman yang sama seperti yang mereka miliki - dan agar Anda dapat memberikan pertangguanjawab tentang imanmu dengan baik kepada setiap orang yang bertanya kepada Anda mengapa Anda menjadi orang Kristen. Pelajari semua yang Anda dapat tangkap dari kesaksian mereka ini, kemudian datanglah kepada Kristus dan diselamatkan, sehingga Anda dapat memberikan kesaksian yang sama “kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu.”

Dengarkan dengan seksama bagaimana mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi yang adalah kaum muda-mudi kita ini memperoleh keselamatan, dan kemudian aplikasikan apa yang mereka katakan pada diri Anda sendiri, dan temukan pengalaman yang sama bersama Kristus.

Kesaksian 1

Pada Minggu pagi, 20 Maret 2004. Saya melakukan kegiatan rutin saya, bangun, sikat gigi, mempersiapkan pakaian, dan berdoa sebentar, mengendarai kendaraan pergi ke gereja. Walaupun saya sangat senang mengetahui topik khotbah tentang “The Passion of Christ” dari Mel Gibson, hanya sedikit yang saya tahu tentang khotbah ini yang akan membuka mata saya akan kasih Kristus terhadap musuh-musuh-Nya. Ayat dari Yohanes 3:16 memiliki arti baru bagi saya dan saya dapat melihat pemandangan penderitaan diulang kembali dalam pikiran saya seperti ketika para serdadu Romawi memakukan tangan Yesus di kayu salib.

Ketika Dr. Hymers melanjutkan khotbahnya tentang kasih Kristus, ini benar-benar saya rasakan sepertinya paku itu telah menusuk hati saya seperti bayangan saya ketika paku itu menusuk tangan-Nya. Setiap pukulan palu yang terbayang dalam pikiran saya, itu membawa saya lebih sadar lagi, namun pada saat yang sama saya bersedih karena apa yang telah Kristus lakukan bagi saya.

Di waktu kemudian saya terdorong untuk menemui Dr. Cagan dan saya merasakan diri saya sendiri dipenuhi dengan rasa bersalah karena dosa-dosa yang telah saya perbuat. Saya benar-benar ingat akan dosa terburuk yang saya telah perbuat dan ini membuktikan bahwa tidak bisa diragukan lagi bahwa saya adalah orang berdosa yang sangat menyedihkan.

Ketika Dr. Cagan dan Dr. Hymers melanjutkan bimbingannya kepada saya, apa yang mereka katakan kepada saya seolah berlalu begitu saja, saya memandang Yesus dengan sedih, takut dan rasa bersalah. Pikiran saya melayang kemana-mana. Saya tidak dapat menstabilkan pikiran-pikiran saya. Bagaimanapun juga, saya mengingat dengan jelas apa yang banyak orang telah katakan kepada saya sebelumnya. Suatu kali Mr. Matsusaka berkata kepada saya bahwa “setiap orang di sini menginginkan pertobatan kamu.” Saya juga mengingat dengan jelas Dr. Cagan terus menerus berkata kepada saya bahwa “Yesus mengasihi kamu, Ia TIDAK marah kepada kamu.” Saya berkata kepada diri saya sendiri bahwa saya patut dimarahi. Dr. Waldrip mengatakan kepada saya bahwa “tidak ada hal yang terjadi secara ‘kebetulan’, dan bahwa segala sesuatu terjadi karena memiliki alasan”, melalui pemeliharaan Allah. Kemudian saya berpikir kembali bagaimana jika saya tidak gereja lagi saja. Ini adalah tanda rahmat dan kasih Allah yang jelas sekali. Dr. Hymers kemudian mengatakan kepada saya bahwa, “semua latihan yang Ia syaratkan adalah untuk melihat kebutuhanmu akan Dia (Joseph Hart’s Hymne). Saya yakin telah melihat kebutuhan saya akan Kristus pada waktu itu. Saya juga terus berpikir tentang diri saya sendiri bahwa ‘tidak ada jalan keluar’! Ketika saya sujud berdoa, pikiran saya terus melayang-layang, dan akhirnya saya tahu bahwa Iblis mencoba menghalangi saya datang dan percaya kepada Yesus. Saya kemudian berpikir, “Saya akan percaya Yesus.” Bagaimanapun juga pikiran saya yang bingung telah dikalahkan dan saya berlari kepada Yesus. Dengan iman yang sederhana di dalam Tuhan Yesus Kristus dan darah-Nya yang menyucikan telah menyelamatkan saya. Tidak ada yang nampak berbeda dalam pemandangan saya. Saya tidak mengalami suatu emosi atau perasaan tertentu. Yang berarti adalah ini mujizat yang terjadi di Sorga, ketika Yesus mencelupkan dosa saya ke dalam darah-Nya yang mahal.

Berhari-hari saya terus menerus berpikir tentang Kristus, sejak saat pagi itu, sampai pada waktu saya berdoa kepada Tuhan pada malamnya, sebelum saya tidur. Kemudian saya menguji diri saya sendiri untuk melihat kasih yang besar untuk Juruselamat saya. Tetapi banyak kali saya memiliki pertanyaan tentang keselamatan saya sendiri sejak hari ketika saya percaya Yesus, mengetahui kebenaran bahwa saya tidak layak menerima Darah-Nya. Saya tahu saya tidak layak menerima kasih-Nya. Suatu kali saya lupa berdoa pada waktu makan dan waktu-waktu pada saat saya masih berdosa. Ketika saya hampir yakin bahwa saya masih terhilang, Dr. Hymers mengatakan kepada saya, “semua orang telah berkurang dari kemuliaan Allah.” Tidak ada sesuatu yang dapat saya lakukan atau katakan dapat menunjukkan syukur saya untuk karunia hidup yang kekal ini.

Tidak mungkin ada cara untuk mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atau akan ada sesuatu yang saya lakukan untuk membalas apa yang telah Ia lakukan untuk saya. Sama seperti bagaimana mungkin seekor kucing dapat menunjukkan terimakasihnya kepada pemadam kebakaran yang telah menyelamatkannya dari pohon. Dan ini bahkan lebih berharga dari semua itu. Bukan hanya Yesus telah menyucikan kita dari dosa, tetapi Ia telah menyerahkan hidup-Nya untuk semua itu, dan memberikan hidup-Nya untuk orang-orang berdosa seperti saya.

Memang sulit untuk mengekspresikan penghargaan atau syukur saya untuk apa yang Tuhan Yesus Kristus telah lakukan bagi saya hanya sekedar dengan kata-kata, tetapi suatu kali saya membaca Alkitab, “Ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13). Bagaimana saya dapat membalas pengorbanannya yang sangat berharga itu? Saya terus memikirkan tentang kasih Kristus yang tiada taranya, yang ada hanya kekaguman yang luar biasa. Bukan hanya Tuhan saya telah menyerahkan hidup-Nya untuk saya, namun Ia menyerahkannya kepada saya pada waktu saya adalah musuh-Nya. Ia juga mengobati penyakit yang mematikan dari hati saya, dan pada saat yang sama memberikan hidup yang kekal kepada saya! Tidak ada seorangpun yang layak memperoleh kasihnya dan yang Yesus minta dari saya hanya percaya kepada Dia. Tidak ada jumlah yang cukup untuk mengucap syukur, penginjilan yang saya lakukan, uang yang dapat saya berikan tidak cukup untuk membayar kembali hutang saya kepada Yesus.

Kesaksian 2

Saya bertobat pada Rabu pagi, 13 Agustus 2002. Pada Senin malam di bulan Agustus itu ketika saya dengan terburu-buru pulang ke rumah. Saya begitu lelah oleh beban dosa. Ketika saya pulang ke rumah saya ingat perkataan yang tertuju kepada diri saya sendiri, “Ini sudah terlalu lama. Saya tidak tahan menanggung beban lebih lama lagi.” Saya begitu gelisah Minggu malam itu setelah mendengar khotbah Dr. Hymers. Sebagian besar khotbah yang telah dikhotbahkan minggu itu terus ada dalam pikiran saya sampai Senin malam: yaitu ‘Thomas Delivered From His Unbelief,” dan “The Death of Chick Hearn.” Juga, khotbah-khotbah yang lalu yang masih teringat dalam pikiran saya.

Ketika saya sedang bekerja pada Senin malam itu saya ingat bahwa bawahan-bawahan saya di tempat kerja bertanya kepada saya tentang kabar saya hari itu, tetapi saya tidak memberikan jawaban kepada seorangpun. Saya hanya melakukannya sekali saja, ketika saya disapa oleh manajer saya, “Apa yang salah dengan kamu hari ini? Kamu kelihatnya mengalami kesulitan.” Jawaban saya kepadanya bahwa saya baik-baik saja, tetapi saya harus menambahkan bahwa jawaban saya mengganggu saya karena itu tidak benar. Saya tidak memikirkan itu ketika menjawab sapaan dia. Jawaban saya menusuk diri saya sendiri, dan ini hanya cara saya menghindari percakapan. Bahkan walaupun saya tidak akan dapat menjelaskan kondisi saya karena saya berada di bawah kekacauan yang mengerikan, dan rasa bersalah karena dosa, semua itu lebih besar dibandingkan dengan kebisingan di sekitar saya. Tak ada yang dapat membuat saya bisa tertawa dan menarik saya keluar dari kesulitan ini. Ini nampaknya di luar kontrol saya. Saya harus menambahkan bahwa ini adalah mujizat jika saya masih dapat bekerja dan pulang ke rumah di bawah beban dosa ini. Juga, saya ingat bahwa di sana ada banyak orang di tempat kerja saya yang berusaha menarik perhatian saya untuk meninggalkan pikiran-pikiran saya ini. Semua yang saya inginkan pada waktu itu adalah saya ingin sendirian.

Ketika saya pulang pada malam itu banyak sekali bagian-bagian khotbah yang pernah saya dengar masuk ke dalam pikiran saya. Misalnya, orang kaya yang masuk Neraka "memandang ke atas, di neraka itu,” “Ingatlah Penciptamu pada masa mudamu,” dan “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Semua ini datang ke dalam pikiran saya sepanjang perjalanan saya pulang. Juga, ayat-ayat dari Alkitab ini terus datang berulangkali kepada saya dan membuat saya tertekan. Ketika saya pulang malam itu saya ingat saya memperhatikan mobil-mobil dan orang-orang yang berlalu lalang. Saya melihat di wajah mereka tidak ada kekuatiran, dan di sisi lain saya melihat wajah mereka penuh dengan kefrustasian. Saya mulai berpikir tentang hidup dan mati dan betapa mudahnya hidup ini berakhir. Saya memikirkan khotbah yang dikhotbahkan pada minggu pagi itu tentang kematian Chick Hearn, dan saya menghubungkannya dengan diri saya sendiri dengan beberapa pelajaran yang Dr. Hymers khotbahkan minggu pagi itu tentang kematian. Ketika saya memikirkan itu, muncul banyak ketakutan dalam diri saya. Saya berkata kepada diri saya sendiri, “Bagaimana jika saya mati hari ini?” “Saya tidak mau mati sekarang, tidak sekarang,” kata saya. Kemudian saya memperhatikan wajah orang-orang yang sedang lalu lalang, dan itu mengingatkan saya tentang khotbah Dr. Hymers yang berkata bahwa ia melihat orang-orang berjalan seperti mayat sedang berjalan.

Ketika saya sampai di rumah sekitar pukul 1:00 malam. Saya mencoba untuk tidur tetapi tidak bisa. Sehingga saya bangun menuju meja saya dan membuka buku, The Anxious Enquirer, karangan John Angell James, yang diberikan kepada saya. Pertama, saya mulai membaca pasal satu dan kemudian pasal-pasal lainnya. Kemudian saya ingat beberapa tulisan khotbah Dr. Hymers dan membacanya. Pada kesempatan itu, saya berlutut dan berdoa kepada Tuhan agar Ia mengampuni saya. Saya ingat saya berkata, “Saya orang berdosa, saya orang berdosa, ampunilah saya, Yesus.” Saya tidak tahu kepada siapa harus berdoa dan bagaimana caranya berdoa. Pokoknya saya berdoa saja, tetapi doa itu tak ada yang memberikan ketenangan pada diri saya. Saya ingat saya berkata kepada diri saya sendiri, “Saya manusia terhilang, saya manusia terkutuk.”

Setelah semua itu saya merebahkan diri saya ke tempat tidur saya, dan saya ingat bahwa Dr. Hymers pernah berkata di akhir salah satu khotbah, “Pandanglah Yesus, pandanglah Yesus. Ia mengasihi kamu, dan Ia ingin menyelamatkan kamu. Ia datang untuk menyelamatkan orang berdosa seperti kamu. Ia telah mati di kayu salib untuk membayar lunas semua dosamu. Ia sekarang ada di Sorga di sebelah kanan Allah. Darah-Nya dapat menyucikan dosa-dosamu ketika kamu datang kepada Dia.” Tiba-tiba saya tahu bahwa saya tidak dapat menyelamatkan diri saya sendiri karena saya adalah orang berdosa. Tetapi saya belum diselamatkan. Kegelisahan terus berkecamuk dalam hati saya sebelum Yesus menyelamatkan saya. Saya mencoba untuk percaya doktrin-doktrin yang telah diajarkan, tetapi saya tetap tidak dapat diselamatkan. Itu adalah pengalaman saya sebelum saya percaya kepada Yesus. Saya berhenti mencoba untuk menyelamatkan diri saya sendiri, dan saya membiarkan Yesus menyelamatkan diri saya. Ya, dan Ia telah melakukannya. Ia kemudian benar-benar menyelamatkan saya! Saya berkata setelah itu, “Saya percaya Yesus, Ia menyelamatkan saya, saya diselamatkan, Ia telah mati untuk saya, dosa-dosaku diampuni-Nya.” Semua pengalaman ini datang bersama-sama pada waktu itu. Dari satu momen ke momen lain Yesus telah melakukan segala sesuatu. Ia telah mati di kayu salib untuk membayar lunas semua dosa saya. Tak ada apapun yang merupakan hasil perbuatanku. Pada waktu itu berat bagi saya untuk menjelaskan bagaimana ini bisa terjadi. Semua yang saya tahu bahwa Yesus telah menyelamatkan aku.

Kesaksian 3

Saya menolak Allah dan pengorbanan Anak-Nya untuk waktu yang lama sekali. Saya mulai merasa sedih dan kotor. Setiap khotbah yang dikhotbahkan menusuk jiwaku. Masalah yang saya miliki adalah bahwa saya telah membuang banyak waktu dan bermain-main dengan teman-teman sekolahku. Saya datang kebaktian namun khotbah tidak memiliki efek bagi saya. Lagi dan lagi, saya merasa bahwa Roh Kudus telah meninggalkan saya

Saya mulai berdoa untuk jiwa saya dan bahwa Tuhan menunjukkan kepada saya tentang dosa-dosa saya, karena saya tahu bahwa Ia sedang menanti untuk menghakimi saya. Saya mulai takut kepada Tuhan dan saya mulai melihat dosa-dosa yang sedang saya lakukan dan yang telah saya lakukan. Saya begitu bodoh berpikir bahwa saya akan diselamatkan sedikit demi sedikit. Masalahnya adalah bahwa saya terus ingin berbuat dosa.

Setiap khotbah yang saya dengar mulai masuk ke dalam hati saya. Akhirnya saya sadar bahwa dosa ini sia-sia. Apa yang akan saya dapatkan jika saya terus menerus menjalani hidup seperti ini? Ini harus menjadi kesempatan terakhir saya.

Sepanjang kebaktian penginjilan di bulan Januari, saya mendengar seorang pemimpin di gereja berdoa untuk pertobatan saya. Kemudian saya berpikir tentang diri saya sendiri, “Apa yang sedang saya tunggu?” Tidak ada undangan yang lebih besar dari pada apa yang Yesus telah lakukan di kayu salib. Saya pulang dengan pikiran-pikiran itu dalam benak saya.

Akhirnya, pada 27 Februari 2005, saya bertobat. Malam itu, sepanjang khotbah dan di ruangan pemeriksaan ini, saya ingat saya sedang berpikir tentang jiwa saya dan semua dosa saya. Saya menyadari bahwa saya adalah orang berdosa dan bahwa dosa-dosa saya begitu menyedihkan di hadapan Allah. Saya juga tahu bahwa jika saya mati saya akan langsung pergi ke Neraka. Kemudian ini menusuk seperti tombak menembus hati saya. Saya memerlukan Yesus Kristus dan Darah-Nya.

Pada poin ini kasih-Nya begitu nyata di hadapan saya. Saya telah mendengarnya banyak kali, tetapi seperti orang Farisi saya mengeraskan hati saya. Itu adalah ketika hati saya akhirnya diremukkan oleh Firman Allah. Saya melihat pengorbanan yang Yesus telah buat untuk semua dosa saya dan bahwa Darah yang Ia curahkan telah menyucikan semua dosa saya. Apa lagi yang dapat saya minta, jika semua yang saya perlukan ada di dalam Yesus sendiri?

Pada saat saya sedang dikonseling, Dr. Cagan bertanya kepada saya, apakah saya mau meninggalkan semua dosa saya. Saya meresponinya dengan berkata “Ya.” Dr. Cagan kemudian berkata kepada saya agar saya mau percaya di dalam Yesus dan Darah-Nya, dan saya berkata “ya.” Saya tahu bahwa saya adalah orang berdosa dan saya juga tahu bahwa hanya satu yang dapat menyembuhkan saya dari dosa yaitu Darah Yesus. Darah itu satu-satunya obat saya. Iman saya hanya berdasarkan obat itu. Yesus membuka tangan-Nya dengan lebar, siap menerima saya. Semua yang harus saya lakukan telah datang.

Kemudian saya berlutut dan percaya kepada Dia. Apa yang saya lakukan ini sangatlah sederhana. Saya membuang semua dosa saya dan datang kepada Dia. Saya melemparkan diri saya sendiri kepada-Nya dan meletakkan semuanya di atas Darah-Nya. Ini bukan perasaan yang dapat dijelaskan, tetapi saya telah diliputi dengan ucapan syukur bahwa Tuhan telah mencurahkan anugerahnya kepada saya, dan saya tahu bahwa Darah Yesus telah membayar semua dosa saya.

Sekarang saya telah percaya kepada Yesus dan telah disucikan dalam Darah-Nya, saya memiliki kepercayaan diri yang besar ketika saya berada dalam perjalanan. Saya tahu bahwa jika saya mati saya akan berdiri di hadapan Allah dengan kebenaran dan kesucian. Darah-Nya sekarang begitu nyata bagi saya. Saya mengucap syukur kepada Tuhan setiap hari oleh karena anugerah yang Ia berikan bagi jiwa saya. Saya juga berterima kasih kepada Dr. Hymers yang sangat peduli terhadap jiwa saya, dan yang banyak memberikan kekuatan dalam khotbahnya untuk saya. Saya juga berterima kasih kepada Dr. Cagan untuk kepeduliannya terhadap saya dan selalu ada ketika saya membutuhkan dia. Sekarang saya dapat pergi dan berdiri di hadapan Allah dengan Darah Anak-Nya sebagai passport ke dalam kota-Nya. Yesus menunjukkan kasih-Nya kepada saya dengan pengorbanan yang telah Ia buat di kayu salib, dan saya mengucap syukur kepada-Nya untuk semua yang telah Ia lakukan.

Kesaksian 4

Malam terpenting untuk pertobatan saya adalah ketika saya menyadari dosa-dosa saya dan kebutuhan jiwa saya. Di ruang pemeriksaan itu, saya diberitahu bahwa bukan kesadaran akan dosa yang menyelematkan saya, atau semua keyakinan, tetapi bahwa Yesuslah yang menyelematkan orang dan menyucikan dosanya dengan Darah-Nya. Walaupun saya tidak tahu itu, Roh Kudus telah menyadarkan saya.

Dr. Hymers berkata kepada saya malam berikutnya ia akan menyampaikan khotbah untuk saya. Ketika saya meninggalkan tempat malam itu, tiba-tiba saya berada dibawah kesadaran akan dosa-dosa saya yang begitu menekan. Ayat itu, “Aku senantiasa bergumul dengan dosaku” (Mazmur 51:3), begitu nyata bagi saya. Semua yang ada dalam pikiran saya adalah betapa saya telah berdosa melawan Allah yang kudus dan mahatahu. Bukan hanya saya adalah orang berdosa, tetapi saya adalah dosa, yang tidak sanggup melakukan apapun yang benar dalam pemandangan Tuhan. Segala sesuatu yang saya lakukan seperti kain lap yang kotor dalam pemandangan Tuhan. Saya ingat sejak semula saya mencoba mencari kata-kata yang benar dalam ruang pemeriksaan itu, satu-satunya harapan “bebas” dan dapat mengatakan bahwa saya telah diselamatkan. Saya tidak mencemaskan dosa-dosa saya yang dicatat dalam buku Tuhan di Sorga, tetapi hanya mau diterima menjadi anggota gereja saja.

Kesadaran yang saya miliki atas dosa-dosa saya hampir melimpah. Sulit memikirkan hal-hal lain selain dosa-dosa saya yang dicatat dalam buku di Sorga. Saya telah menghina Tuhan yang mahakuasa. Saya telah merendahkan Juruselamat yang telah merendahkan diri-Nya menjadi manusia. Ia menderita, mencurahkan darah-Nya dan mati di kayu salib, tetapi semua yang saya inginkan hanya “bebas” dan dapat diterima menjadi anggota jemaat.

Malam berikutnya, Dr. Hymers menyampaikan khotbah denga tema, “You Can Be Saved.” Sepanjang khotbah itu, ia berkata bahwa tidak ada alasan bagi saya untuk terus tetap terhilang. Semua orang harus melakukannya untuk luput dari dosa-dosanya dengan datang kepada Kristus. Hanya dengan datang kepada Dia, maka semua dosa saya akan dihapuskan dari semua buku di Sorga. Walaupun saya telah mendengar Dr. Hymers mengatakan ini ratusan kali, saya sekarang baru mendengarnya dan benar-benar memperhatikannya.

Kesadaran saya begitu besar pada waktu itu sehingga hanya itu saja yang dapat saya pikirkan yaitu bahwa saya harus diselamatkan dari dosa-dosa saya. Saya tertantang bahwa saya tidak akan meninggalkan gereja pada malam itu kecuali setelah saya diselamatkan. Di ruang pemeriksaan itu, Dr. Hymers meminta saya berlutut dan datang kepada Yesus dan menerima Dia. Pada kesempatan itu, dengan derai air mata saya menundukkan kepala saya, saya menghempaskan diri saya kepada Yesus. Saya percaya kepada Yesus dengan iman yang sederhana dan Ia telah menyelamatkan saya. Pada kesempatan itu saya datang kepada Dia. Saya menerima Dia dan Ia telah menyelamatkan saya dari semua dosa saya.

Dan Ia baru saja melakukan itu. Ia telah menyelamatkan saya dari segala dosa saya dan menyelamatkan saya dari penghukuman kekal di Neraka. Dosa-dosa yang tercatat dalam buku-buku di Sorga sekarang telah dihapuskan-Nya dengan Darah Yesus Kristus yang mahal. Darah yang Ia telah curahkan di Kalvari sekarang menyucikan dosa-dosa saya di Sorga. Saya telah mati dalam dosa-dosa dan pelanggaran saya. Namun sekarang saya diberi hidup baru di dalam Yesus Kristus, Yesus yang telah menderita dan mati bagi saya.

Sekarang Ia adalah Juruselamat dan Tuhan saya yang sedang duduk di sebelah kanan Allah Bapa di Sorga. Harga yang Ia bayar untuk menebus saya di Kalvari adalah satu-satunya yang saya tidak akan pernah dapat membalasnya dengan penuh. Semua yang dapat saya lakukan hanyalah mengagungkan Dia, melayani Dia, dan memuliakan Dia. Oleh karena rahmat dan kasih karunia Tuhan saya menjadi sadar dan ditarik kepada Yesus Kristus. Sekarang setiap hari saya mengucap syukur kepada Tuhan yang telah menempatkan saya di dalam gereja dengan gembala yang baik, orang tua, mentor, teman-teman yang baik yang mana di sini saya dapat melayani Kristus. Yang menjadi harapan saya adalah agar saya dan teman-teman muda lainnya dapat mendukung gereja ini dan membantu untuk membangunnya. Saya senantiasa menantikan hari ketika saya akan melihat Tuhan dan Juruselamat saya, Yesus Kristus, bertemu muka dengan muka.

Kesaksian 5

Minggu sebelum saya bertobat, Dr. Hymers menyampaikan khotbah yang sungguh mengganggu saya. Ini terus mengganggu pikiran saya setiap hari di sepanjang minggu itu. Teks yang dikhotbahkan pada waktu itu adalah bagian dari Yunus 2:9, “Keselamatan adalah dari TUHAN!" Di dalamnya, ia menjelaskan bahwa karya keselamatan Allah semata-mata hanya melalui Yesus, dan manusia tidak dapat melakukan apapun untuk berkontribusi untuk mujizat ini.

Alasan khotbah ini mengganggu saya adalah karena saya mencoba untuk menyelamatkan diri saya sendiri dengan usaha saya sendiri. Saya telah dibimbing selama beberapa minggu, tetapi sedikitpun saya tidak menyadari akan status saya yang penuh dengan dosa. Apapun yang saya telah lakukan tidak akan dapat menolong saya [lepas dari dosa]. Justru semua yang saya lakukan sedang menambah dosa yaitu karena menolak Yesus dan darah yang Ia telah curahkan bagi saya.

Setelah saya mendengar khotbah ini, Roh Kudus mulai menyadarkan saya akan dosa-dosa saya. Saya mulai melihat dan merasakan kebobrokan saya. Saya adalah orang berdosa yang terhilang, tidak mengenal Tuhan, dan menentang sifat-Nya. Saya takut Tuhan segera membanting saya pada waktu itu. Saya akan mati, dan tidak siap menghadapi penghakiman. Kebenaran-kebenaran ini menghantui saya setiap hari.

Saya berpikir bahwa orang berdosa seperti saya tidak layak menerima Allah dan anugerah-Nya. Setelah menolak Anak-Nya Yesus dari waktu ke waktu, saya yakin Allah akan segera membuat saya menyerah. Sehingga, ketika khotbah berikutnya dikhotbahkan, saya mendengarkannya dengan penuh perhatian. Itu adalah hari Sabtu malam dan kata-kata di akhir khotbah itu adalah “Datanglah kepada Kristus - bukan kepada Adam.” Kata-kata ini berarti bahwa keselamatan dari dosa ada di dalam Yesus, bukan di dalam manusia. Pada waktu itu saya masih bertahan untuk tidak percaya kepada Kristus.

Kemudian paginya, dosa saya menjadi tak tertahankan. Ketika khotbah tentang Yudas di khotbahkan, saya merasa dosa saya makin berat dan makin berat lagi. Seperti Yudas, saya sedang memandang diri saya sendiri dan bukan kepada Kristus. Itu adalah ketika Allah menunjukkan kepada saya bahwa saya perlu melihat keluar dari diri saya sendiri dan memandang ke dalam Kristus untuk keselamatan jiwa saya. Saya begitu menyedihkan, karena Yesus lah yang mengampuni dosa-dosa saya.

Ketika saya dibimbing setelah khotbah itu, saya mulai berpikir tentang apa yang telah Yesus lakukan bagi saya. Ia telah dihina dan diludahi. Ia telah dipukul dan dicambuk. Pada tubuh-Nya Ia telah menanggung semua dosa saya. Ia mencurahkan Darah-Nya untuk orang berdosa yang telah rusak seperti saya ini. Ia menderita dan mengalami penghukuman karena dosa-dosa saya. Ia mati menggantikan saya. Ia bangkit secara fisik dari kematian untuk memberikan hidup kekal kepada saya. Ia melakukan semua ini karena mengasihi saya. Saya tidak tahu kasih-Nya kepada saya sebelum itu. Saya belum pernah melihat pertunjukkan kasih seperti itu.

Pagi itu, oleh anugerah Allah, saya datang kepada Yesus. Allah memberikan kepada saya iman untuk percaya kepada Kristus. Ia melakukan semua karya keselamatan saya. Sifat saya yang sudah rusak menghalangi saya untuk percaya kepada Yesus. Allah lah yang menarik saya kepada Anak-Nya. Ia menunjukkan rahmat yang agung dan berbelas kasihan kepada saya; bahkan walaupun sedikitpun saya tidak layak menerimanya. Allah memberikan karunia keselamatan cuma-cuma melalui Yesus. Segera ketika saya datang kepada Dia, saya disucikan di dalam Darah-Nya yang mahal dan penuh kuasa kepada saya. Semua dosa saya telah diampuni oleh Dia. Dengan Darah-Nya Ia menghapus semua dosa saya dalam buku-buku catatan Allah. Saya sekarang benar dalam pemandangan Allah yang hidup. Kebenaran Kristus telah dilekatkan atau di- impute -kan kepada saya.

Saya tidak pernah dapat membalas apa yang Yesus telah lakukan bagi saya. Saya telah dihindarkan dari Neraka dan penghakiman. Saya bukan lagi hamba dosa, tetapi saya adalah hamba Kristus. Saya memberikan seluruh pujian dan kemuliaan hanya kepada Yesus.

Kesaksian 6

Pengorbanan Allah untuk dosa adalah di dalam Anak-Nya yang tunggal Yesus, yang oleh darah-Nya telah menyucikan dosa kita. Ini adalah kebenaran yang talah saya dengar di sepanjang hidup saya. Ketika masih kanak-kanak, saya berpikir tentang Allah dengan cara yang sangat picik dan tidak nyata. Begitu juga pemikiran saya tentang Anak-Nya Yesus. Saya mengaburkan pemikiran-pemikiran yang serius tentang Allah atau tentang Injil, dengan berpikir bahwa topik-topik itu melampaui pemahaman intelek saya. Itu terjadi pada saat Allah berbicara kepada saya dan mendorong saya untuk mempertimbangkan keselamatan. Saya merasakan tergangu dengan khotbah tentang keselamatan melalui Kristus. Tetapi saya masih tidak melihat adanya hubungan yang riil dengan Yesus, tidak ada kesadaran yang benar dari Allah yang mahakuasa tentang dosa saya melawan Dia. Pikiran tentang dosa itu tidak memiliki efek riil bagi jiwa saya. Roh saya tidak benar-benar masuk dalam kegelisahan yang mendalam.

Selama tetap diam dalam kondisi itu, dan pertobatan yang palsu, membawa saya ke dalam kondisi yang total mematikan. Yesus belum mengampuni dosa-dosa saya, dan belum menerapkannya untuk saya apa yang Allah telah buat. Kemudian, setelah dikonfrontasikan dengan keadaan jiwa saya yang masih terhilang, dan karena ditunjukkannya dosa saya yang melawan Tuhan tanpa memikirkan dan mempedulikan Dia, Allah oleh rahmat-Nya berbicara sekali lagi kepada saya. Namun itu masih suara kecil dari Allah, ketika saya mendengarnya sebagai anak muda, tetapi saya membuyarkannya dengan pikiran bodoh kekanak-kanakan, dan sekarang baru saya mengerti. Allah membuat itu jelas bagi saya bahwa saya telah diremukkan oleh hukum-Nya, dan sebelumnya saya begitu congkak dan sombong tidak mempedulikan Dia. Saya tidak dapat menghindari kebenaran-kebenaran ini, yang telah diberitahukan kepada saya melalui khotbah-khotbah dan konseling sebagai refleksi khotbah-khotbah yang lalu dan pembacaan-pembacaan Alkitab. Semua ini membanjiri pikiran saya.

Pada acara camp tahun lalu, beberapa hari sampai berakhirnya acara itu, saya terus bergumul dengan diri saya sendiri atas kehendak Tuhan untuk keselamatkan saya. Saya menjadi takut kepada Tuhan dan melihat betapa mengerikannya dosa saya di mata-Nya. Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya bukan hanya merasa benar-benar peduli akan dosa saya, tetapi saya juga mengenal diri saya sendiri bahwa saya patut menerima penghukuman Allah. Ketika saya diperhadapkan pada kasus saya, saya dibela oleh anugerah-Nya. Ini hanya memperburuk banyak hal, karena saya tahu bahwa Allah telah memberikan anugerahnya jauh lebih melimpah dari pada yang saya hargai. Bergumul dalam ketakutan di hadapan Allah dan mengetahui bahwa saya telah banyak berdosa melawan Dia, saya mencoba menemukan Yesus. Saya tahu bahwa Yesus adalah jawaban atas segala dosa dan yang akan membenarkan, tetapi saya melihat diri saya sendiri bahwa saya membodohi diri sendiri dengan menunjukkan pertobatan yang palsu. Selama waktu ke waktu, saya menjadi gembira. Namun kegembiraan itu bersifat sementara dan sebentar saja lenyap. Saya tetap terhilang di hadapan Allah atau pun di hadapan manusia, dan tanpa pengharapan untuk hari esok, tidak memiliki pengharapan untuk kekekalan. Jiwaku terhilang tanpa pengampunan, saya mencoba mentaati Allah dengan melakukan hal-hal yang saya tahu diperintahkan oleh Dia. Tetapi lagi-lagi saya dikonfrotasi dengan manusia-Allah Yesus Kristus, yang tidak sepenuhnya saya percayai. Fakta bahwa Yesus itu nyata, nyata bagi saya. Saya juga sepenuhnya menerima fakta bahwa Ia dengan sukarela mencurahkan Darah-Nya dan mengalami sakit yang tak terkatakan untuk mengampuni dosa-dosa saya. Tetapi tidak ada hubungannya dengan Dia; saya merasa bahwa wajah saya masih tersembunyi dari Dia.

Minggu malam, tanggal 17 Juli, Dr. Hymers berbicara tentang “Martin Luther on Justification.” Ia mulai memberikan perhatian khusus tentang Darah Kristus di sepanjang waktu itu. Darah itu ada di depan pikiran saya. Bagian di dalam Roma 3:25 di mana dikatakan, “telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya” sungguh memukul saya. Pada saat itu, saya ingin memiliki iman di dalam Yesus dan Darah-Nya, tetapi kelihatannya ini terlalu jauh yang tak dapat dijangkau oleh manusia fana yang lemah dan sekarat seperti saya ini. Saya kembali merasa rendah, sakit dan sedih karena nampaknya itu terlalu sederhana dibenarkan oleh Allah hanya melalui iman di dalam Yesus Kristus, itu bukan untuk saya.

Dr. Hymers dan Dr. Cagan kemudian memimbing saya. Saya berkata kepada mereka bahwa saya pasti tidak akan diselamatkan, dan tidak akan memiliki iman di dalam Yesus. Saya berkata bahwa saya takut adanya banyak rintangan dalam hal keselamatan saya, karena saya menghibur diri sendiri dalam mengasihi diri sendiri, dan tidak segera membuat keputusan untuk menemukan pengampunan di dalam Kristus. Juga, bertahun-tahun saya menolak Roh Allah dan setelah mendengarkan banyak khotbah menipu diri sendiri dengan pura-pura datang kepada Yesus dan menerima Dia.

Mereka mengatakan kepada saya agar saya datang kepada Yesus. Saya merasa sendirian di ruangan itu. Tidak ada satupun yang berarti selain Yesus. Saya mengenal Dia menjadi Darah penebusan yang Allah telah siapkan untuk semua manusia dan juga untuk saya. Saya tersungkur berseru kepada Yesus untuk beberapa kali, “Selamatkan saya, tolong selamatkan saya, Yesus.” Saya tidak sadar apa yang saya katakan atau tidak berpikir seperti waktu-waktu yang lalu. Tidak ada kesuliatan apa-apa pada waktu itu yang lebih dari menyerah kepada Yesus untuk keselamatan oleh Darah-Nya.

Saya memberikan hati saya sepenuhnya kepada Yesus dan anugerah keselamatan yang Ia tawarkan kepada saya. Tidak ada ruangan lain lagi selain untuk Yesus dan iman hanya kepada Dia, tidak ada lagi tempat untuk kesalehanku, tidak ada lagi tempat untuk apa yang telah saya lakukan atau coba untuk lakukan. Hanya Yesus yang dapat memperdamaikan aku dengan Allah. Ini begitu agung bagi saya. Ini sungguh menerbangkan saya, betapa Yesus dapat dihampiri oleh mereka yang benar-benar ingin menemukan Dia. Tetapi ketika saya tidak mempertahankan kekuatan dan kebaikan saya sendiri, namun dengan sepenuh hati memandang Yesus dan mengijinkan Dia untuk memberikan pengampunan, itu adalah benar-benar kehendak Allah.

Itu adalah waktu ketika saya percaya Yesus. Ia telah menyelesaikan karya [keselamatan] dengan mencurahkan Darah-Nya untuk dosa saya. Saya sekarang hanya dapat berkata dengan pasti bahwa dosa-dosa saya telah diampuni. Keberanian saya adalah di dalam Kristus dan Darah-Nya, di dalam apa yang telah Ia kerjakan di atas kayu salib untuk dosa-dosa saya dan melalui iman di dalam Dia saya dibuatnya benar di mata Allah. Puji Tuhan!

Kesaksian 7

Saya telah bertobat pada 26 Januari 2005. Saya datang kepada Yesus dan dosa-dosa saya disucikan oleh Darah-Nya. Pertobatan saya adalah hanya oleh anugerah Allah. Saya datang secara sederhana kepada Yesus melalui iman di dalam Darah-Nya. Saya ingat benar pada waktu itu saya berhenti untuk percaya kepada diri sendiri dan kemudian percaya kepada Yesus.

Sebelum saya bertobat, saya berpikir mungkin jika saya rajin ke gereja dan berusaha menjadi orang baik saya akan dapat diselamatkan dengan cara itu. Saya berpikir tentang diri saya sendiri bahwa mungkin jika saya datang ke gereja setiap Minggu, bahwa dengan menjadi orang yang baik maka Allah akan menyelematkan saya. Saya berpikir lagi bahwa semakin saya berbuat baik maka akan semakin dekat saya dengan pintu pertobatan. Oh, betapa saya telah membuat kesalahan. Semakin saya percaya bahwa perbuatan baik menyelamatkan saya maka semakin jauhlah saya dari Kristus.

Saya masih berpikir seperti orang Katolik. Saya pergi ke gereja Katolik ketika masih kanak-kanak, dan tidak pernah benar-benar memahami apa yang imam katakan. Tetapi mereka mengajar saya untuk percaya bahwa perbuatan baik seseorang dan dengan pengakuan dosa saya akan membawa saya ke Sorga. Hati saya menjadi begitu keras sehingga saya tidak dapat membuang gagasan itu dari pikiran saya untuk waktu yang sangat lama. Ketika saya mendengarkan khotbah Dr. Hymers, pikiran saya menjadi merinding dan saya mau berpikir yang lain lagi. Saya tidak memperhatikan Injil dengan serius ketika Dr. Hymers berkhotbah tentang Yesus.

Akhirnya, setelah bulan demi bulan berlalu, saya mulai memperhatikan dengan seksama apa yang dikhotbahkan. Setelah mendengar khotbah saya datang untuk dibimbing. Saya memperhatikan dengan seksama nasehat dari Dr. Hymers dan Dr. Cagan tentang keselamatan. Namun saya masih memikirkannya seperti orang Katolik. Konseling itu tidak memiliki efek bagi saya karena saya ingin melakukan pekerjaan manusia untuk memperoleh keselamatan. Saya berpikir bahwa saya masih perlu diselamatkan dengan melakukan perbuatan baik. Saya telah memiliki pertobatan yang palsu. Saya telah berpikir banyak kali bahwa saya harus merasakan dalam pertobatan itu, bahwa Allah akan memberikan hati yang baru dan pikiran yang baru bagi saya, dan saya harus merasa berbeda. Saya lebih mencari “perasaan” dari pada Yesus. Memiliki pertobatan palsu adalah waktu yang sangat mengerikan bagi saya. Saya tidak ingin mendapatkan diri saya sendiri sebagai manusia celaka dan saya mau datang kepada Yesus.

Saya mencoba menggunakan setiap gagasan manusia untuk memperbaiki dosaku dengan usahaku sendiri, saya mencoba melakukan yang terbaik dan berusaha untuk tidak berbuat dosa. Saya mencoba menyucikan perbuatan saya tanpa pertolongan Allah. Oh, betapa lagi-lagi saya telah membuat kesalahan. Saya sangat egois, terlalu memikirkan diri sendiri dari pada memikirkan Tuhan. Saya mencoba memperbaiki masalah diri saya sendiri. Itu adalah cara saya memaapkan diri sendiri untuk tidak datang kepada Yesus.

Roh Kudus membangkitkan saya dalam kesadaran akan dosa. Saya merasa begitu kotor karena dosa-dosa saya, tetapi itu hanya bersifat sementara saja. Ketika saya masuk ke dalam ruang pemeriksaan untuk dibimbing setelah khotbah itu, saya mencoba memikirkan sesuatu untuk dikatakan, dengan mengingat apa yang telah dikhotbahkan sebelumnya, dan mengatakan banyak kata, tetapi kata-kata itu tidak perna memiliki arti dan itu tidak memiliki efek kepada saya secara pribadi. Saya tidak ingin merefleksikan itu atas dosa saya sendiri, tetapi untuk dosa orang lain atau pertobatan orang lain. Saya melihat orang-orang lain, dari pada dosa diri saya sendiri.

Kemudian pada bulan Januari 2005 di sepanjang kebaktian penginjilan itu. Sesuatu menjadi berbeda waktu itu. Saya mulai berdoa setiap hari dan merenungkan diri saya sendiri dan berpikir tentang dosa-dosa saya sendiri. Saya memperhatikan bahwa khobah Injil menjadi seterang kristal bagi saya - bahwa keselamatan adalah pemberian cuma-cuma melalui Tuhan Yesus Kristus. Saya mengerti bahwa Alkitab adalah benar dalam setiap perkataannya. Saya percaya segala sesuatu yang tertulis di dalam Alkitab, menjelaskan bahwa Yesus datang untuk mati di kayu salib untuk membayar lunas penghukuman karena semua dosa kita, dan bahwa Ia bangkit pada hari ketiga, secara fisik (tulang dan daging), dan sekarang sedang duduk di sebelah kanan Allah Bapa.

Saya datang kepada Kristus sebagai manusia berdosa yang patut dimurkai dengan tanpa pengharapan di dalam diri saya sendiri, tetapi dengan pengharapan di dalam Yesus Kristus. Bersama Allah segala sesuatu menjadi mungkin. Hal yang terpenting bagi saya adalah datang kepada Yesus dan dosa-dosa saya disucikan di dalam Darah-Nya. Saya percaya di dalam Darah-Nya. Itu adalah saat ketika saya benar-benar bertobat.

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khobah-khotbah Dr. Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik on "Sermon Manuscripts."

Diterjemahkan oleh: Dr. Eddy Peter Purwanto @
http://www.sttip.com

Lagu Solo Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“Jesus is the Friend of Sinners” by John W. Peterson, 1971 (AM);
“Oh, How He Loves You and Me” by Kurt Kaiser, 1975 (PM).