Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




ZAMAN NUH - BAGIAN III

(THE DAYS OF NOAH - PART III)

Oleh: Dr. R.L. Hymers, Jr., Th.D., Litt.D.
Diterjemahkan oleh: Dr. Eddy Peter Purwanto, Ph.D.

Khotbah ini dikhotbahkan di Fundamentalist Baptist Tabernacle of Los Angeles
Kebaktian Minggu Pagi, 26 Mei 2002

"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia." (Matius 24:37)


Ini adalah khotbah ketiga yang telah saya khotbahkan tentang "Zaman Nuh." Kristus menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa akhir zaman akan menjadi jelas dengan melihat zaman ketika Nuh hidup di bumi sebelum terjadinya Air Bah. Saya telah mengkhotbahkan enam hal tentang suasana zaman ini yang sama dengan zaman Nuh. Saya percaya bahwa Anda akan setuju dengan saya bahwa kita sedang hidup dekat sekali dengan akhir dari sejarah, jika Anda membaca Kitab Kejadian pasal empat, lima dan enam. Dalam ketiga pasal Alkitab ini menceritakan kepada kita seperti apakah suasana kehidupan pada zaman Nuh. Anda dapat membandingkan semua itu dengan zaman kita sekarang ini, dan melihat bahwa dunia kita tidak akan lama lagi berlalu.

"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia (Matius 24:37).

Dalam dua khotbah saya yang pertama tentang topik ini, saya telah menunjukkan bahwa,


(1) Ini adalah masa penyesatan - waktu ketika banyak orang murtad dari kebenaran Allah.

(2) Ini adalah masa pengembaraan yang ekstensif - ketika banyak orang secara terus menerus pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

(3) Ini adalah masa ketika banyak orang memutuskan untuk melakukan dosa yang tak terampuni - dengan menolak melakukan pertobatan sejati sampai hati mereka menjadi begitu keras sehingga tidak mungkin lagi untuk diselamatkan.

(4) Ini adalah masa kawin dan mengawinkan - ketika banyak orang telah menghancurkan ketetapan Tuhan tentang pernikahan monogami.

(5) Ini adalah masa ketika penyebaran kejahatan meningkat.

(6) Ini adalah masa ketika kecenderungan hati orang selalu menghasilkan kejahatan.


Sekarang, pagi ini, saya ingin anda memikirkan tiga hal lagi yang menunjukkan kesamaan atau kemiripan zaman kita sekarang ini dengan zaman Hun:


(1) Ini adalah masa yang didominasi dengan musik

(2) Ini adalah masa kekerasan yang luar biasa

(3) Ini adalah masa ketika khotbah yang keras di tolak.

I. Pertama, zaman Nuh dikaraktersistik oleh ketertarikan yang besar terhadap musik.

Mari kita membaca Kitab Kejadian, pasal empat ayat dua puluh satu:

"Nama adiknya ialah Yubal; dialah yang menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling." (Kejadian 4:21)

Ini adalah saat pertama yang Alkitab katakan kepada kita tentang instrumen musical dan musik. Di sini lagi dikatakan, kita kembali mengingat perkataan Kristus,

"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia (Matius 24:37).

Hari ini, musik ada di setiap tempat. Kita lebih banyak mendengar musik saat ini dibandingkan pada waktu kita masih kanak-kanak. Musik ada di setiap gedung yang Anda masuki saat ini. Ada musik di elevator. Ada musik di mobil ketika Anda mengendarai mobil. Ketika saya berjalan-jalan di taman setiap hari, saya mendengar musik, musik, dan musik. Ketika saya pergi ke gedung olahraga untuk berenang, musik mengalun memenuhi setiap sudut bangunan, di ruang tunggu dan bahkan di tempat pembilasan. Musik datang kepada kita melalui tape, CD, radio, televisi dan film. Orang-orang memainkan musik begitu keras dalam mobil mereka sehingga anda tidak dapat memperhatikan jalan karenanya..

Kilas balik ke tahun 1963 Dr. M. R. DeHaan membuat pernyataan sebagai berikut:

Musik, musik, musik - di setiap tempat ada musik! Mulai dari lagu-lagu keras, lembut bahkan lebih gila lagi repetisi modern jazz. Ya sungguh! Yesus telah mengetahui apa yang Ia bandingkan antara zaman kita sekarang dengan zaman Nuh. (M. R. DeHaan, M.D., The Days of Noah, Zondervan, 1963, pp. 46-47).

Dr. DeHaan juga berkata:

Ini sepertinya tidak ada yang dapat dilakukan lebih tanpa musik: kita menjual barang dengan musik, kita menjajakan produk-produk kita dengan musik. Tetapi hal yang menyedihkan adalah bahwa ini telah menyerbu gereja-gereja kita dan menggantikan musik gerejawi dengan musik pengganti sebelum khotbah firman Allah. Banyak vocal group rohani dengan penampilan tidak sopan menyanyi di gereja untuk mempersiapkan hati orang untuk mendengar firman Tuhan. Lagu-lagu dengan syair yang kosong, dengan musik jazz dan bahkan musik dunia yang kebih gila lagi dinyanyikan digereja seakan menjadi suara yang diperdengarkan dari sorga.. Ya ini sungguh seperti itulah… yang akan terjadi…" (ibid.).

Dr. DeHaan menulis kata-kata ini sekitar empat puluh tahun yang lalu, sekitar tahun 1963. Apa yang ia katakan adalah benar demikian, dan ini lebih benar lagi untuk saat ini. Ada peningkatan apa yang disebut dengan musik "tidak senonoh" di dalam gereja-gereja yang memenuhi lebih dari setengah acara kebaktian. Mereka menyebut hal tersebut sebagai "penyembahan" tetapi itu semua sebenarnya hanya suatu kegilaan. Itu sama sekali tidak memiliki hubungan dengan penyembahan sejati. Itu semua tidak mempersiapkan hati orang untuk mendengar firman Tuhan. Kebanyakan itu hanya merupakan bentuk kebosanan saja! Drum sering dimainkan begitu keras seperti menghancurkan segala sesuatu. Suatu kali saya ada di suatu gereja yang memiliki drum. Salah satu dari anak saya heran mengapa demikian. Saya katakan kepadanya bahwa itu akan menjebol gendang telinga jika mereka tidak melakukan itu. Inilah yang terjadi hari ini bahkan drum plastic cage ada di sekeliling kita.

Jangan salah paham dulu. Saya tidak menentang musik yang sewajarnya dalam kebaktian di gereja - di zaman modern ini. Tetapi saya berpikir hampir semua jenis musik harus menjadi pujian dalam kebaktian. Dan saya percaya bahwa kita perlu menyanyikan lagu-lagu hymne, dan tidak selalu lagu penginjilan. Kita perlu menyanyikan lagu hymne oleh Isaac Watts, Charles Wesley, dan hymne-hymne dari masa kebangunan rohani lainnya, di era Kebangunan Rohani Pertama dan Kedua. Marilah kita kembali ke lagu-lagu hymne kekristenan! Marilah kita menyanyikannya dengan semangat dalam kebaktian kita.

Satu musik spesial adalah musik yang kita miliki yang dinyanyikan oleh deaken kita, Mr. Benjamin Kincaid Griffith, sebelum saya mulai berkhotbah. Kita tidak memerlukan apapun yang lainnya!

Musik dan orang yang memainkan musik ("worship" leaders) menjadi sama (atau lebih besar lagi!) pentingnya dari pada para pengkhotbah seperti kesesatan "jaman musik" yang kini mengambil alih semuanya pada zaman dulu dan sekarang. Saya mencatat trend ini sudah mulai empat puluh tahun yang lalu. Worship leader menetapkan tarip ketika mereka melayani di kampus-kampus perguruan tinggi dan seminari, yang mana para pengkhotbah sama sekali tidak tertolong oleh semua itu dalam banyak kasus. Akhirnya para "pengkhotbah muda" menghadapi kesulitan dan harus bekerja terjun ke dunia sekuler - yang mana para "worship leader" telah menggantikan mereka di setiap tempat. Ini akhirnya menghasilkan dua generasi dari "music men" mendominasi pelayanan mimbar di negeri kami dan justru para pengkhotbah sepi pelayanan. Akhirnya pengkhotbah dan penginjil menjadi kelas dua (second class) dan worship leader menjadi utama - tidak heran gereja-gereja sekarang masuk dalam kesulitan! Mereka dipimpin oleh keturunan Yubal, dari pada para pengkhotbah yang dipanggil Tuhan!

"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia." (Matius 24:37)

II. Kedua, zaman Nuh dikarakteristik oleh kekerasan yang luar biasa.

Mari kita lihat dalam Kejadian pasal enam, ayat sebelas:

"Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. 12Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi. 13Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi." Kejadian 6:11-13)

Sejak Perang Dunia II tingkat kekerasan menurun. Enam puluh tahun yang lalu dikarakteristik oleh kekerasan yang luar biasa yang melebih apapun dalam sejarah. Dalam kejadian pasal empat ayat dua puluh tiga, kita menemukan si pembunuh dan kekerasan makin meningkat pada zaman Nuh.

"Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu: "Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; 24sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat." (Kejadian 4:23-24).

Dr. M. R. DeHaan berkata:

Ini memberikan gambaran kepada kita tentang zaman yang berkembang dalam pasal keenam dari Kitab Kejadian. Ini adalah masa kekerasan, pembunuh dan kriminalitas. Apa yang perlu kita komentari di sini? Pernah adakah zaman dari sejarah yang mencatat kebrutalan lebih dari zaman ini? Ini adalah zaman yang sadis. Setiap surat kabar menuliskan kisah-kisah yang menyedihkan, dan ini seharusnya menjadi peringatan bahwa manusia hidup di balik pintu yang terkunci karena takut menghadapi kekerasan yang terjadi bukan hanya di kota bahkan juga di pedesaan. Para wanita merasa tidak aman berjalan sendiri di jalan dan anak-anak kecil diberikan alat pelindung diri khusus untuk menghadapi sadistik dan tendensi tidak manusiawi di zaman yang jahat ini. Kita merasa tidak aman masuk ke tempat apa pun juga. Kita membaca surat kabar dan belajar stastitik yang menjelaskan bahwa peningkatan kriminalitas justru khususnya terjadi di antara anak-anak muda, dan ini menunjukkan benarlah apa yang dikatakan oleh Yesus, "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia." (ibid., pp. 48-49).

Kekerasan pada zaman kita saat ini jelas berbeda dengan zaman Perang Dunia II, dan khususnya sebelum Perang Dunia I. Banyak orang yang tidak mengetahui apapun tentang sejarah dapat menceritakan kepada Anda bahwa kita selalu hidup dalam kekerasan yang kita lihat dalam masyarakat, tetapi mereka ragu. Dalam ingatan saya sendiri, kekerasan telah meningkat dengan berbagai tanda. Misalnya saja sebelum 11 September, tahun lalu, tidak ada orang Amerika yang menyangka adanya ancaman teroris dan serangan nuklir. Tetapi sekarang kita terus-menerus terancam oleh para teroris dan tindakan-tindakan kekerasan mereka. Ini adalah kekerasan yang tak terprediksi dan terorisme setiap saat datang pada zaman kita ini. Yesus berkata:

"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia." (Matius 24:37)

III. Ketiga, zaman Nuh dikarakteristik oleh penolakan terhadap khotbah yang keras.

Alkitab mengajarkan bahwa ada dua orang pengkhotbah besar pada zaman sebelum terjadinya Air Bah. Namanya adalah Henok dan Nuh. Tema khotbah-khotbah mereka diberikan kepada kita dalam Alkitab. Bukalah Alkitab Anda dan mari kita membaca Yudas ayat empat belas:

"Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, 15hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan." (Judas 14-15).

Henok berkhotbah sangat keras menentang dosa. Ia berkhotbah sangat keras tentang hari Pengakiman ketika Kedatangan Kristus yang kedua kalinya dan penghakiman akhir. Ia berkhotbah tentang Neraka. Ini adalah tema-tema yang dikhotbahkan oleh Henok sebelum zaman Air Bah: Penghakiman dan pengukuman di Neraka. Henok mengkhotbah topik-topik ini berulang kali sebelum peristiwa Air Bah.

Sekarang bukalah II Petrus pasal dua. Di sini kita dapat membaca tentang khotbah Nuh, di ayat lima:

"dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;" (II Petrus 2:5).

Orang-orang seperti Henok, Nuh adalah seorang pengkhotbah. Ia bukan dosen sekolah Alkitab atau seorang motivator yang inspirasional. Bukan! Ia adalah " pengkhotbah kebenaran". Kata Yunani yang diterjemahkan "pengkhotbah" atau "pemberita" di sini adalah " kerux" yang berarti "juru bicara publik, pemberi pengumuman" ("to herald as a public crier, to proclaim") (Strong's Concordance, #2783, 2784). Ini jelas berbeda dengan "para guru" di zaman akhir ini.

"Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya." (II Timotius 4:3).

Kata "guru-guru" di sini berasal dari kata Yunani " didaskalos " yang berari "mengajar" ("to teach") (Strong's Concordance, #1320, 1321).

Kita telah mengalami bahwa khotbah saat ini sudah semakin ditinggalkan dan digantikan dengan "pengajaran guru-guru palsu" yang mana Alkitab katakan akan menjadi karakteristik dari gereja-gereja di akhir zaman (band. II Timotius 4:2-4).

Dr. DeHaan memberikan komentar ayat ini demikian:

Kami tegaskan satu analogi lagi tentang zaman Nuh untuk zaman ini. Inti dari Matius pasal 24, Yesus berkata bahwa seperti sebelum zaman Air Bah begitu juga sebelum kedatanganNya kembali. Tentunya zaman Nuh sebelum Air Bah harus menjadi masa penyesatan yang luar biasa. Melalui khotbah-khotbah yang kuat dari Henok dan… Nuh, dunia tidak akan menjadi percaya oleh para pengkhotbah ini; dan ketika Air Bah datang, hanya ada delapan orang saja yang selamat. (ibid., p. 56).

Henok berkhotbah tentang Penghakiman yang akan datang. Nuh Berkhotbah tentang kebenaran dan penghakiman. Ia berkhotbah tentang penghakiman Air Bah yang akan datang (band. II Petrus 2:5; Ibrani 11:7). Begitu susahnya orang diselamatkan ketika kedua orang pengkhotbah yang baik ini berbicara. Orang-orang hidup seperti tidak akan datang penghakiman dan penghukuman.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda telah siap untuk dihakimi? Akankah Anda mendengarkan pengkhotbah dan bertobat? Akankah Anda datang ke dalam bahtera keselamatan - di dalam Kristus?

Saya di sini berkata kepada Anda bahwa Kristus mati di kayu salib untuk membayar dosa-dosa Anda. Ia bangkit dari kematian dan naik ke Sorga, berada di sebelah kanan Bapa. Anda tidak siap menyambut kedanganNya kembali kecuali Anda datang kepada Kristus. Anda harus dengan sungguh-sungguh datang kepada Kristus, hanya kepada Dia, atau Anda akan dihakimi, dan pergi ke Neraka, sama seperti orang-orang pada zaman Nuh.

"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia." (Matius 24:37)

(SELESAI)
Anda dapat membaca khobah-khotbah Dr. Hymers setiap minggu di Internet
di www.rlhymersjr.com. Klik on "Sermon Manuscripts."

Diterjemahkan oleh: Dr. Eddy Peter Purwanto @
http://www.sttip.com


Pembacaan Alkitab sebelum khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Lukas 17:26-30.
Solo Sung sebelum khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
"In Times Like These" (by Ruth Caye Jones, 1944).


GARIS BESAR KHOTBAH

ZAMAN NUH - BAGIAN III

Oleh: Dr. R. L. Hymers, Jr.


"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia." (Matius 24:37)

I.   Pertama, zaman Nuh dikaraktersistik oleh ketertarikan yang besar
 terhadap musik (Kejadian 4:21).

II.  Kedua, zaman Nuh dikarakteristik oleh kekerasan yang luar biasa
  (Kejadian 6:11-13; Kejadian 4:23-24).

III. Ketiga, zaman Nuh dikarakteristik oleh penolakan terhadap khotbah 
yang keras (Yudas 14-15; II Petrus 2:5; II Timotius 4:3).