Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




HAL-HALYANG SAYA PELAJARI DARI DR. JOHN R. RICE

THINGS I LEARNED FROM DR. JOHN R. RICE
(Indonesian)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu Malam, 2 September 2012

“Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (Mazmur 126:6).


Ketika saya masih remaja saya pernah membaca kisah kehidupan James Hudson Taylor, dan saya merasa bahwa Allah memanggil saya untuk menjadi seorang misionaris untuk orang Cina. Saya bergabung menjadi anggota jemaat First Chinese Baptist Church of Los Angeles. Itu setelah saya pergi ke Biola College (sekarang University). Saya akhirnya diselamatkan ketika saya mendengar Dr. Charles J. Woodbridge berkhotbah dari II Petrus pasal tiga. Saya tidak menuntaskan beberapa kelas saya di sana, kecuali kelas mata pelajaran memenangkan jiwa. Saya memperoleh pekerjaan dan bekerja di gereja Tionghoa pada hari Jumat dan Sabtu malam, dan sepanjang hari Minggu. Sekitar waktu itu saya membaca Journal of John Wesley, dan belajar tentang apakah kebangunan rohani itu. Saya berdoa sepanjang waktu agar kebangunan rohani terjadi di gereja Tionghoa ini. Saya mulai ikut kuliah malam di perguruan tinggi, sementara bekerja empat puluh jam per minggu pada siang harinya, dan bekerja sepanjang akhir pekan di gereja Tionghoa itu. Saya tamat dari Cal State L.A. pada musim semi tahun 1970. Beberapa bulan sebelumnya kebangunan rohani mulai menyapu gereja Tionghoa itu. Ratusan orang datang ke gereja itu dan dipertobatkan. Dari tahun 1969 sampai sekitar tahun 1973 gereja ini berada di tengah-tengah serangkaian kebangunan rohani yang luar biasa, ketika gereja ini digembalakan oleh seorang pendeta, Dr. Timothy Lin.

Pada musim Gugur tahun 1970 saya pergi ke Golden Gate Baptist Theological Seminary dekat San Francisco. Pada tahun kedua di Golden Gate saya merintis gereja di sana dengan pertolongan dua teman dari seminari itu. Kami bertiga berduka atas serangan-serangan terhadap Alkitab di sekolah itu, namun saya berkata sedikit selama dua tahun. Pada tahun ketiga dan tahun terakhir di seminari itu saya terpilih sebagai editor dari majalah mahasiswa sekolah tersebut. Saat itulah saya mulai membela Alkitab, baik di majalah maupun di kelas. Saya diberitahu oleh presiden seminari bahwa saya mendapatkan reputasi buruk yang akan menghambat saya untuk diterima melayani di suatu gereja Baptis Selatan. Setelah melalui perjuangan keras saya memutuskan bahwa saya benar-benar tidak peduli dan terus berjuang membela Alkitab. Para profesor berbicara keras menentang Scofield Study Bible, dan melawan Dr. J. Frank Norris dan Dr. John R. Rice. Saya pikir bahwa Alkitab Scofield adalah baik atau tidak seharusnya mereka mengkritik sedemikian kerasnya, jadi saya membeli satu dan telah berkhotbah dari Alkitab ini sejak saat itu. Tetapi saya pikir bahwa Dr. Norris dan Dr. Rice adalah orang-orang aneh. Saya tidak pernah membaca satupun dari apa yang pernah mereka tulis. Saya menghakimi mereka tanpa benar-benar tahu apa-apa tentang mereka.

Setelah saya lulus saya terus penuh semangat mengekspos liberalisme di seminari. Saya mengirim surat dan video yang mengekspos serangan-serangan terhadap Alkitab di seminari untuk para ketua diaken dari semua gereja Baptis Selatan di California. Salah satu profesor liberal di seminari itu terpaksa harus mengundurkan diri, dan sebagai akibat langsung, salah satu rektor yang kompromi juga harus mengundurkan diri di tengah-tengah semester. Gereja kami mengirimkan $ 600 per bulan kepada Dr. Bill Powell untuk membantunya mengirim Southern Baptist Journal, yang mengekspos teologi liberalisme, kepada semua gereja Baptis Selatan di Amerika. Istri saya dan saya pergi setiap tahun ke Southern Baptist Convention untuk membagikan Journal itu. Orang-orang meneriaki kami, dan mengancam kami. Pada konvensi terakhir istri saya sedang hamil enam bulan. Mereka meludahi wajahnya dan melemparkan jurnal itu ke wajahnya, bahkan walaupun ia sedang hamil besar. Ketika kami kembali ke kamar kami, dia berkata, “Robert, bagaimana mungkin orang-orang itu dapat dikatakan orang Kristen?” Saya menundukkan kepala karena malu.

Seperti saya sudah diperingatkan, saya sudah diberi “catatan hitam” oleh seminari itu. Mereka mengeluarkan surat-surat melawan saya, dan bahkan teman-teman seumur hidup saya dari Baptis Selatan berbalik melawan aku. Saya sangat kecewa dan patah hati pada waktu itu. Di tengah-tengah depresi yang mendalam itu ada seorang teman memberi saya buku biografi Dr. John R. Rice yang ditulis oleh Dr. Robert L. Sumner, yan berjudul Man Sent from God. Saya duduk untuk membaca beberapa halaman di suatu malam, tetapi saya tidak bisa menghentikannya. Saya membaca sepanjang malam, bahkan selesai sekitar pukul 9:00 di pagi hari. Saya terkesan dengan kesamaan pengalaman Dr. Rice dengan orang-orang liberal di Baptis Selatan dengan pengalaman saya sendiri. Dalam beberapa bulan saya membeli hampir semua buku Dr. Rice, dan dengan penuh semangat membaca semuanya. John R. Rice menjadi salah satu pemandu dan mentor saya, demikian juga pendeta saya selama 23 tahun, Dr. Timothy Lin.

Pada musim gugur tahun 1980, saya pergi ke Murfreesboro, Tennessee, ke kantor Dr. Rice, dan merekaman wawancara saya dengan dia dengan video. Dia meninggal beberapa minggu kemudian, tetapi saya terus membaca banyak buku-buku dan khotbah-khotbahnya hampir setiap minggu. Saya telah belajar banyak hal yang berguna dan bermanfaat dari Dr. Rice, dan saya akan membagikan beberapa kepada Anda pada malam ini.

Mengawali khotbah ini saya akan membaca ayat kehidupan Dr. Rice,

“Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (Mazmur 126:6).

Itu adalah tema dari kehidupan dan pelayanan Dr. John R. Rice. Ia adalah sarjana dan pembelajar Alkitab yang luar biasa, namun ia tidak pernah kehilangan pandangan dari panggilan utamanya sebagai seorang penginjil, pemenang jiwa, dan pembela kebangunan rohani yang dicurahkan dari Sorga. Jadi, di sini ada empat hal yang saya pelajari darinya. Saya tidak setuju dengan dia tentang masalah pengumpulan persepuluhan, tanda-tanda kedatangan Kristus, dan beberapa hal lainnya, namun ia sungguh mempengaruhi saya pada empat poin berikut ini.

I. Pertama, saya telah belajar banyak tentang bagaimana berkhotbah dari Dr. Rice.

Ketika saya pertama kali mulai berkhotbah pada tahun 1950-an saya dengan sadar meniru gaya penginjilan dan konstruksi khotbah dari Billy Graham. Ia pernah menjadi pengkhotbah yang luar biasa.

Teman saya Moishe Rosen, seorang Yahudi yang telah percaya Yesus, berkata bahwa khotbahnya “menggemparkan” pada masa itu. Namun kemudian saya diminta untuk berkhotbah dengan gaya yang disebut sebagai khotbah “ekspositori.” Saya berjuang mencoba untuk melakukan itu selama beberapa tahun. Namun saya merasa dibatasi dan merasa harus berkhotbah dengan cara berbelit-belit, membuat garis besar yang rumit dari banyak ayat Alkitab, dengan poin, subpoin, dan sub-subpoin. Saya merasa dicekik dan diperbudak, diperbudakan dan dikendalikan, dengan apa yang pernah diajarkan kepada saya, yaitu apa yang disebut dengan khotbah “ekspositori”. Kemudian saya membaca apa yang Dr. Rice katakan tentang hal ini. Dr Rice berkatan,

      Tidak ada khotbah yang disampaikan Yesus ... apakah Ia pernah berkhotbah dengan cara apa yang sekarang disebut sebagai khotbah ekspositori. Demikian juga dengan khotbah-khotbah dalam kitab Kisah Para Rasul oleh Petrus, oleh Stefanus dan oleh Paulus - tidak ada satu khotbah ekspositorispun di sana. Dalam setiap kasus seorang pengkhotbah berdiri untuk berkhotbah untuk mendapatkan hasil tertentu, dan ia berkhotbah menuju hasil itu. Jadi seharusnya pengkhotbah hari ini berkhotbah demi memperoleh hasil tertentu, tidak hanya menjelaskan Alkitab itu sendiri demi kepentingan diri sendiri (John R. Rice, D.D., Why Our Churches Do Not Win Souls, Sword of the Lord, 1966, hlm. 74, 75).

Saya belajar dari Dr. Rice bahwa apa yang disebut dengan khotbah “ekspositori” tidak datang dari bapa leluhur Baptis maupun Protestan kita, yang pada umumnya mereka berkhotbah dari satu atau dua ayat Alkitab. Dr. Rice berkata khobtah “ekspositori” modern datang dari Plymouth Brethren dan dipopulerkan oleh Dr. Harry Ironside, seorang pengkhotbah Plymouth Brethren. Dr. Rice berkata bahwa Wesley, Whitefield, Spurgeon, dan Dr. Torrey mengkhotbah khotbah-khotbah yang “keras, tanpa kompromi, controversial yang menghakimi dosa.” Ia berkata bahwa kita membutuhkan “khotbah yang menghakimi dosa, melawan penyesatan, yang menunjukkan jalan keluar bagi kesulitan, yang memperingatkan umat akan murka Allah” (ibid., hlm. 77, 78). Dr. Rice berkata,

      Dari mana datangnya kerusakan yang mengerikan dalam standard-standard di Amerika? Mengapa seks di mana-mana ditekan pada masyarakat, dan film dan majalah lebih cabul, dan para wanita kurang berbudi, dan laki-laki lebih profan dari sebelumnya? Karena Amerika, dengan jutaan anggota gereja, secara relatif memiliki sedikit pengkhotbah yang keras.... Tidak banyak pengkhotbah yang berkhotbah tentang dosa, tentang penghakiman yang akan datang, tentang neraka yang mengerikan bagi orang berdosa yang menolak Kristus.... Mimbar-mimbar telah meruntuhkan gereja-gereja itu, dan gereja-gereja telah meruntuhkan Amerika (John R. Rice, D.D., Bible Doctrines to Live By, Sword of the Lord, 1968, hlm. 311).

Alkitab berkata,

“Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka” (Yesaya 58:1).

Dr. Rice berkata,

      Tujuan pertama dari setiap pengkhotbah yang dipanggil Allah seharusnya adalah untuk memenangkan jiwa. Seorang pendeta mungkin mengatakan, sebagai alibi, “Saya dipanggil untuk menjadi pendeta pengajar. Pelayanan saya adalah untuk gereja. Saya harus memberi makan kawanan domba Allah.” Namun, saya yakin, itu hanyalah alibi untuk menutupi ketidaktaatan terhadap perintah Allah yang sangat jelas. Amanat Agung masih mengikat para pengkhotbah. Injil harus diberitakan kepada segala makhluk... Charles Spurgeon adalah seorang pendeta seumur hidupnya dan tidak pernah menyebut dirinya sendiri sebagai seorang penginjil. Namun ribuan orang telah diselamatkan di bawah pelayanannya, dan [Gereja Spurgeon] disebut sebuah “perangkap jiwa.” Khotbah dalam ibadah gereja seharusnya menjadi penginjilan yang kuat, sebagaimana di di tempat-tempat lain (John R. Rice, D.D., Why Our Churches Do Not Win Souls, ibid., hlm. 67-69).

Saya setuju dengan Dr. Rice pada poin-poin ini tentang khotbah. Dia telah mendorong saya untuk mengikuti metode pemberitaan Injil model lama, yang membuat jiwa tidak tenang. Dan Dr. Rice percaya bahwa Injil harus diberitakan di setiap ibadah, mengatakan kepada orang-orang berdosa yang terhilang bahwa Yesus mengasihi mereka, dan bahwa Ia mau menyelamatkan mereka. Dr. Rice Berkata,

Oh, betapa sungai rahmat sedang mengalir.
   Turun dari Juruselamat manusia yang tersalib,
Darah yang mahal yang Ia curahkan demi menebus kita,
   Anugerah dan pengampunan bagi semua dosa kita
(“Oh, What a Fountain!” oleh John R. Rice, 1965).

Betapa panjang kasih-Nya, Betapa baik kasih-Nya
   Ia mengasihi engkau lebih dari yang lidah katakan;
Betapa panjang kasih-Nya, Betapa baik kasih-Nya
   Ia mati tuk selamatkan mu dari Neraka.
(“He Loves You Still” oleh John R. Rice, 1960).

II. Kedua, saya telah belajar banyak tentang bagaimana membela iman dari Dr. Rice.

Alkitab berkata, “Supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman” (Yudas 3). Dr. Rice dengan kuat mempertahankan iman sepanjang pelayanannya. Dr. Rice berkata,

      Para pendeta yang tidak mengharapkan untuk memenangkan banyak jiwa dapat menyampaikan khotbah-khotbah pendek dan ringan... tentang kasih persaudaraan. Tetapi orang yang mengharapkan memenangkan banyak jiwa akan menusuk hati nurani, mengaduk-aduk emosi dan membawa kepada kehendak ke suatu pertobatan suci... harus mengkhotbahkan kebenaran agung dari Alkitab ... Tema besar tentang kebobrokan hati manusia, kematian Kristus yang menebus, kebutuhan akan kelahiran baru, keselamatan oleh kasih karunia melalui iman, Sorga literal dan Neraka literal, semua itu adalah tema-tema penginjilan. Dan mereka selalu melibatkan keilahian Kristus, kelahiran perawan, kebangkitan tubuh, dan semua itu merupakan dasar-dasar fundamental dari iman Kristen.
      Bukan kebetulan bahwa para pemenang jiwa besar telah menjadi para pembela iman. Spurgeon melakukan kampanye terhormat melawan “Gerakan Penurunan Nilai” (the Downgrade Movement), yang sekarang disebut modernisme, dan meninggalkan Persatuan Gereja Baptis (Baptist Union) di Inggris dan Irlandia dengan resiko dicela dengan luar biasanya, dan memimpin gereja besar itu keluar dari persatuan itu, demi menjauhi dosa. Dan Spurgeon berkhotbah dengan begitu luar biasanya, menjunjung tinggi inspirasi dan otoritas Alkitab, keilahian Kristus dan dasar-dasar iman fundamental lainnya (John R. Rice., D.D., Why Our Churches Do Not Win Souls, ibid., hlm. 71, 72).

Dr. Rice berkata,

      Selama ada keraguan dalam pikiran seorang pendeta atau dalam benak para pendengar terhadap otoritas mutlak Alkitab sebagai Firman Allah yang sempurna, pesannya melemah, dampaknya terhadap masyarakat menurun, alasan untuk memenangkan jiwa berkurang (ibid., hlm. 73).

Mengapa aku harus bersungut-sungut, kembali kepada dukacita,
   Takut kehilangan uang atau teman dalam nama-Nya?
Oh, aku harus menyambut bahaya atau cambukan
   Jika mungkin aku bisa berbagi beberapa dalam rasa malu-Nya!
Mengasihi dengan sepenuh hatiku, dengan segala yang mampu ku bayangkan,
   Menjadikan semunya, Tuhan Yesus, hanya bagi Engkau.
Semua sebagaimana adanya aku, semua yang aku bisa,
   Bawa aku, Tuhan Yesus, menjadi milikMu
(“All My Heart’s Love” oleh Dr. John R. Rice).

Nyanyikan refrennya bersama dengan saya.

Mengasihi dengan sepenuh hatiku, dengan segala yang mampu ku bayangkan,
   Menjadikan semunya, Tuhan Yesus, hanya bagi Engkau.
Semua sebagaimana adanya aku, semua yang aku bisa,
   Bawa aku, Tuhan Yesus, menjadi milikMu

III. Ketiga, saya telah belajar banyak dari Dr. Rice tentang subyek kebangunan rohani.

Alkitab memberikan sebuah doa untuk kebangunan rohani bagi kita ketika dikatakan,

“Apakah Engkau tidak mau menghidupkan kami kembali, sehingga umat-Mu bersukacita karena Engkau?” (Mazmur 85:6).

Dr. Rice percaya bahkan kebangunan rohani terjadi oleh karena Allah yang mengirimnya. Ia berkata, “Biarlah diselesaikan sekali untuk semua bahwa kebangunan rohani adalah manifestasi ilahi. Kebangunan rohani adalah mujizat dari Tuhan. Itu bukan sesuatu yang alami, namun supranatural. Itu bukan peristiwa yang biasa, namun luar biasa. Itu bukan karena manusia, tetapi karena Tuhan. Hanya Allah yang dapat memberikan suatu kebangunan rohani” (John R. Rice, D.D., The Soul Winner’s Fire, Sword of the Lord, 1969, hlm. 79).

Dalam bukunya, We Can Have Revival Now (Sword of the Lord, 1950), Dr. Rice mengatakan, “Kebangunan rohani terbesar dunia akan terjadi di masa depan. Kebangunan rohani yang lebih besar akan datang dan lebih besar dari yang pernah terjadi di dunia ini. Itu jelas diajarkan dalam Firman Tuhan, dan betapa seharusnya itu menghiburkan hati kita! Ketika kita tahu bahwa Allah telah dengan jelas menjanjikan kebangunan rohani yang lebih besar daripada yang pernah terjadi di dunia, pasti itu akan membuktikan bahwa hari akan kebangunan rohani masih dapat terjadi lagi” (hlm. 29).

Dr. Rice mengatakan itu pada tahun 1950. Orang-orang Komunis sedang mengusir semua misionaris asing dari Cina ketika ia mengatakan itu. Lebih dari 25 tahun penyiksaan dan pemenjaraan terbentang di depan atas orang-orang Kristen di China ketika dia mengatakan itu. Namun sejak tahun 1980, tahun meninggalnya Dr. Rice, salah satu ledakan kebangunan rohani terbesar dunia terjadi Republik Rakyat Cina! Hari ini diperkirakan ada lebih dari 120 juta orang Kristen di Cina. Lebih banyak orang di gereja pada hari Minggu pagi ini di China daripada di Amerika, Kanada dan Inggris bila digabungkan! Dr. C.L. Cagan memperkirakan bahwa ada lebih dari 700 orang bertobat kepada Kristus di China setiap jam, siang dan malam, dua puluh empat jam sehari, tujuh hari seminggu! Pikirkan itu - 700 pertobat setiap jam! Dr. Rice sepenuhnya benar ketika ia mengatakan pada tahun 1950, “Kebangunan rohani terbesar dunia akan terjadi di masa depan” (ibid., hal. 29).

Saya sendiri telah menjadi saksi mata atas tiga kebangunan rohani “supernatural,” kebangunan yang dikirim Tuhan. Di First Chinese Baptist Church of Los Angeles, antara tahun 1969 dan 1973, saya melihat kekuatan ajaib Allah menarik lebih dari 2.000 orang ke gereja kecil kami yang beranggotakan sekitar 125 orang, kebangunan rohani tersebut membawa gereja kami menjadi salah satu dari gereja-gereja Baptis Selatan terbesar di California. Saya menyaksikan kebaktian-kebaktian yang berlangsung sepanjang hari Minggu, dengan air mata pertobatan dan mujizat pertobatan. Saya sendiri berkhotbah di salah satu kebaktian itu di mana 46 orang muda bertobat, dan itu hanya salah satu kebaktian yang berlangsung sepanjang malam demi malam! Saya baru mengecek dan menemukan bahwa hampir setiap orang muda Tionghoa yang diselamatkan malam itu, sekarang masih ada di gereja itu setelah empat puluh tahun kemudian! Ketika istri saya dan saya pergi ke sana pada bulan Mei, untuk menghadiri perayaan ulang tahun gereja ini yang ke-60, satu demi satu anak muda Tionghoa datang untuk memberitahu saya bahwa mereka diselamatkan pada saat ketika saya berkhotbah pada kebangunan rohani itu!

Di Marin County, sebelah utara San Francisco, di gereja yang pernah saya rintis di sana pada tahun 1972, kami melihat sekitar 600 orang Hippie telah diselamatkan dalam beberapa bulan pelayanan, mereka berhenti dari gaya hidup mereka yang penuh dosa dan berhenti minum-minum minuman keras, dan menjadi orang-orang Kristen yang solid. Ini adalah kebangunan rohani yang pernah saya saksikan dengan mata kepala saya sendiri.

Pada tahun 1992, saya bersama dengan istri dan kedua putra saya menghadiri konferensi Fundamentalisme di gereja Dr. Rod Bell di Virginia Beach, Virginia. Pada akhir konferensi itu, pada Minggu malam yang terakhir, saya mendapat jadwal untuk berkhotbah. Anggota dari gereja itu memberi tahu saya, “Apapaun yang Anda lakukan, jangan mengkhotbahkan khotbah penginjilan. Setiap orang di gereja ini telah diselamatkan.” Itu yang membuat saya sangat gugup karena Allah telah meletakkan di hati saya untuk menyampaikan khotbah penginjilan yang sederhana. Hamba-hamba Tuhan besar dan terkenal hadir di ibadah. Apa yang mereka akan pikirkan jika tidak ada seorangpun maju ke depan? Saya berkeringat. Saya bertanya kepada istri saya untuk membawa kedua putra saya keluar ruangan motel itu selama beberapa jam pada Minggu sore itu. Saya berpuasa dan berdoa dan memohon pertolongan Tuhan sepanjang sore itu. Saya masih berdoa dan berkeringat ketika kami sampai di gereja itu. Mereka menyanyikan pujian dan pendetanya memperkenalkan saya. Tiba-tiba saya merasakan urapan Roh Kudus turun atas saya. Saya mengkhotbahkan khotbah sederhana dengan sangat mudah. Tiga pria dewasa maju ke depan. Salah satu dari mereka adalah pendeta pembantu, putra pendeta itu sendiri! Ia maju ke depan untuk diselamatkan dengan air mata mengalir di pipinya! Kemudian Roh Kudus turun seperti awan. Seorang pria tua yang telah ada di gereja itu selama bertahun-tahun merangkak dengan tangan dan lututnya menyusuri lorong sambil berseru, “Aku terhilang! Aku terhilang!” Kuwartet gadis muda maju ke depan untuk tampil, namun mereka tidak dapat menyanyi. Air mata mengalir dari pipi mereka ketika mereka memohon Yesus untuk menyelamatkan mereka. Ibadah berlangsung sampai tengah malam. Tujuh puluh lima orang diharapkan diselamatkan pada malam itu di sebuah gereja di mana mereka pikir “Setiap orang di sana telah diselamatkan.” Putra Ian Paisley berkata kepada istri saya, “Saya tidak pernah melihat hal yang seperti ini.” Jadi kebangunan rohani benar-benar terjadi. Saya terbang kembali dari Los Angeles untuk berbicara dengan pendeta itu lagi beberapa hari kemudian. Pada tiga bulan berikutnya lebih dari 500 orang diharapkan diselamatkan dan dibaptis di gereja itu!

Ini adalah saksi mata dari apa yang saya telah saksikan tentang apa yang Tuhan lakukan pada tiga kebangunan rohani - yang disebut Dr. Rice sebagai “suatu mujizat Allah.” Saya tahu Anda tidak dapat “menghadirkan” kebangunan rohani dengan kemampuan manusia. Namun saya juga tahu Dr. Rice benar ketika ia berkata, “Kita dapat memiliki kebangunan rohani sekarang.” Kita berdoa kepada Tuhan untuk mengirimkan kebangunan rohani ke gereja ini pada saat kita berpuasa dan berdoa. Salah satu lagu karangan Dr. Rice mengatakan,

Hari ini kita menuai, atau kehilangan tuaian emas kita!
   Hari ini diberikan kepada kita jiwa-jiwa terhilang untuk dimenangkan.
Oh selamatkanlah orang-orang terkasih dari api itu.
   Hari ini kita akan pergi dan membawa masuk banyak orang berdosa.
      (“So Little Time” oleh Dr. John R. Rice).

Saya berharap dapat mengambil waktu berbicara tentang kepercayaan Dr. Rice tentang kebutuhan seorang pengkhotbah dan jemaatnya untuk dipenuhi oleh Roh Kudus. Saya berharap dapat mengambil waktu untuk berbicara tentang kepercayaan Dr. Rice bahwa seorang Kristen harus menjadi seorang fundamentalis namun, seperti yang ia katakan, “bukan orang gila.” Saya setuju dengan Dr. Rice bahwa kita seharusnya tidak bergantung pada ide palsu bahwa Alkitab King James diinspirasikan, dan lebih benar dari Alkitab bahasa Ibrani dan Yunani yang menjadi dasar terjemahannya. Saya berharap dapat mengambil waktu untuk menjelaskan kepada Anda apa yang Dr. Rice katakan tentang membuat jemaat lokal sebagai tempat yang menyenangkan dan penuh kebahagiaan. Saya berharap memiliki waktu untuk menjelaskan kepada Anda mengapa Dr. Rice berkata, “Saya mengasihi Natal.” Dan saya berharap saya memiliki waktu untuk berbicara tentang bukunya yang terkenal yang berjudul, “The Home, Courtship, Marriage and Children.” Saya setuju dengan Dr. Rice tentang tema-tema agung Alkitab itu! Bagaimana saya berharap banyak pendeta di manapun akan kembali dan membaca apa yang Dr. Rice tulis tentang subyek-subyek tersebut. Namun saya akan mengakhiri dengan satu poin terakhir.

IV. Keempat, saya telah belajar banyak dari Dr. Rice tentang subyek doa dan puasa.

Allah berfirman melalui nabi Yesaya,

“Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk” (Yesaya 58:6).

Dalam bukunya yang terkenal, Prayer: Asking and Receiving, Dr. Rice berkata,

      Saya tahu bahwa puasa dan doa dan merendahkan pikiran yang sejati adalah seperti ketika kita menantikan Allah akan mencurahkan berkat Allah kepada kita! Sudahkan Anda mencoba untuk berpuasa dan berdoa dan menanti Allah sampai kemenangan itu datang?... Anak-anak Allah yang terkasih, apakah Anda merasa dipimpin untuk mencobanya? Maka cepatlah dan berdoa sampai Allah menjumpai Anda di dalam berkat (John R. Rice, D.D., Prayer: Asking and Receiving, Sword of the Lord, edisi 1970, hlm. 230, 231).

Kita akan berpuasa dan berdoa sebagai jemaat Sabtu depan. Jika Anda memiliki masalah medis, silahkan tanyakan kepada dokter Anda sebelum Anda berpuasa dengan kami. Orang-orang yang sudah lanjut usia dan sakit boleh bergabung dengan kami dengan setengah puasa dengan minum jus tomat saja, atau jus lainnya atau sup, pada hari puasa kita Sabtu depan. Pastikan untuk minum banyak air sepanjang hari. Dan pastikan mengambil waktu khusus untuk berdoa pada hari itu, memohon kepada Tuhan kiranya Ia membawa banyak jiwa baru datang ke gereja kita pada musim gugur ini. Berdoalah dengan menyebut nama, jika mungkin, untuk orang-orang baru yang telah datang beberapa minggu ini, dan untuk orang-orang yang akan kita bawa minggu depan, dan minggu yang akan datang. Berdoalah kiranya mereka masih bertahan di gereja kita dan diselamatkan. Dan ingatlah ayat kehidupan Dr. John R. Rice,

“Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (Mazmur 126:6).

Mari kita berdiri dan menyanyikan lagu terakhir pada lembar lagu Anda, “The Price of Revival,” oleh Dr. John R. Rice.

Harga kebangunan rohani, harga memenangkan jiwa,
   Habiskan waktu lama dalm doa, beban berat dan air mata;
Meminta orang-orang berdosa, sebagai orang asing,
   Dibayar pada tuaian di atas sana
Tuaian, tuaian sorgawi!
   Untuk jiwa-jiwa yang dimenangkan di bawah sini.

Harta benda dari dunia ini, oh, betapa sia-sianya dan betapa cepat berlalu;
   Semuanya lenyap seperti kabut dan layu seperti dedaunan’
Namun jiwa-jiwa yang dimenangkan dengan air mata dan perjuangan kita
   Akan tinggal untuk tuaian kita di sana.
Tuaian, tuaian sorgawi!
   Untuk jiwa-jiwa yang dimenangkan di bawah sini.

Datang dengan membawa tuaian dari kayu, rumput kering, dan jerami,
   Betapa menyedihkannya datang ke hadapan tahta pengadilan Tuhan,
Dengan tanpa satu jiwa kita menangkan tuk percaya Yesus Juruselamat kita
   Tuk datang pada tuaian di atas sana
Tuaian, tuaian sorgawi!
   Untuk jiwa-jiwa yang dimenangkan di bawah sini.
(“The Price of Revival” oleh Dr. John R. Rice, 1895-1980).

Silahkan maju ke depan sini, dan berdiri di depan mimbar, ketika kita menyanyikan bait terakhir, dan Dr. Kreighton Chan akan memimpin kita di dalam doa untuk waktu puasa dan doa kita Sabtu depan, dan untuk kesuksesan kita dalam memenangkan jiwa pada musim gugur ini.

Orang bijaksana, mereka akan bercahaya seperti kemuliaan cakrawala
   Ketika hari pemberian upah datang bagi pemenang jiwa-jiwa!
Kemudian mereka yang telah menyelamatkan banyak orang
   Akan seperti bintang-bintang yang bersinar selama-lamanya.
Tuaian, tuaian sorgawi!
   Untuk jiwa-jiwa yang dimenangkan di bawah sini.

(Berdoa). Anda dipersilahkan duduk kembali.

Jika Anda yang ada di sini malam ini, namun belum menjadi orang Kristen lahir baru, tolong perhatikan dengan seksama. Tuhan Yesus Kristus telah turun dari Sorga dan dipakukan di kayu salib, di mana Ia mati untuk membayar dosa-dosa Anda. Mereka meletakkan tubuh-Nya pada kubur itu, memeteraikannya, dan menempatkan prajurit Roma untuk menjaganya. Namun Tuhan Yesus Kristus bangkit secara jasmani, memiliki daging dan tulang, pada hari ketiga. Kristus yang telah bangkit memiliki persekutuan dengan murid-murid-Nya selama empat puluh hari. Mereka memegang-Nya, dan melihat bahwa Dia bukanlah roh. Akhirnya Yesus naik ke Sorga, di mana Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Ketika Anda berpaling dari gaya hidup Anda yang penuh dosa dan percaya kepada Yesus, Darah-Nya yang mahal akan menyucikan Anda dari segala dosa, dan Ia akan memberikan hidup kekal kepada Anda. Kami berdoa kiranya Anda mau datang kepada Yesus dan percaya kepada Dia, dan diselamatkan segera. Dan apapun yang Anda lakukan, pastikan Anda datang kembali ke gereja ini Minggu depan! Tuhan memberkati Anda! Amin.

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia.”

You may email Dr. Hymers at rlhymersjr@sbcglobal.net, (Click Here) – or you may
write to him at P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Or phone him at (818)352-0452.

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Mazmur 126:1-6.
Persembahan Pujian Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“The Price of Revival” (oleh Dr. John R. Rice, 1895-1980).


GARIS BESAR KHOTBAH

HAL-HALYANG SAYA PELAJARI DARI DR. JOHN R. RICE

THINGS I LEARNED FROM DR. JOHN R. RICE

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

“Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (Mazmur 126:6).

I.   Pertama, saya telah belajar banyak tentang bagaimana berkhotbah
dari Dr. Rice, Yesaya 58:1.

II.  Kedua, saya telah belajar banyak tentang bagaimana membela iman
dari Dr. Rice, Yudas 3.

II. Ketiga, saya telah belajar banyak dari Dr. Rice tentang subyek
kebangunan rohani, Mazmur 85:6.

IV. Keempat, saya telah belajar banyak dari Dr. Rice tentang subyek
doa dan puasa, Yesaya 58:6.