Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




KEBANGUNAN ROHANI BUKANLAH PILIHAN!

REVIVAL IS NO OPTION!
(Indonesian)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu Malam, 1 Oktober 2017
A sermon preached at the Baptist Tabernacle of Los Angeles
Lord’s Day Evening, October 1, 2017

“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat” (Wahyu 2:4, 5).


Gereja di Efesus adalah gereja yang besar. Itu adalah gereja yang baik. Itu adalah gereja fundamental yang membenci ajaran sesat, namun ia memiliki satu kekurangan. Gereja ini telah berpuas diri. Bangunan gerejanya telah lunas. Jemaat telah menjadi lebih baik. Mereka mempunyai banyak uang. Mereka tidak membutuhkan apa-apa. Tetapi Kristus mengatakan bahwa Ia memiliki satu keberatan terhadap mereka. Mereka telah meninggalkan kasih mula-mula mereka. Dia memanggil mereka untuk bertobat. Dia memanggil mereka untuk kembali dan menemukan kasih dan semangat yang telah hilang dari antara mereka selama bertahun-tahun. Jika mereka menolak, Kristus memperingatkan mereka akan penghakiman yang akan datang. Gereja itu seperti sebuah kaki dian. Gereja itu telah memberi cahaya di dunia yang gelap. Namun, jika gereja itu tidak bertobat, Kristus berkata, “Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” Dan kemudian Kristus berkata, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” (Wahyu 2:7). Tetapi gereja tersebut tidak bertobat dan tidak mengalami kebangunan rohani yang cukup untuk menyelamatkannya. Gereja yang dulu besar ini telah dihancurkan oleh tentara Roma, di bawah Kaisar Domitianus menjelang akhir abad pertama. Bangunan gereja lain dibangun namun seluruh kota akhirnya binasa.

Apakah saya perlu menerapkannya untuk gereja kita? Pada masa awal, gereja di Efesus penuh dengan kehidupan dan kasih Kristen. Gereja itu hidup kembali dan penuh kasih. Rasanya seperti gereja kita dulu. Kita pernah mengalami perpecahan gereja. Tetapi itu selalu menjadi perpisahan bersama dengan dedikasi dan komitmen. Mereka yang pergi selalu pergi karena mereka tidak ingin menjadi orang Kristen yang serius. Setiap kali saya mencoba membuat mereka kembali untuk mengasihi Kristus, kelompok-kelompok ini pergi. Mereka tidak pernah pergi karena saya sedang mengkhotbahkan ajaran sesat. Mereka selalu pergi karena mereka tidak menginginkan kebangunan rohani. Mereka tidak ingin menjadi murid Yesus. Richard Olivas menyebabkan perpecahan terburuk. Dia mengatakan bahwa Amanat Agung hanya untuk para Rasul, bahwa tidak ada orang lain yang harus memenangkan jiwa. Itulah keluhan pertamanya. Dia benar-benar membenci kata-kata Yesus, “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya” (Matius 6:33). Dia mengajak jemaat untuk mencari kesuksesan dan uang daripada kerajaan Allah. Saya terus berkhotbah agar jemaat menyerahkan hidup mereka untuk memenangkan jiwa dan berdoa. Tiga ratus anggota jemaat mengikutinya. Hanya sekitar 15 orang yang tersisa. Orang-orang kita menjaga Kristus tetap menjadi pusat dan jauh lebih banyak yang berhasil daripada jemaat lain yang ikut dia! Jauh lebih banyak! Hampir semua anak kita lulus kuliah. Sebagian besar orang asli di gereja kita memiliki rumah atau kondominium. Orang-orang yang mengikutinya bubar kemana-mana. Kita memiliki sedikit sekali tingkat perceraian. Orang-orang yang mengikutinya tidak sabar untuk saling menceraikan satu sama lain! Jadi siapa yang akhirnya menunjukkan diri lebih baik? Tentu, kita menderita karena harus membayar atau melunasi gedung ini. Tetapi itu membuat kita menjadi murid Yesus yang kuat. Jemaat yang mengikuti dia yang tinggal sedikit dengan cepat menjadi injili baru yang lemah. Kita sedikit menderita untuk Yesus dan diberkati. Mereka mengejar keduniawian dan uang dan binasa oleh Iblis! Yesus berkata, “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Matius 6:24). Tuhan itu benar dan mereka salah! “Mengikut Yesus Keputusanku.” Mari kita berdiri dan nyanyikanlah lagu ini!

Mengikut Yesus keputusanku
Mengikut Yesus keputusanku
Mengikut Yesus keputusanku
Ku tak ingkar, ku tak ingkar

Salib di depanku, dunia di belakangku
Salib di depanku, dunia di belakangku
Salib di depanku, dunia di belakangku
Ku tak ingkar, ku tak ingkar
   (“Mengikut Yesus Keputusanku,” dikaitkan dengan seorang petobat Hindu,
      abad ke-19).

Amin! Anda dipersilahkan untuk duduk kembali.

Tetapi sesuatu yang mengerikan terjadi pada gereja di Efesus. Yesus berkata kepada mereka,

“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula” (Wahyu 2:4).

Dia tidak mengatakan bahwa mereka telah “jatuh” dari kasih mula-mula mereka. Dia mengatakan bahwa mereka telah “meninggalkan” kasih mula-mula mereka.

“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula” (Wahyu 2:4).

Dr. John F. Walvoord memberi alasan. Dia berkata,

“Gereja di Efesus saat itu berada pada generasi kedua dari orang-orang Kristen.”

Apakah saya perlu mengatakan lebih banyak lagi? “Gereja di Efesus saat itu berada pada generasi kedua.” Itulah yang dikatakan! Kemudian Dr. Walvoord berkata, “Kasih Allah yang menandai generasi pertama telah hilang” (John F. Walvoord, Th.D., The Revelation of Jesus Christ, Moody Press, 1973, hal. 56).

Kaum muda, Anda adalah generasi kedua dari gereja kita ini! Anda bukan termaruk dari “the 39”, yaitu orang-orang yang menyelamatkan gedung gereja ini. Mereka adalah generasi pertama, bukan Anda! Dr. Chan menceritakan bagaimana generasi pertama, “the 39,” mengasihi dan melayani Kristus. Dia datang ke gereja kita ini pada waktu dia masih remaja. Dia berkata,

Ketika saya percaya Kristus, hidup saya berubah selamanya, dosa saya telah disucikan oleh Darah-Nya, dan gereja sekarang menjadi rumah kedua saya! Saya segera menyerahkan hidup saya untuk bekerja bagi Kristus. Dr. Hymers terus berkhotbah tentang bagaimana menjadi murid Kristus, menempatkan [Kristus] dan gereja sebagai yang pertama, menyangkal diri, dan memenangkan jiwa. Dia berkhotbah menentang “Antinomianisme” - menjadi “orang Kristen” yang tidak mentaati hukum. Saya tahu apa yang dia khotbahkan benar. Itu untuk saya!... Kami berdoa dan bernyanyi bersama. Saya memiliki kenangan indah saat ini. Kami menginjil beberapa kali dalam seminggu. Kami mengisi seluruh auditorium dengan orang-orang yang kami injili. Saya membawa Judy Cagan, Melissa Sanders, dan Winnie Yeung, yang menjadi istri saya. Tuhan membantu saya untuk membawa mereka masuk ke gereja ini dari penginjilan di kampus UCLA... Nyonya Hymers [sebagai seorang gadis remaja pada waktu itu] menyerahkan hidupnya ke dalam pelayanan gereja dan tidak menahan apapun. Saya mengenalnya saat pertama kali masuk ke gereja kami saat kami masih muda. Dia telah melakukannya, dan terus memiliki kasih yang besar untuk Kristus dan hasrat untuk memenangkan jiwa yang hilang... Dia terus melakukan pekerjaan setera dengan pekerjaan dua pria di gereja kami, bahkan sebelum dia lulus dari sekolah menengah atas... Sekarang dia sedang bekerja secara khusus dengan gadis-gadis Cina dan Asia lainnya... Dia adalah misionaris lintas budaya yang paling efektif yang pernah saya kenal (Against All Odds).

Ileana telah sakit akhir-akhir ini, tetapi dia tidak pernah melewatkan kebaktian doa atau malam untuk menelepon orang-orang baru pada hari Rabu dan Kamis - untuk membawa orang-orang yang terhilang untuk mendengarkan Injil. Seorang wanita lainnya yang luar biasa adalah Nyonya Salazar. Dia seperti Mother Teresa! Dia adalah seorang Baptis yang saleh!

Kaum muda, jangan biarkan gereja kita menurun seperti generasi kedua di Efesus! Anda adalah masa depan gereja kita ini! Tolong - jangan tinggalkan kasih mula-mula Anda untuk Yesus!

Sekarang, lihatlah Wahyu 2:3. Ada pada halaman 1332 dalam Scofield Study Bible.

“Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah” (Wahyu 2:3).

Terjemahan modern mengatakannya seperti ini, “Engkau telah bertahan dan telah mengalami kesulitan karena nama-Ku, dan tidak mengenal lelah” (NIV). Perhatikan bahwa ini menggambarkan seperti apa mereka sebelumnya – engkau tetap sabar. Engkau telah mengalami banyak penderitaan, engkau tidak mengenal lelah. Ini adalah deskripsi tentang bagaimana mereka di masa lalu.

Dr. Walvoord berkata, “Gereja ini sedang berada pada generasi kedua orang Kristen... Kasih akan Allah yang menandai generasi pertama telah hilang. Hati yang semakin dingin ini... adalah awal yang berbahaya dari sikap rohani yang apatis [kurang antusiasme] yang kemudian menghapus semua kesaksian Kristen yang penting [di gereja] itu. Dengan demikian selalu ada dalam sejarah gereja: pertama kasih rohani menjadi dingin, kemudian kasih akan Allah digantikan oleh cinta akan hal-hal duniawi... Ini diikuti dengan bertolak dari iman dan kehilangan kesaksian yang efektif” (Walvoord, ibid.)

Saya yakin bahwa hal itu sedang terjadi di gereja kita. Generasi kedua gereja kita jauh lebih dingin dan kurang antusias daripada pada generasi pertama. Dr. Chan, Mr. Griffith, Dr. Judy Cagan, Nyonya Hymers - orang-orang asli yang datang ke gereja kita pada tahun 1970an - mereka hidup, dipenuhi dengan semangat, penuh kasih dan persekutuan yang mendalam - dan komitmen yang kuat kepada Kristus. Dengan kata lain, ada banyak hal seperti yang dimiliki generasi pertama orang-orang Kristen di gereja Efesus.

Tetapi kehangatan dan semangat ini tidak diteruskan ke sebagian besar anak-anak dari gereja ini - mereka yang tumbuh dalam generasi kedua. Generasi kedua ada di sini seumur hidup mereka. Mereka mengikuti kegiatan-kegiatan gereja. Mereka datang ke kebaktian doa, tetapi mereka juga tidak berdoa atau mereka berdoa tapi dengan doa kering tanpa semangat. “Kasih akan Allah yang menandai generasi pertama hilang dalam sebagian besar hidup mereka.” Hanya John Cagan yang menonjol dan seperti generasi pertama. Itu karena dia memiliki pertobatan yang telah mengubah hidup yang menghasilkan jenis kasih dan semangat yang dimiliki oleh generasi yang lebih tua. Jika dia bukan seorang atlet dan pemimpin alami, dia pasti akan bercampur dengan anak-anak gereja lainnya yang dingin. Beberapa pemuda seusianya telah meninggalkan gereja. Yang lainnya dingin dan sinis. Beberapa dari mereka masih seperti itu. Bahkan John sendiri terkadang bingung, bertanya-tanya mengapa generasinya begitu dingin dan duniawi.

Pada titik ini saya mulai menyadari bahwa kita harus memiliki kebangunan rohani. Generasi kedua tidak akan pernah bisa menjaga gereja kita penuh dengan kehidupan, kasih dan kekuatan kecuali jika mereka ditransformasi oleh pengalaman nyata dengan Kristus dalam sebuah pertobatan yang kuat. Tetapi sebagian besar generasi kedua memberontak dan meninggalkan gereja, atau bersikap sinis dan dingin. Beberapa orang seperti itu menolak Kristus. Meskipun mereka tinggal mereka menolak untuk bertobat. Beberapa dari mereka bahkan mulai berpikir bahwa pertobatan itu tidak nyata. Yang lain menuntut beberapa perubahan dalam diri untuk membuktikan bahwa Kristus itu nyata.

Satu per satu kita dihadapkan dengan mereka sampai mereka benar-benar bertobat atau meninggalkan gereja. Akhirnya, mayoritas dari mereka bertobat - meski mereka harus memiliki perjuangan besar untuk menjadi seperti generasi pertama. Untuk melakukan itu mereka harus “mengingat betapa dalamnya mereka telah jatuh.” Mereka seperti John Cagan harus menyadari bahwa iman mereka telah mati dibandingkan dengan iman “The 39” - orang tua mereka dan generasi yang lebih tua. Kedua, mereka harus “bertobat dan melakukan lagi apa yang semula mereka lakukan.” Mereka harus memiliki perubahan pikiran dan hati. Mereka harus kembali dan memiliki pertobatan sejati (pekerjaan mula-mula). Puji Tuhan karena sebagian dari mereka - seperti Emi dan Ayako, seperti Philip dan Timothy, seperti Wesley dan Noah - dan beberapa lainnya

Kemudian Allah mulai mengirim kebangunan rohani di antara kita! Puji Tuhan, akhirnya Dia bisa cukup mempercayai kita untuk menurunkan Roh-Nya. Dalam beberapa bulan terakhir sekitar 20 orang baru masuk dan diselamatkan. Kebaktian-kebaktian ini terus diadakan untuk menumbuhkan orang-orang muda baru ini dalam iman!

Sekarang John Cagan mengatakan bahwa “kebangunan rohani adalah bagian selanjutnya dari teka-teki ini.” Gereja kita harus menekankan kebangunan rohani lagi dan lagi atau kita tidak akan dapat melihat orang-orang bertobat seperti para anggota gereja asli kita. Mereka membutuhkan itu di gereja Efesus - dan gereja kita membutuhkannya hari ini. Saya menyebutnya “kebangunan rohani untuk bertahan!”

Saudara dan saudari, kita harus mengakui dosa-dosa kita berulang kali dan lebih lagi memohon kehadiran Allah untuk turun dalam gelombang demi gelombang kebangunan rohani di antara kita. Lakukan! Lakukan! Lakukan! Mari kita berdiri dan menyanyikan nyanyian rohani nomor 15, “Aku akan Hidup Bagi Dia.”

Seg'nap hidup dan kasihku, Ya, kuserahkan padaMu;
   Semoga ku tetap teguh, juru Selamatku!
Ku suka hidup bagiMu; Sangat besarlah girangku;
   Ku suka hidup bagiMu, Juru Selamatku!

Ku yakin Kau men'rimaku, Karna Kau mati bagiku;
   Dan ku percaya padaMu, Juru Selamatku!
Ku suka hidup bagiMu; Sangat besarlah girangku;
   Ku suka hidup bagiMu, Juru Selamatku!

SengsaraMu di Golgota, Membebaskanku s'lamanya;
   Kus'rahkan diriku seg'ra, Juru Selamatku!
Ku suka hidup bagiMu; Sangat besarlah girangku;
   Ku suka hidup bagiMu, Juru Selamatku!
(“I’ll Live For Him” by Ralph E. Hudson, 1843-1901; diubah oleh pendeta).

Selanjutnya nyanyikan lagu nomer 19, “Inilah Kasih.”

Inilah kasih, luas seperti samudera,
   Kebaikan kasih seperti banjir,
Saat Raja Kehidupan, Penebusan kita,
   Mecurahkan Darah-Nya yang mahal bagi kita.
Siapa kekasih-Nya yang tidak akan mengingat?
   Siapa yang bisa berhenti menyanyikan pujian bagi-Nya?
Dia tak kan pernah bisa terlupakan,
   Sampai selama-lamanya di Sorga.

Di atas buki penyaliban,
   Sumber berkat terbuka dalam dan lebar;
Melalui pintu sumber rahmat Tuhan,
   Mengalirlah ombak kemurahan hati yang luas.
Rahmat dan kasih, seperti sungai besar,
   Dicurahkan dengan limpah dari atas,
Dan damai serta keadilan Sorga,
   Mencium dunia yang bersalah dalam kasih.

Biarkan aku menerima semua kasih-Mu,
   Kasih-Mu, sepanjang hidupku;
Biarkan aku mencari kerajaan-Mu saja,
   Dan hidupku hanya untuk memuji Engkau;
Engkau sajalah kemuliaan-Ku,
   Tiada yang lain di dunia ini yang ku pandang.
Engkau telah membersihkan dan menguduskan ku,
   Engkau sendiri yang t’lah membebaskan ku.

Dalam kebenaran-Mu Engkau mengarahkan ku
   Oleh Roh-Mu melalui Firman-Mu;
Dan anugerah-Mu yang kuperlu,
   Sebagaimana aku percaya kepada-Mu, Tuhanku.
Dari kepenuhan-Mu Engkau mencurahkan
   Kasih dan kuasa-Mu yang besar kepadaku,
Tanpa ukuran, penuh dan tak terbatas,
   Menarik hatiku kepada-Mu.
(“Here is Love, Vast as the Ocean” oleh William Rees, 1802-1883).

Dr. Chan, silahkan memimpin kita dalam doa dan berkat.


Jika khotbah ini memberkati Anda Dr. Hymers akan senang mendengar dari Anda. KETIKA ANDA MENULIS KEPADA DR. HYMERS ANDA HARUS MEMBERITAHU BELIAU DARI NEGARA MANA ANDA MENULIS ATAU IA TIDAK DAPAT MENJAWAB EMAIL ANDA. Jika khotbah ini memberkati Anda silahkan mengirim email kepada Dr. Hymers dan ceritakan kepadanya, tetapi selalu jelaskan pada beliau dari negara mana Anda mengirimnya. E-mail Dr. Hymers ada di rlhymersjr@sbcglobal.net (klik di sini). Anda dapat menulis email kepada Dr. Hymers dalam bahasa apapun, namun tulislah dalam bahasa Inggris jika Anda dapat. Jika anda ingin menulis surat kepada Dr. Hymers melalui pos, alamat beliau adalah P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Anda boleh menelepon beliau di (818)352-0452.

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
www.sermonsfortheworld.com.
Klik pada “Khotbah Indonesia.”

Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Anda dapat menggunakannya tanpa
meminta izin kepada Dr. Hymers. Namun, semua video khotbah Dr. Hymers dilindungi
hak cipta dan hanya dapat digunakan dengan izin.

Persembahan Pujian Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“Jesus is the Sweetest Name I Know” (oleh Lela Long, 1924).