Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




ALLAH MENINGGALKAN KRISTUS!

THE GOD-FORSAKEN CHRIST!
(Indonesian)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu Pagi, 24 Januari 2016

“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
(Matius 27:46).


Ketika saya berkhotbah pada hari Minggu pagi saya biasanya berbicara kepada orang-orang muda. Saya melakukan ini karena selalu ada banyak orang muda di gereja kami pada hari Minggu pagi yang belum pernah mendengar Injil diberitakan dengan jelas. Kami telah pergi ke pusat-pusat perbelanjaan dan kampus-kampus dan tempat-tempat lainnya di mana orang-orang muda berkumpul, dan kami telah mengundang Anda untuk datang. Dan Anda datang, dan saya bersyukur karena Anda telah datang. Terima kasih sudah datang.

Tapi ada alasan lain bahwa saya berbicara dengan orang-orang muda setiap hari Minggu pagi. Alasan kedua adalah karena orang-orang muda di bawah usia tiga puluh tahun jauh lebih mungkin untuk mengalami keselamatan daripada mereka yang lebih tua. Setiap penelitian dan jajak pendapat yang saya telah baca mengatakan itu. Dan pengalaman saya sendiri menunjukkan hal itu benar. Jika seseorang akan diselamatkan, biasanya terjadi antara usia sekitar enam belas dan dua puluh lima tahun. Saya menyadari bahwa ada pengecualian, tetapi itu tidak banyak.

Bagaimana kami bisa menjelaskan hal ini? Salah satu penjelasannya adalah bahwa orang-orang muda baru mulai menyadari bahwa hidup ini sulit dan keras. Anda baru saja mulai menyadari bahwa Anda adalah fana, bahwa Anda akan mati. Dan Anda baru saja mulai melihat bahwa dunia adalah tempat yang menakutkan dan Anda sering kesepian. Anda belum belajar untuk menutupi ketakutan Anda dengan aktivitas hingar bingar, dan berbagai hiburan.

Orang-orang muda baru berada di awal kehidupan sebagai orang dewasa, dan banyak dari Anda yang bertanya kepada diri sendiri, “Bagaimana saya bisa hidup di dunia yang dingin, tak berbelas kasih dan kesepian seperti itu?” Maka, saya kembali lagi dan lagi berbicara tentang tema kesepian. Oh, saya mengerti betul bahwa tema kesepian tidak menarik bagi setiap orang muda. Saya tahu bahwa banyak dari Anda telah belajar bagaimana menggunakan berbagai trik aktivitas hingar bingar dan pengalihan untuk menghindari berpikir tentang kesepian. Dan saya tahu bahwa mereka yang telah belajar trik-trik ini tidak akan memperhatikan khotbah saya. Tapi saya juga tahu bahwa ada seorang anak pendiam dan seorang gadis bijaksana di sana-sini yang akan pulang dan berkata, “Orang tua itu berbicara kepada saya hari ini. Saya lebih baik harus kembali dan mendengarkan dia berkhotbah lagi.”

Dan itu adalah untuk orang muda bijaksana atau wanita yang kepadanya saya berbicara pagi ini. Tema saya adalah kesepian - kesepian yang dingin, keras, menakutkan, dan memilukan. Tidak pernah ada ekspresi yang lebih jelas, dan tidak pernah ada perasaan yang lebih penuh, daripada ketika Yesus Kristus berseru dari kayu Salib,

“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).

Bayangkan Dia dalam mata pikiran Anda. Mereka menangkap Dia saat Dia sedang berdoa, sendirian di Taman Getsemani. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan memukuli Dia hingga setengah mati. Mereka menancapkan sebuah mahkota duri pada kepala-Nya. Mereka mencemooh dan menertawakan Dia ketika Dia menyeret kayu Salib sepanjang jalan itu. Mereka memaku tangan dan kaki-Nya. Mereka mengangkat Salib itu. Tubuhnya tergantung di sana sedangkan mereka meneriakkan kata-kata cemoohan kepada Dia. Akhirnya, Ia berseru,

“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).

Untuk memahami makna seruan itu, kita harus menjawab dua pertanyaan.

I. Pertama, siapakan manusia Yesus ini?

Dia bukanlah manusia biasa. Alkitab mengatakan bahwa Allah “mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal” (Yohanes 3:16). Pribadi yang berseru ini adalah Anak Tunggal Allah. Selanjutnya Dia berbicara tentang

“kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu [Allah Bapa] sebelum dunia ada” (Yohanes 17:5).

Pribadi yang berseru dari kayu Salib ini adalah Yesus Kristus, Pribadi Kedua dari Trinitas yang kekal. Tentang kesatuan Dia dengan Allah Bapa, Dia mengatakan,

“Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30).

Kesatuan Allah Bapa dan Yesus Kristus sang Anak adalah dari kekal hingga kekal selamanya. Dia adalah Firman Allah.

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yohanes 1:1-3).

“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita” (Yohanes 1:14).

Yesus turun dari Sorga. Yesus, Pribadi Kedua dari Trinitas, tinggal di bumi. Tapi Dia tetap bersatu dengan Allah Bapa sepanjang hidup-Nya di dunia. Bahkan dalam gelapnya Getsemani, sedangkan para murid tertidur, Yesus berdoa dan memiliki persekutuan dengan Allah Bapa-Nya. Bahkan ketika Ia ditangkap dan difitnah, Allah dekat dengan-Nya. Dan ketika mereka dicambuk-Nya dan kemudian menyalibkan Dia, Dia masih bisa memandang kepada Allah dan berdoa,

“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34).

Tetapi sekarang semuanya telah menjadi gelap.

“Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:45-46).

Kegelapan yang menyelimuti bumi dalam jam yang mengerikan itu adalah potret kegelapan yang memisahkan Allah Anak dari Allah Bapa untuk pertama kalinya. Belum pernah Anak Allah dipisahkan dari Bapa Surgawi-Nya, tapi sekarang itu yang terjadi. Dan di jam kegelapan itu Dia berseru,

“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34).

Siapakah orang ini? Dia adalah Yesus, Anak Tunggal Allah dan yang kekal - dipisahkan sepenuhnya dari Bapa Surgawi-Nya untuk pertama kalinya dalam kekekalan.

II. Kedua, mengapa Ia berseru?

Saya memiliki kesulitan besar untuk menjelaskan hal ini dengan cara yang sederhana untuk Anda. Tidak mengherankan! Perkataan Kristus di sini benar-benar melampaui dari apa yang bisa dijelaskan. Spurgeon memiliki kesulitan yang sama. Dia mengatakan, tentang perkataan tersebut, bahwa tidak ada orang yang dapat sepenuhnya memahaminya. Spurgeon berkata,

Martin Luther [tokoh besar Reformasi] duduk di ruang kerjanya untuk berusaha memahami teks ini. Jam demi jam hamba Allah yang luar biasa ini masih terduduk; dan orang-orang menunggu dia memasuki ruangan, lagi dan lagi, dan ia begitu tenggelam dalam meditasinya sehingga bahkan mereka hampir berpikir jangan-jangan dia meninggal dunia. Dia tidak bergerak bahkan tangan atau kakinya pun tidak bergerak, dan tidak makan atau pun minum; tapi duduk dengan mata terbuka lebar, seperti tidak sadarkan diri, berpikir keras atas perkataan mengharukan ini, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Dan ketika, setelah berjam-jam yang panjang, di mana ia tampak mengabaikan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya, ia bangkit dari kursinya, seseorang mendengar dia berkata, “Allah meninggalkan Allah! Tidak ada seorang pun yang bisa memahami ini,” dan ia berpikir demikian. Meskipun itu hampir bukan penjelasan yang benar untuk menjelaskannya - saya ragu-ragu untuk mendukung penjelasan itu - namun saya tidak heran bahwa teks kita mempresentasikan dengan sendirinya ke dalam pikiran Luther dalam terang itu. Dikatakan bahwa Luther tampak seperti orang yang telah turun ke dalam tambang yang dalam, dan telah naik lagi ke cahaya. Saya merasa lebih seperti orang yang belum turun ke dalam tambang itu, tetapi yang telah melihat dalamnya - atau seperti orang yang telah menjadi bagian dari jalan ke bawah, dan bergidik saat ia melewati kegelapan keruh, tapi siapa yang akan berani untuk turun jauh lebih rendah untuk seruan ini [“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”] dalamnya luar biasa; tidak ada orang yang akan pernah bisa memahami sepenuhnya. Jadi saya tidak akan mencoba untuk menjelaskannya (C. H. Spurgeon, “The Saddest Cry From the Cross,” The Metropolitan Tabernacle Pulpit, Pilgrim Publications, 1977, volume XLVIII, hlm. 517-518).

Saya setuju dengan Luther dan Spurgeon bahwa kita tidak dapat sepenuhnya memahami bagaimana Allah Bapa bisa “meninggalkan” Allah Anak. Saya tidak akan mencoba untuk menjelaskan kata-kata ini, tetapi hanya memberikan beberapa pemikiran tentang perkataan tersebut.

Kristus berbicara sebagai manusia di sini. Dia sepenuhnya Allah, tetapi Dia juga sepenuhnya manusia. Ini adalah kesatuan hipostatik, dan Kristus adalah Allah-manusia. Tapi di sini Dia berbicara sebagai manusia. Hanya manusia sejati yang bisa mengatakan bahwa Ia ditinggalkan Allah-Nya.

Kristus ditinggalkan oleh Allah karena kita layak ditinggalkan oleh Allah. Di sana di kayu Salib Kristus mengambil tempat kita, dan menderita untuk dosa-dosa kita.

“Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya” (Yesaya 53:4).

Oleh dosa orang tua pertama kita, yang diturunkan kepada kita semua, kita dilahirkan dan dibesarkan terpisah dari Allah, ditinggalkan Allah, dan sendirian; menghidupi kehidupan kita dalam kesepian, terpisah dari Allah, terasing dari Dia, oleh karena sifat dosa kita dan dosa-dosa kita sendiri.

“Dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka” (Efesus 4:18).

Apakah Anda pernah berpikir bahwa harus ada Allah? Apakah Anda pernah bertanya-tanya mengapa Allah tidak nyata bagi Anda? Berikut adalah jawabannya, dari Alkitab - Allah tidak nyata bagi Anda karena pengertian rohani Anda “gelap,” karena “kebutaan” hati Anda. Itulah mengapa Anda “jauh dari hidup persekutuan dengan Allah.” Tensis sempurna (perfect tense) dari kata kerja Yunani ini menekankan keadaan yang terus berlanjut. Ini tidak berarti bahwa Anda pernah mengenal Allah. Ini berarti bahwa Anda tidak pernah mengenal Dia, dan masih tidak mengenal Dia. Anda dalam keadaan terus dalam kerenggangan, terus terpisah dari Allah “karena kedegilan hati [Anda] (band. Dr. Fritz Rienecker, A Linguistic Key to the Greek New Testament, Zondervan, 1980, hlm. 533).

Yesus Kristus telah mati di kayu Salib untuk membawa Anda ke dalam persekutuan dengan Allah.

“Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah” (I Petrus 3:18).

Kristus telah mati di kayu Salib untuk “membawa kita kepada Allah,” untuk mengambil keterasingan kita oleh sifat dosa kita dan dosa-dosa kita sendiri, dan membawa kita ke dalam persekutuan dengan Allah. Demi melakukan itu Kristus harus menanggung “penyakit” kita dan mengambil “kesengsaraan” kita di kayu Salib.

“Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya” (Yesaya 53:4).

Sebagai orang berdosa yang belum bertobat, Anda ditinggalkan sendirian di dunia ini. Anda merasakan itu. Anda merasa bahwa ada sesuatu yang salah. Orang muda adalah orang-orang yang paling tepat untuk merasakan kesepian mereka, dalam keadaan mereka yang ditinggalkan Allah, dalam dunia yang gelap dan sering menakutkan. Dan itulah sebabnya Allah begitu sering mengubahkan atau menyelamatkan orang di masa muda mereka. Ketika Anda menjadi lebih tua Anda akan belajar untuk tenggelam dalam kehampaan itu, perasaan kesepian dalam obat-obatan, atau alkohol, atau hubungan seksual, atau mencari uang, atau menjalani “permainan rencana” Anda untuk “sukses.” Dan ketika Anda telah belajar untuk menggunakan salah satu dari “trik-trik” tersebut untuk melarikan diri dari merasa kosong dan sendirian, itu akan menjadi sudah terlalu terlambat bagi Anda untuk diselamatkan.

“Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas” (Roma 1:28).

Tapi pagi ini, ketika Anda masih muda, Allah sedang berbicara kepada Anda. Melalui perasaan kesepian Anda Allah memanggil Anda, Allah berbicara kepada hati Anda. Jadi, dengarlah perkataan Yesus ketika Dia mati di kayu Salib,

“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).

Ini adalah perkataan yang terutama berbicara kepada kita ketika kita masih muda. Allah Anak menderita terpisah dari Allah Bapa untuk menebus keterpisahan Anda dari Dia. Anda jauh dari Allah - dan Kristus membayar hukuman dosa Anda! Anda melupakan hal tentang Allah - dan Kristus membayar hukuman dosa Anda! Anda tidak datang ke gereja Minggu demi Minggu dan Anda justru melakukan dosa - dan Kristus membayar hukuman dosa Anda! Anda datang ke gereja, tetapi hanya untuk “mengucapkan” kata-kata, tidak pernah berpikir tentang Allah - dan Kristus membayar hukuman dosa Anda! Kristus membayar hukuman kefasikan Anda di kayu Salib! Betapa mengerikan harga yang Dia harus bayar!

Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan memukuli Dia sampai setengah mati. Mereka memaku tangan dan kaki-Nya di kayu Salib. Kegelapan menyelimuti bumi. Murka Allah turun atas-Nya,

“TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan” (Yesaya 53:10).

Allah menghukum Kristus, menggantikan tempat Anda, karena dosa-dosa Anda. Dan akhirnya datanglah hukuman terburuk dari semuanya. Allah meninggalkan Putra-Nya dan berpaling ke dalam kegelapan. Dan Kristus sang Anak menanggung dosa Anda sendirian di kayu Salib.

“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).

Pertanyaan yang mengagumkan dan mengerikan dalam seruan yang dijawab, oleh Rasul Petrus, ketika ia berkata,

“Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar [Anda], supaya Ia membawa kita [Anda] kepada Allah” (I Petrus 3:18).

Anda yang harus ditinggalkan Allah, dan Yesus membayar dosa Anda dengan menjadi ditinggalkan oleh Allah, sendirian - di tempat Anda, dipakukan di kayu Salib, sendirian, dan terpisah dari Allah Bapa, yang Dia kasihi dengan segenap jiwa-Nya.

Dipakukan di kayu terkutuk dalam keadaan telanjang,
Menjadi tontonan bumi dan sorga,
Tontonan luka menganga dan darah,
Luka dari keajaiban kasih!

Dengarkanlah! Betapa memilukan jeritan-Nya
Para malaikat turut merasakan, ketika mereka melihatnya;
Para sahabat-Nya meninggalkan Dia malam itu
Dan kini Allah-Nya meninggalkan Dia juga!
(“His Passion” oleh Joseph Hart, 1712-1768; diubah oleh Dr. R. L. Hymers, Jr).

Kita hanya mampu memikirkan sedikit dari rahasia perkataan Kristus ini,

“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).

Tapi saya berharap bahwa Anda telah cukup mendengar untuk mengetahui bahwa Yesus telah mati untuk membayar dosa-dosa Anda, dan bahwa Ia telah bangkit, ya, naik ke sebelah kanan Allah di Sorga. Saya harap Anda telah mendengar cukup untuk melihat bahwa satu-satunya harapan terletak dalam Kristus - karena tidak ada harapan yang kokoh lainnya. Saya berdoa agar Anda mau datang langsung kepada Kristus dan menerima Dia dan memberi diri disucikan dari dosa Anda dengan Darah-Nya yang kekal - karena tidak ada keselamatan lain, di bumi atau pun di dalam kekekalan. Amin.


Jika khotbah ini memberkati Anda Dr. Hymers akan senang mendengar dari Anda. KETIKA ANDA MENULIS KEPADA DR. HYMERS ANDA HARUS MEMBERITAHU BELIAU DARI NEGARA MANA ANDA MENULIS ATAU IA TIDAK DAPAT MENJAWAB EMAIL ANDA. Jika khotbah ini memberkati Anda silahkan mengirim email kepada Dr. Hymers dan ceritakan kepadanya, tetapi selalu jelaskan pada beliau dari negara mana Anda mengirimnya. E-mail Dr. Hymers ada di rlhymersjr@sbcglobal.net (klik di sini). Anda dapat menulis email kepada Dr. Hymers dalam bahasa apapun, namun tulislah dalam bahasa Inggris jika Anda dapat. Jika anda ingin menulis surat kepada Dr. Hymers melalui pos, alamat beliau adalah P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Anda boleh menelepon beliau di (818)352-0452.

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
www.sermonsfortheworld.com.
Klik pada “Khotbah Indonesia.”

Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Anda dapat menggunakannya tanpa
meminta izin kepada Dr. Hymers. Namun, semua video khotbah Dr. Hymers dilindungi
hak cipta dan hanya dapat digunakan dengan izin.

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Mr. Abel Prudhomme: Matius 27:35-46.
Persembahan Pujian Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith: “His Passion” (oleh Joseph Hart, 1712-1768).


GARIS BESAR KHOTBAH

ALLAH MENINGGALKAN KRISTUS!

THE GOD-FORSAKEN CHRIST!

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).

I.    Pertama, siapakan manusia Yesus ini? Yohanes 3:16; 17:5; 10:30;
Yohanes 1:1-3, 14; Lukas 23:34; Matius 27:45-46.

II.   Kedua, mengapa Ia berseru? Yesaya 53:4; Efesus 4:18; I Petrus 3:18;
Roma 1:28; Yesaya 53:10.