Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




IBUNDA PRESIDEN REAGEN –
KHOTBAH MOTHER’S DAY

PRESIDENT REAGAN’S MOTHER –
A MOTHER’S DAY SERMON
(Indonesian)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu Pagi, 10 Mei 2015


Mari bersama saya membuka Alkitab pada Keluaran, pasal dua, ayat dua. Ini ada pada halaman 72 di Scofield Study Bible. Mari kita berdiri dan membaca ayat ini dengan suara keras.

“Lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya” (Keluaran 2:2).

Anda dipersilahkan duduk kembali.

Ini adalah catatan tentang kelahiran Musa. Ibu Musa adalah seorang wanita Ibrani bernama Yokhebed. Ketika Firaun, raja Mesir memerintahkan agar semua anak laki-laki Ibrani ditenggelamkan di sungai, ibu Musa, Yokhebed, menyembunyikan bayinya selama tiga bulan. Ketika dia tidak bisa lagi menyembunyikannya, dia membuat bahtera kecil, seperti sebuah keranjang, dan menempatkan bayi itu di dalamnya, dan membiarkan mengapung menyusuri sungai menuju ke tempat putri Firaun mandi. Yokhebed tahu bahwa satu-satunya harapan untuk menyelamatkan bayinya adalah kemungkinan bahwa putri Firaun akan menyelamatkannya. Dia pasti berdoa keras saat ia bersembunyi di balik rumput-rumput gajah dan menyaksikan perahu kecil dengan bayinya yang ada di dalamnya mengapung di sungai menuju ke tempat putri Firaun yang sedang mandi sendiri. Allah menjawab doa-doanya dan putri Firaun mengambil bayi itu dan “belas kasihanlah ia kepadanya” (Keluaran 2:6).

Dalam pemeliharaan Allah putri Firaun meminta para pelayannya untuk mencari wanita Ibrani yang bisa menyusui anak itu. Mereka membawa Yokhebed, ibu kandung bayi itu, agar dia merawat bayi itu. Yokhebed merawat Musa sampai ia berusia sekitar sepuluh atau dua belas tahun. Setelah itu ia dibesarkan di istana Mesir sebagai seorang putra dari puteri Firaun.

“Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir” (Kisah Rasul 7:22).

Musa dibesarkan di istana Firaun. Dia belajar semua tentang agama kafir dari para penyembah berhala Mesir. Semua orang berpikir bahwa ia adalah seorang Mesir. Namun dalam hatinya Musa tahu tentang Allah, karena ibu kandungnya, Yokhebed, bercerita tentang Allah dan sejarah orang Ibrani ketika dia menjadi pengasuhnya ketika masih kanak-kanak.

Pengaruh Yokhebed pada anaknya lebih besar dari pada pengaruh Firaun Mesir. Pengaruhnya pada dirinya lebih besar dari “segala hikmat orang Mesir” (Kisah Para Rasul 7:22). Ketika Musa menjadi dewasa, Alkitab mengatakan kepada kita bahwa ia menolak agama Mesir demi mengikuti Allah ibunya. Alkitab mengatakan,

“Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah” (Ibrani 11:24, 25, 27).

Musa sangat dipengaruhi oleh iman ibunya sehingga semua kekayaan, kekuasaan dan pengetahuan dari Mesir tidak bisa menghentikan dia dari mengikuti Allah ibunya.

Para ibu yang saleh sepanjang sejarah telah sangat mempengaruhi anak-anak mereka. Presiden Theodore Roosevelt berkata,

Ibu yang baik, ibu yang bijak, adalah lebih penting bagi masyarakat daripada orang yang paling kuat; karirnya lebih layak menerima kehormatan dan lebih berguna bagi masyarakat daripada karir orang lain, tidak peduli seberapa sukses.

Apakah Presiden Theodore Roosevelt benar? Saya pikir begitu. Kehidupan Yokhebed menunjukkan itu. Anaknya, Musa, kemudian menjadi salah satu orang terbesar dan dan tersaleh dalam sejarah. Dia memimpin orang Ibrani keluar dari perbudakan di Mesir. Bahkan di tengah-tengah penyembahan berhala, di istana Mesir, Musa tidak bisa melupakan apa yang telah ia pelajari dari ibunya yang saleh.

Apakah itu berlaku pada zaman kita? Ya, itu benar. Saya tidak bisa memikirkan ada ilustrasi yang lebih besar daripada Nelle Reagan - dan putranya, Ronald Wilson Reagan, Presiden keempat puluh Amerika Serikat.

Ronald Reagan lahir pada tahun 1911 di kota kecil Tampico, Illinois, putra kedua dari Jack dan Nelle Reagan. Ronald Reagan diberi nama panggilan “Dutch” oleh ayahnya. Nama yang melekat pada dirinya, dan teman-teman dekat sering menyebut mendiang presiden “Dutch” hingga hari ini. Tetapi ayah Dutch adalah seorang Katolik nominal dan suka minum minuman keras. Ibunya, Nelle, adalah seorang Protestan yang memelihara imannya dengan sangat serius.

Jack Reagan membawa keluarganya berpindah-pindah sambil mencari pekerjaan yang lebih baik. Mereka akhirnya pindah dari kota kecil Tampico ke Dixon, Illinois, di mana mereka tinggal berpindah-pindah dari satu rumah kontrakan ke rumah kontrakan yang lain sampai lima kali pindah. Seorang tetangga mengatakan, “Mereka sangat miskin.”

Pindah ke begitu banyak tempat menyebabkan “Dutch” menjadi introvert, pemalu dan kesepian. Sebagai seorang anak, Dutch mengatakan bahwa dia “sedikit sulit mencari teman. Dalam beberapa hal saya pikir keengganan menjalin hubungan dekat dengan orang tidak pernah meninggalkan saya sepenuhnya.” Ketika saya bertemu dengan beliau bersama dengan keluarga saya di kantornya, saya merasakan sifat pemalunya. Tetapi dia menutupinya karena ia seorang Presiden. Anda dapat melihat foto-foto anak-anak saya, saya dan istri saya, bersama dengan Presiden Reagan di dinding gereja kita, di lantai dua.

Saya sekarang akan mengutip langsung dari God and Ronald Reagan, oleh Dr. Paul Kengor (Harper Collins Publishers, 2004). Saya akan mengutip beberapa paragraf.

[Ronald Reagan] pertama kali mencari dan menemukan Tuhan ketika ia seorang anak yang kesepian... Lainnya kegagalan [ayahnya] mungkin telah berkontribusi lebih lanjut bagi Dutch untuk berpaling kepada Allah... tak lama setelah ulang tahun kesebelas Reagan muda... ia mengharapkan untuk pulang ke sebuah rumah kosong. Namun, ia terguncang oleh pemandangan [ayahnya] yang sedang tergeletak di salju di teras depan, pingsan, telentang, membeku, terlalu mabuk untuk dapat membuka pintu. “Dia mabuk,” kata anak itu mengenang. “Mati untuk dunia.”

Dutch meraih mantel [ayahnya] dan menuntun dia ke pintu. Dia menyeretnya ke dalam rumah dan ke kamar tidur... Ini adalah saat yang menyedihkan. Dutch tidak merasa marah, tidak ada dendam, hanya sedih... dunia ada dalam kekacauan - lagi... Dia baru berusia 11 tahun.

Peristiwa itu terjadi pada saat yang penting yaitu ketika rohani Reagan muda sedang bertumbuh. Empat bulan kemudian dia akan dibaptis, mulai hidup sebagai anggota gereja. Pikiran tentang ayahnya yang tergeletak di salju mungkin membekas dalam pikiran Reagan hari itu, bahkan sampai akhir hidupnya.

[Pada saat itu, ibunya] menjadi tokoh formatif dalam memimpin Ronald Reagan untuk menjadi seorang Kristen.

Para penulis biografi biasanya mulai dengan kisah iman Nelle sendiri di Dixon, tetapi peran mula-mulanya di gereja di Tampico layak menjadi perhatian. Dalam bulan-bulan terakhir sebelum [ayahnya] mengajak keluarganya pindah lagi, Nelle sangat aktif di gereja... kembali ke peristiwa kebangunan rohani yang diadakan di sana pada tahun 1910, salah satu sumber mengklaim bahwa Nelle melayani di gereja tanpa gembala hampir sendirian, menulis warta gereja, mempersiapkan program Minggu, mendorongan jemaat untuk lebih mendukung pergumulan gereja, dan bahkan cukup banyak berkhotbah... bahkan setelah pindah ke Dixon, Nelle sering pergi kembali ke Tampico untuk membantu gereja tuanya, dengan Dutch mengikuti di belakangnya.

[Kemudian ibu Reagan bergabung dengan gereja di Dixon]. [Gereja] yang pertama kali ia jumpai di ruang bawah tanah kota YMCA sampai bisa mengumpulkan dana untuk memiliki bangunan gereja. Gereja baru dibuka... pada 18 Juni 1922.

Nelle [Reagan] menjadi seorang pemimpin, akhirnya menjadi pilar, di gereja lokal ini. Selain pendetanya, dia adalah wajah yang paling terlihat... Kelas [Sekolah Minggu] Nelle adalah yang terbesar. Direktori gereja untuk tahun 1922 menunjukkan terdaftar tiga puluh satu murid di kelasnya; di kelas pendetanya hanya lima murid, dan di kelas istri pendeta hanya sembilan murid.

Nelle membagikan bacaan-bacaan rohani, baik di luar maupuan di dalam gereja – sebuah pelayanan yang dia sukai. Diberkati dengan suara menarik dan kepercayaan diri dari seorang pemeran alami - kualitasnya diteruskan kepada putranya - dia juga bermain dalam banyak drama... Pada bulan Juni tahun 1926, ia membawa keluarganya ke gereja Baptis dengan sebuah bacaan berjudul “The Ship of Faith” (“Bahtera Iman”).

...Nelle menerbitkan sebuah “Armistice Day Poem” (“Puisi Hari Gencatan Senjata”) pada tahun... 1926, di mana ia memohon agar kiranya “Allah membuat itu tak dapat kita lupa” bahwa para tentara telah memberikan hidup mereka [dalam Perang Dunia I]. Orang-orang yang berani, tulis Nelle, “telah menang demi demokrasi dunia, dan menghukum selamanya dan selalu otokrasi kejam” .... Pada tahun 1927, Nelle muncul di Legiun Amerika untuk memberikan apa yang digambarkan sebagai “pembicaraan indah” pada masa kanak-kanak dari George Washington - pasti itu adalah cerita yang pasti membuat kesan pada [putranya yang masih muda].

Seorang percaya yang teguh dalam kuasa doa, ia memimpin kebaktian doa di gereja. Ketika pendetanya sedang berlibur... dia ditugaskan untuk mengurus kebaktian doa pertengahan minggu, dan dia memimpin diskusi tentang doa... Nelle [juga] bertindak sebagai seorang “pemimpin,” mengurus “kebaktian doa rumah tangga.”

[Berikut adalah kesaksian dari Ibu Mildred Neer, tentang doa Nelle Reagan untuk putrinya. Gadis itu telah mengalami kesakitan sehingga dia tidak bisa makan atau pun tidur. Sang ibu pergi ke gereja. Inilah yang dikatakannya]:

     Ketika kebaktian berakhir, saya tidak bisa meninggalkan kursi saya. Orang terakhir meninggalkan ruangan itu kecuali Mrs. Reagan...
     Saya pikir, “Kalau saja saya bisa berbicara dengan Ibu Reagan,” dan menghampiri dia... Saya bercerita tentang putri kami, dan dia berkata, “Mari kita pergi ke ruang belakang.” Kami pergi ke ruang belakang. Kemudian Ibu Reagan berkata, “Mari kita berlutut dan berdoa untuk hal itu.” Dia memanjatkan doa yang indah dan ketika [kami berdiri] Saya merasa doa itu telah dijawab. Saya pulang ke rumah. Segera ada ketukan di pintu. Itu Mrs. Reagan. Dia menghabiskan sepanjang sore [dalam doa] bersama dengan kami. Dia meninggalkan rumah kami sekitar pukul 6. Beberapa saat kemudian nanah [pada putrid saya] pecah. Keesokan paginya dokter berkata, “Saya tidak perlu menusuknya.” Allah telah mendengar doa Nelle Reagan dan menjawabnya.

Anggota jemaat yang lain di gereja itu ingat:

... Dia tidak pernah ditumpangi tangan atau hal seperti itu. Itu cara dia berdoa, berlutut, mata menengadah ke atas dan berbicara seperti dia kenal Allah secara pribadi, seperti dia sudah banyak berurusan dengan Dia sebelumnya. Jika seseorang memiliki masalah atau sakit, Nelle akan datang ke rumah mereka dan berlutut dan berdoa... jemaat biasanya merasa jauh lebih baik setelah dia pergi.

... Tidaklah mengherankan bila bahkan putra Nelle ketika ia menjadi dewasa percaya sepenuhnya pada kekuatan doa.

Nelle Reagan mendedikasikan hidupnya sungguh-sungguh untuk orang-orang “miskin dan tak berdaya.” Itu adalah janji yang dia dikatakan telah dibuatnya untuk ibunya sendiri di ranjang ibunya... Dia memberi perhatian khusus kepada orang-orang di balik jeruji besi... dia [sering] pergi dengan setia ke penjara untuk membaca Alkitab bersama dengan orang-orang yang dipenjara... bahkan ada kisah yang mengatakan bahwa perilaku narapidana berubah sebagai akibat langsung dari pelayanannya - yang benar-benar di tengah-tengah tindak kriminal.

[Satu penjahat muda berbicara dengan Nelle di penjara. Setelah itu, ketika ia sudah bebas, ia menumpang dan berencana untuk merampok pengendara yang ditumpanginya di bawah todongan senjata. Ketika ia keluar dari mobil, ia berkata] “Selamat tinggal, terima kasih untuk tumpangannya” ... “Anda akan menemukan pistol di kursi belakang. Saya berencana menggunakannya, tetapi saya pernah berbicara dengan seorang wanita di penjara...” Nelle Reagan telah memintanya untuk meninggalkan kejahatan dalam hidupnya.

Pada musim panas tahun 1924, dia membantu mengumpulkan uang untuk mendirikan sebuah kapel untuk gereja Rusia di New York City, sebuah tindakan simbolis yang menunjukkan solidaritas bersama dengan orang-orang Kristen Rusia [di bawah Komunisme].

Pada April 1927... dia mengadakan pembicaraan di Jepang dan status Kekristenan di sana.

Nelle Reagan memiliki hati untuk Tuhan, dan dia melakukan yang terbaik untuk memberikan dampak iman kepada putranya, Ronald. Doanya adalah agar kiranya suatu hari ia akan membagikan iman itu kepada dunia.

Pada tanggal 21 Juli 1922, tiga hari setelah gereja dibuka... Dutch, saudaranya Neil, dan dua puluh tiga orang lainnya adalah yang pertama untuk dibaptis di gereja baru itu. Adalah kemauan Ronald Reagan sendiri untuk dibaptis. Ia mengatakan bahwa ia telah memiliki “pengalaman pribadi dengan Kristus.”

Ketika dewasa, [Presiden] Reagan akan mengacu pada Alkitab sebagai buku favoritnya, dan sebagai “pesan terbesar yang pernah ditulis.” Itu kata-kata yang berasal dari Allah dan diinspirasikan yang mana ia berkata bahwa ia “tidak pernah memiliki keraguan.”

Setelah dibaptis [Ronald] Reagan menjadi anggota yang paling aktif di [gereja]. [Reagan, ibunya, dan saudaranya melakukan hal yang sama setiap hari Minggu. Saudaranya mengumumkan jadwal]. “Sekolah Minggu Minggu pagi, kebaktian gereja Minggu pagi, Christian Endeavor Minggu malam, Kebaktian malam setelah Christian Endeavor, dan kebaktian doa pada hari Rabu”... Pada usia lima belas tahun, Dutch mulai mengajar sendiri di kelas Sekolah Minggu-nya ... “Dia menjadi pemimpin di antara anak-anak itu,” kenang teman masa kecilnya Savila Palmer. “Mereka memperhatikan dia.”

Ronald Reagan melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi Kristen. Pada tahun 1981 ia menjadi Presiden Amerika Serikat. Dia mengambil sumpah jabatan sebagai Presiden dengan tangannya di atas Alkitab ibunya, dan berkata, “Jadi tolonglah aku Tuhan.”

Sebagai Presiden, Ronald Reagan menentang aborsi atas dasar Alkitab. Dia berkata,

Saya percaya tidak ada tantangan yang lebih penting dengan karakter Amerika daripada memulihkan hak untuk hidup bagi semua manusia. Tanpa hak itu, tidak ada hak-hak lainnya yang memiliki makna. “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.”

Dalam bukunya State of the Union Address tahun 1986, dia berkata,

Hari ini ada luka di hati nurani nasional kita. Amerika tidak akan pernah menjadi utuh selama hak untuk hidup bayi yang belum lahir yang diberikan oleh Pencipta kita diingkari.

Aborsi adalah masalah moral yang ia tolak untuk berkompromi sebagai seorang Presiden.

Presiden Reagan juga sangat menentang komunisme tak bertuhan sepanjang kepresidenannya. Dia menyebut Uni Soviet sebuah “Kekaisaran Jahat.” Dia mengatakan, dalam sambutannya yang akbar di Tembok Berlin, “Mr. Gorbachev, runtuhkan tembok ini.” Dia percaya bahwa ateisme dari komunisme sepenuhnya jahat. Dia membangun kekuatan militer Amerika dan ia tahu bahwa Uni Soviet akan mencoba untuk menyamainya, dan akan runtuh sebagai hasilnya. Negara itu telah runtuh, persis seperti yang ia katakan sebelumnya. Lebih dari individu lainnya, Ronald Reagan bertanggung jawab untuk mengakhiri “Kekaisaran Jahat” itu, dan mengakhiri penyebaran Komunisme ke seluruh dunia. Penulis biografinya, Edmund Morris mengatakan, “Dia menginginkan Kekristenan di Moskow, sesederhana itu.” Dan Ronald Reagan hidup untuk melihat realitas doanya menjadi nyata.

Pada Hari Mother’s Day ini, saya ingin Anda para ibu untuk pulang dari gereja ini dengan inspirasi yang diambil dari Yokhebed, ibu Musa - dan dari Nelle Reagan, ibu dari Presiden keempat puluh kita. Saya ingin Anda tahu bahwa Yesus Kristus telah mati menggantikan tempat Anda, untuk membayar dosa-dosa Anda, di kayu Salib. Saya ingin Anda tahu bahwa Darah Yesus dapat menyucikan Anda dari segala dosa. Saya ingin Anda tahu bahwa Yesus bangkit secara fisik dari kematian dan sekarang hidup di sebelah kanan Allah. Saya ingin Anda mau datang kepada Yesus dan percaya kepada-Nya sepenuhnya. Dan kemudian pastikan bahwa Anda berada di gereja setiap hari Minggu. Pastikan bahwa Anda membuat kesan spiritual pada anak-anak Anda untuk hidup bagi Yesus Kristus. Tuhan memberkati Anda. Amin.

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia.”

Anda dapat mengirim email kepada Dr. Hymers dalam bahasa Inggris ke
rlhymersjr@sbcglobal.net (Click Here) – atau Anda juga boleh mengirim surat kepadanya
ke P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Atau telepon beliau di (818)352-0452.

Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Anda dapat menggunakannya tanpa
meminta izin kepada Dr. Hymers. Namun, semua video khotbah Dr. Hymers dilindungi
hak cipta dan hanya dapat digunakan dengan izin.

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Mr. Abel Prudhomme: Ibrani 11:23-27.
Persembahan Pujian Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“I Will Praise Him” (oleh Margaret J. Harris, 1865-1919).