Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




PENDAMAIAN!

(KHOTBAH NOMER 11 DARI YESAYA 53)
PROPITIATION!
(SERMON NUMBER 11 ON ISAIAH 53)
(Indonesian)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Malam, 13 April 2013

“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah” (Yesaya 53:10).


Apa yang saya akan katakan tentang Allah malam ini akan tidak disukai, dan bahkan dibenci, oleh beberapa orang yang mendengarnya. Banyak orang telah memiliki ide yang salah tentang Allah hari ini. Ketika seseorang berbicara tentang Allah dari Alkitab itu menyebab reaksi negatif, khususnya di antara kelas para pengkhotbah tertentu.

Bertahun-tahun yang lalu saya diminta oleh seorang pendeta yang sudah tua untuk menyampaikan khotbah penginjilan kepada sekitar seratus anak muda. Saya berkhotbah di sana beberapa kali sebelumnya, sehingga saya berpikir saya telah mengenal apa yang gereja itu inginkan. Namun kali itu dua pendeta yang lebih muda yang menjadi penanggung jawab. Saya berkhotbah tentang berita keselamatan, menekankan penghakiman Allah dan mengakhiri dengan penyampaian Injil Kristus dengan jelas. Dua puluh tujuh anak muda memberikan respon atas undangan yang diberikan. Mereka ini adalah orang-orang yang pertama kali memberikan pengakuan, yang mana paling sedikit seperempat dari mereka yang hadir seusia mahasiswa perguruan tinggi.

Orang mungkin akan berpikir bahwa dua pendeta muda itu akan senang dengan respon yang besar itu. Namun mereka berdua cemberut dan menunjukkan muka yang tidak senang di wajah mereka setelah saya selesai berkhotbah. Mereka tidak pernah menulis surat ucapan terimakasih, dan mereka tidak pernah mengiriman honor kepada saya, yang biasanya dilakukan oleh gereja itu. Saya sangat terkejut dengan sikap dingin mereka. Saya tahu kemudian bahwa mereka berpikir saya terlalu negatif, bahwa saya seharusnya memberikan undangan tanpa memperingatkan anak-anak muda itu bahwa Allah menghakimi dosa. Sejak itu saya telah menemukan bahwa banyak pendeta masa kini berbagi dalam pandangan mereka. “Hanya sampaikan Injil kepada mereka. Hanya berbicaralah tentang kasih Allah. Jangan mengendalikan dan membuat perasaan mereka tidak nyaman.” Saya sering menemukan para pengkhotbah merasa seperti itu hari ini. Namun saya yakin ada yang salah dalam cara berpikir seperti itu, sesuatu yang kurang dan salah tentang pandangan tentang khotbah penginjilan.

Dr. A. W. Tozer berkata, “Tak seorangpun dapat memahami anugerah yang sejati dari Allah tanpa pertama-tama memahami takut akan Allah” (The Root of Righteousness, Christian Publications, 1955, hlm. 38). Saya percaya bahwa ia benar sekali, “Tak seorangpun dapat memahami anugerah yang sejati dari Allah tanpa pertama-tama memahami takut akan Allah.” Dr. Martyn Lloyd-Jones percaya persis seperti yang ditekankan oleh Dr. Tozer. Iain H. Murray berkata, “Bagi Dr. Lloyd-Jone mengkhotbahkan bahaya riil dari kesalahan manusia di hadapan Allah dimaksudkan untuk memberitakan kepastian murka illahi… dalam penghukuman dosa di neraka… dia menganggap peringatan sebagai bagian esensial dari khotbah alkitabiah. Neraka bukan sekedar suatu teori… “ (Rev. Iain H. Murray, The Life of Martyn Lloyd-Jones, The Banner of Truth Trust, 2013, hlm. 317).

Lagi, Dr. Lloyd-Jones berkata, “Dosa terburuk dari semua adalah pemikiran yang salah tentang Allah yang dipikirkan oleh manusia duniawi yang adalah kesalahan yang sangat mengerikan” (ibid., hlm. 316). Lagi, saya menemukan ini mencerahkan bahwa Dr. John R. Rice, seorang penginjil Baptis tersohor, mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh Dr. Tozer dan Dr. Lloyd-Jones. Dr. Rice berkata,

Allah dari Alkitab adalah Allah yang mengerikan, Allah yang menakutkan, Allah yang membalas, serta Allah yang penuh rahmat (John R. Rice, D.D., The Great and Terrible God, Sword of the Lord Publishers, 1977, hlm. 12).

Dr. Rice berkata,

Semua khotbah masa kini tentang anugerah tanpa taurat, tentang iman tanpa pertobatan, tentang rahmat Allah tanpa murka Allah, khotbah tentang Sorga tanpa Neraka… adalah suatu penyimpangan dari kebenaran Allah. Itu salah merepresentasikan Allah. Itu adalah presentasi yang tidak jujur tentang pesan Allah. Allah adalah Allah yang mengerikan, Allah yang menakutkan, Allah yang murka terhadap dosa, Allah yang membawa pembalasan, Allah untuk ditakuti, Allah yang di hadapan-Nya semua orang berdosa harus gemetar (ibid., hlm. 13, 14).

Amin! Dan saya tahu melalui membaca khotbah mereka selama bertahun-tahun, bahwa Dr. Tozer dan Dr. Lloyd-Jones sepenuhnya akan setuju dengan John R. Rice pada poin ini. Allah adalah “Allah yang murka terhadap dosa.”

Ketika kita melihat Allah dalam cara itu, seperti Alkitab mempresentasikan Dia, kita tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami teks kita dalam Yesaya 53:10. Teks ini berpusat pada Allah Bapa dan apa yang Allah telah lakukan terhadap Yesus demi keselamatan kita,

“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah” (Yesaya 53:10

“Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman” (Roma 3:25).

Dr. W. A. Criswell berkata tentang ayat ini, “Pendamaian adalah pekerjaan Kristus di kayu salib yang mana Ia telah memenuhi tuntutan kebenaran Allah yang membenci dosa, memuaskan syarat keadilan Allah dan menghapuskan kesalahan manusia” (W. A. Criswell, Ph.D., The Criswell Study Bible, Thomas Nelson Publishers, 1979, hlm. 1327, note on Romans 3:25).

“Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman” (Roma 3:25).

The Reformation Study Bible berbicara tentang ayat ini demikian, “Kristus telah mati sebagai korban pendamaian yang memuaskan penghukuman Allah atas orang-orang berdosa, yang membawa pengampunan dan pembenaran. Namun Paulus dengan hati-hati menunjukkan bahwa pengorbanan [Anak Allah} itu tidak menyebabkan Allah Bapa mengasihi kita. Yang benar adalah sebaliknya – kasih Allah yang menyebabkan Dia mengorbankan Anak-Nya” (The Reformation Study Bible, Ligonier Ministries, 2005, hlm. 1618, catatan atas Roma 3:25).

“Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua” (Roma 8:32).

Teks kita berkata,

“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah…” (Yesaya 53:10).

Dalam teks ini Allah Bapa adalah perencana yang sebenarnya dari penderitaan dan kematian Kristus. Kristus menderita dan mati “menurut maksud dan rencana-Nya” (Kisah Rasul 2:23). Allah yang dahsyat dan menakutkan dari Alkitab adalah penyebab sebenarnya dari penderitaan dan kematian Kristus. Yohanes 3:16 berkata bahwa Allah, “telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal” (Yohanes 3:16). Roma 8:32 berkata, “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua” (Roma 8:32). Murka Allah dipuaskan karena telah dijatuhkan atas Anak-Nya, Yesus. Sebagaimana teks kita berkata,

“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah…” (Yesaya 53:10).

Disi Yesya membawa kita “ke balik layar” untuk menunjukkan bahwa Allah Bapa telah mengutus Anak-Nya melalui penderitaan dan penyaliban-Nya yang sangat mengerikan sehingga Allah dapat ditenangkan, dan murka-Nya jatuh atas Yesus daripada atas orang-orang berdosa. Dalam teks ini kita melihat bahwa (1) Allah meremukkan Dia; (2) Allah menetapkan Dia untuk mengalami kesakitan; (3) Allah menyerahkan jiwa-Nya sebagai korban penebus dosa.

I. Pertama, Allah meremukkan Yesus.

“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia” (Yesaya 53:10).

Kata yang diterjemahkan “meremukkan” ini berarti “menghancurkan.” “Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan Dia.” Dr. Edward J. Young berkata, “Di samping ketanpa-dosaan Kristus, Tuhan berkehendak membuat-Nya memar [dan meremukkan] Dia. Kematian-Nya bukan di tangan orang-orang jahat namun di tangan Tuhan. Ini tidak berarti membebaskan orang-orang yang membunuh Dia dari tanggung jawab, namun bukan mereka yang mengendalikan situasi itu. Mereka hanya melakukan apa yang Tuhan ijinkan untuk mereka lakukan” (Edward J. Young, The Book of Isaiah, William B. Eerdmans Publishing Company, 1972, volume 3, pp. 353-354).

Seperti yang telah kita katakan, ini dengan jelas ditunjukkan dalam Roma 3:25, berhubungan dengan Kristus,

“Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman” (Roma 3:25).

dan dalam Yohanes 3:16, bahwa,

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal” (Yohanes 3:16),

untuk mendamaikan murka-Nya atas dosa, dan menjadikan keselamatan mungkin bagi orang yang penuh dosa.

“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia” (Yesaya 53:10).

Allah Bapa membuat Anak-Nya memar dan diremukkan mulai di Taman Getsemani, karena kita diberitahu oleh Matius bahwa di Taman Getsemani itu. Kita diberitahu oleh Matius, Allah berkata, “Aku akan membunuh gembala” (Matius 26:31). Injil Markus juga menjelaskan kepada kita bahwa, di Getsemani, “Aku akan membunuh gembala” (Markus 14:27). Jadi, kita diyakinkan bahwa Allah memukul Yesus, menghancurkan Dia, dan mulai meremukkan Dia sebagai korban pendamaian bagi dosa-dosa kita di kegelapan Getsemani. Spurgeon berbicara tentang itu ketika Ia menyatakan,

Sesungguhnya Tuhan kita harus mengambil cawan itu dari tangan Bapa. Itu bukan dari orang-orang Yahudi, bukan dari Yudas sang pengkhianat, bukan dari murid-murid yang sedang tertidur, bukan dari iblis yang datang mencobai Dia [di Taman itu}, namun itu adalah cawan dari pribadi yang Ia kenal sebagai Bapa-Nya… cawan yang membuat hati-Nya hancur seperti mau mati rasanya. Ia ingin menghindarinya, dan oleh sebab itu Anda pasti yakin bahwa itu adalah cawan yang lebih mengerikan dari pada penderitaan fisikal, oleh karena Ia tidak menghindarinya… ini adalah sesuatu yang teramat mengerikan, kesakitan yang luar biasa, yang datang [kepada-Nya] dari tangan Bapa. Ini menghapuskan semua keraguan, karena kita membaca, “Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia…” Tuhan menimpakan kepada Dia semua kesalahan kita. Ia telah membuat-Nya menjadi berdosa karena kita walaupun Ia tahu bahwa tidak ada dosa dalam diri-Nya. Jadi apa yang menyebabkan sang Juruselamat mengalami penderitaan yang begitu luar biasa… Ia harus menderita menggantikan [tempat] orang berdosa. Di sinilah letak rahasia penderitaan [di Taman itu] yang tidak mungkin dapat saya [jelaskan dengan penuh] kepada Anda, jadi sesungguhnya bahwa –

‘Hanya Allah, dan Allah saja,
Yang memahami penderitaan-Nya dengan penuh.’

(C. H. Spurgeon, “The Agony in Gethsemane,” The Metropolitan Tabernacle Pulpit, Pilgrim Publications, 1971, volume XX, pp. 592-593).

“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia” (Yesaya 53:10).

Di bawah beban dosa manusia, yang ditimpakan kepada Dia di Taman itu, Kristus diremukkan, Ia dibuat memar oleh beban dosa Anda sehingga

“Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah” (Lukas 22:44).

Belum ada tangan manusia yang menyentuh Dia pada waktu itu. Ia belum ditangkap, Ia belum disesah, dicambuk, atau disalibkan. Tidak, sesungguhnya Allah Bapa yang meremukkan Dia dan membuat-Nya memar, karena hanya Allah Bapa yang dikatakan ada di Getsemani, “Aku akan membunuh gembala” (Matius 26:31). Jadi, saya percaya, inilah sesungguhnya yang Allah nubuatkan melalui Yesaya,

“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia” (Yesaya 53:10).

Tiada lidah yang dapat menceritakan murka yang Ia tanggung,
   Murka yang seharusnya untukku;
Ia menanggung dosa; Ia menanggung semuanya,
   Demi membebaskan orang berdosa!
(“The Cup of Wrath” oleh Albert Midlane, 1825-1909;
   untuk lagu “O Set Ye Open Unto Me”).

II. Kedua, Allah yang menetapkan Yesus untuk mengalami kesakitan.

“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan… (Yesaya 53:10).

Lagi, Allah lah yang menempatkan Anak-Nya yang tunggal untuk mengalami kesakitan pada waktu penderitaan dan kematian-Nya. Dr. Gill berkata,

Ia telah menetapkan Dia untuk mengalami kesakitan [menyebabkan Dia menderita]… ketika Ia tidak melindungi Dia, namun justru menyerahkan Dia ke tangan orang-orang jahat, dan menyerahkan Dia untuk mati: Ia menempatkan Dia untuk menderita di taman itu, ketika jiwa-Nya begitu menderita; dan menempatkan Dia di kayu salib, ketika Ia dipakukan di sana, [dan] beban dosa umat-Nya, serta murka Bapa-Nya, di timpakan atas-Nya; dan ketika Ia memalingkan wajah-Nya dari Dia, yang membuat-Nya berseru, Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?... [membiarkan] Dia ada dalam penderitaan, lahir dan batin (John Gill, D.D., An Exposition of the Old Testament, The Baptist Standard Bearer, 1989 reprint, vol. V, page 315).

Yesus dengan sepenuh hati menderita kesakitan dan diremukkan, dicambuk dan disalibkan, dengan sukarela Ia mau menderita bagi dosa-dosa kita, karena Ia berkata,

“Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku” (Yohanes 6:38).

“Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya” (Kisah Rasul 2:23).

“Menjadi kutuk karena kita” (Galatia 3:13).

“Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita” (I Yohanes 2:2).

“Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya” (Roma 3:25).

Tiada lidah yang dapat menceritakan murka yang Ia tanggung,
   Murka yang seharusnya untukku;
Ia menanggung dosa; Ia menanggung semuanya,
   Demi membebaskan orang berdosa!
(“The Cup of Wrath” oleh Albert Midlane, 1825-1909)

“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan (Yesaya 53:10).

III. Ketiga, Allah menyerahkan jiwa Yesus sebagai korban penebus dosa.

Marilah kita berdiri dan membaca ayat ini dengan suara keras, akhiri dengan “korban penebus salah.”

Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah” (Yesaya 53:10).

Silahkan duduk kembali.

Perhatikanlah kata “tetapi” pada permulaan ayat ini. Ini menunjukkan kontras dengan ayat sembilan, “sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi…” (Yesaya 53:9-10a). Bahkan walaupun Yesus tidak pernah berdosa, “Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan…” Dr. Gaebelein dalam buku tafsirannya berkata, “Ayat 10a hampir membuat shock karena dalam presentasinya seakan-akan tidak melihat kebenaran pribadi [Kristus], namun pada saat pembaca mengingat kembali natur dari penggantian penebusan dari berbagai penderitaan ini… Pada saat itu Allah tidak melihat itu sebagai sesuatu yang keras tetapi secara mengejutkan itu adalah sesuatu yang penuh rahmat” (Frank E. Gaebelein, D.D., General Editor, The Expositor’s Bible Commentary, Zondervan, 1986, volume 6, p. 304).

“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah” (Yesaya 53:10).

“Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua” (Roma 8:32).

“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib,… Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh” (I Petrus 2:24).

“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (II Korintus 5:21).

“Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah” (Yesaya 53:10).

Tiada lidah yang dapat menceritakan murka yang Ia tanggung,
   Murka yang seharusnya untukku;
Ia menanggung dosa; Ia menanggung semuanya,
   Demi membebaskan orang berdosa!
(“The Cup of Wrath” by Albert Midlane, 1825-1909).

Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah” (Yesaya 53:10).

Kristus adalah korban Allah bagi dosa. Kristus mati menggantikan tempat Anda, sebagai pengganti Anda. Kristus menderita untuk menggantikan Anda, sebagai pendamaian, untuk membayar penghukuman dosa Anda, untuk meredakan murka Allah atas Anda dan menerima murka itu dijatuhkan atas Diri-Nya sendiri. Ketika Anda melihat paku yang menembus tangan dan kaki-Nya, itu adalah untuk Anda. Ia yang benar mati untuk orang yang tidak benar, untuk membawa Anda kepada Allah dalam status sebagai orang yang telah diampuni. Spurgeon berkata,

Manusia karena dosanya dihukum dalam api yang kekal; ketika Allah menyerahkan Kristus untuk menjadi pengganti penebusan, sesungguhnya Ia tidak mengirimkan Kristus ke dalam api kekal, namun Ia menuangkan ke atas-Nya dukacita yang mendalam, keputusasaan yang begitu mendalam, sehingga itu adalah pembayaran lunas bagi api yang kekal... karena pada saat itu Kristus menanggung dosa kita semua, dosa yang lalu, sekarang, dan yang akan datang, dan penghukuman atas semua dosa itu telah dijatuhkan di sana, sehingga kita tidak akan pernah dihukum lagi, karena Ia telah menderita menggantikan [tempat] kita. Apakah Anda melihat, bagaimana Allah Bapa meremukkan-Nya? Tanpa Ia melakukan itu, penderitaan Kristus tidak dapat [dianggap layak] menggantikan penderitaan kita [di Neraka] (C. H. Spurgeon, “The Death of Christ,” The New Park Street Pulpit, Pilgrim Publications, 1981 reprint, volume IV, pages 69-70).

Namun kematian Kristus tidak menyelamatkan semua orang dari kebinasaan Neraka. Hanya orang-orang yang bertobat kepada Kristus yang diselamatkan. Ia telah mati bagi orang-orang berdosa, dan hanya orang-orang berdosa: Ia mati untuk orang-orang yang menyadari bahwa diri mereka adalah orang berdosa, dan yang mau menyerah kepada Kristus untuk memperoleh pengampunan yang akan diselamatkan.

Kesadaran Anda akan dosa dan kesadaran Anda yang memerlukan Yesus adalah tanda yang menunjukkan kematian-Nya akan menyembuhkan dosa Anda. Orang-orang yang saat ini tidak mau memikirkan tentang kematian-Nya, dan melupakan hal itu, akan menerima penghukuman kekal karena dosa-dosa mereka sendiri, karena mereka menolak penebusan yang Kristus buat bagi mereka di kayu Salib.

Oleh sebab itu pikirkanlah dengan penuh kerinduan dan pertimbangan tentang itu. Pikirkanlah dengan penuh kerinduan dan pertimbangan tentang kata-kata yang Toplady tuangkan dalam himne yang luar biasa.

Bagiku dikaruniakan Anak Domba tak bercela
   Murka Bapa-Nya ditanggung-Nya;
Ku lihat luka berdarah-Nya dan ku tahu
   Namaku tertulis di sana.

Keluar dari Tuhan yang mencurahkan darah-Nya,
   Dalam warna ungu yang mengalir;
Dan setiap luka mengumandangkan dengan lantang
   Kasih-Nya kepada manusia yang ajaib.

Bagi ku, kemanjuran darah Juruselamat,
   Kemahakuasaan untuk menebus;
Tangan yang Ia serahkan untuk dipaku
   Akan memimpinku ke tahta-Nya
(“Propitation” by Augustus Toplady, 1740-1778;
     untuk lagu “At the Cross”).

Sekarang, selanjutnya, mengapa Anda belum percaya Yesus? Apa yang menghalangi Anda untuk percaya kepada Dia? Apa dosa rahasia yang Anda sembunyikan yang menghalangi Anda untuk percaya kepada Dia? Keinginan salah dan bodoh apakah yang menghalangi Anda untuk percaya Juruselamat? Apakah ketakutan akan kehilangan sesuatu yang Anda pikir sangat penting menghentikan Anda? Apakah alasan tersembunyi yang menghalangi Anda untuk percaya Kristus yang telah menanggung murka Allah yang sangat mengerikan untuk menyelamatkan Anda dari penghakiman? Tinggalkan pikiran-pikiran itu – dan percaya kepada “Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29). Ia menunggu Anda. Jangan berlambat-lambat. Percayalah kepada Dia sekarang, malam ini. Ruang pemeriksaan terbuka bagi Anda yang ingin mencari Dia, dan percaya kepada Dia, dan diselamatkan oleh Dia.

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia.”

Anda dapat mengirim email kepada Dr. Hymers dalam bahasa Inggris ke
rlhymersjr@sbcglobal.net (Click Here) – atau Anda juga boleh mengirim surat kepadanya
ke P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Atau telepon beliau di (818)352-0452.

Persembahan Pujian Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“Propitiation” (oleh Augustus Toplady, 1740-1778;
untuk lagu “At the Cross”).


GARIS BESAR KHOTBAH

PENDAMAIAN!

(KHOTBAH NOMER 11 DARI YESAYA 53)
PROPITIATION!
(SERMON NUMBER 11 ON ISAIAH 53)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah” (Yesaya 53:10).

(Lukas 16:23; Roma 3:25; 8:32;
Kisah Rasul 2:23; Yohanes 3:16)

I.   Pertama, Allah meremukkan Yesus, Yesaya 53:10a; Matius 26:31;
Markus 14:27; Lukas 22:44.

II.  Kedua, Allah yang menetapkan Yesus untuk mengalami
kesakitan, Yesaya 53:10b; Yohanes 6:38.

III. Ketiga, Allah menyerahkan jiwa Yesus sebagai korban penebus
dosa, Yesaya 53:10c; Yesaya 53:9-10a; Roma 8:32; I Petrus 2:24;
II Korintus 5:21; Yohanes 1:29.