Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




ALLAH YANG MENYEMBUNYIKAN DAN
MENYATAKAN DIRINYA

THE GOD WHO HIDES AND REVEALS HIMSELF
(Indonesian)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu Pagi, 28 Oktober 2012

“Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri, Allah Israel, Juruselamat” (Yesaya 45:15).


Astronot Rusia yang bernama Gherman Titov adalah seorang Komunis yang menyangkal keberadaan Allah ketika ia kembali dari luar angkasa. Ia berkata, “Orang-orang mengatakan bahwa ada Allah di luar sana, namun dalam perjalananku mengelilingi dunia sepanjang hari, aku memandang sekeliling dan tidak melihat Dia. Saya tidak melihat Allah ataupun malaikat… Saya tidak percaya Allah. Saya percaya manusia.”

Namun seorang astronot Amerika yang bernama James A. McDivitt menjawab dia. Setelah mengorbit bumi 62 kali dengan Gemini 4, McDivitt berkata, “Saya tidak melihat Allah dari jendela ruang kabin saya, juga saya tidak melihat Allah melalui kaca depan di atas bumi. Namun saya dapat mengenali karya-Nya dalam bintang-bintang seakan sedang berjalan di antara bunga-bunga di taman. Jika Anda dapat bersama Allah di atas bumi ini, Anda dapat bersama Allah dalam ruang angkasa juga.”

Dua orang ini menunjukkan perbedaan mendasar antara orang yang percaya Allah dan orang yang tidak percaya Dia. Seorang Atheis mencari bentuk fisikal dari Allah. Ketika ia tidak melihatnya, ia dengan salah berasumsi bahwa tidak ada Allah. Di sisi lain, seorang Kristen melihat karya Allah dalam ciptaan-Nya.

Teks kita menunjukkan bahwa Allah tidak menyatakan dirinya kepada kaum materialis, yang menuntut agar Allah datang pada saat ia berseru dan memukul-mukul drum, dan mengintip dari jendela. Konyol! Tidak ada tempat di dalam Alkitab kita menemukan Allah “membuktikan” keberadaan-Nya dengan cara para atheis itu. Teks kita berkata,

“Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri, Allah Israel, Juruselamat” (Yesaya 45:15).

Perhatikan bahwa teks ini tidak mengacu kepada illah-illah. Ini tidak berbicara tentang illah-illah palsu dari bidat dan agama-agama dunia lainnya. Teks ini hanya berbicara tentang Allah yang sejati, “Allah Israel, Juruselamat.” Ini adalah Allah yang sejati yang menyembunyikan diri-Nya dari manusia yang penuh dosa, dan menyatakan diri-Nya hanya kepada orang-orang yang Ia selamatkan – “Oh Allah Israel, Juruselamat.” Selanjutnya mari kita memperhatikan beberapa menit dua sisi Allah – fakta bahwa Ia menyembunyikan diri-Nya dari dunia yang penuh dosa ini, dan fakta bahwa ia menyatakan diri-Nya kepada orang-orang yang Ia selamatkan.

I. Pertama, Ia adalah Allah yang menyembunyikan Diri-Nya.

Nabi Yesaya berkata, “Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri…” Sungguh, Ia menyembunyikan diri-Nya dari manusia yang penuh dosa. Dalam pasal lima puluh sembilan, nabi Yesaya berkata, “Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu” (Yesaya 59:2).

Ketika orangtua kita yang pertama jatuh ke dalam dosa di Taman Eden, mereka seketika terpisah dari Allah. Mereka menyembunyikan diri mereka dari Dia. Kemudian mereka dihalau dari Taman itu, dan tidak lagi hidup bergaul dengan Allah. Putra mereka yang sulung telah dibuat menurut “gambar” dan “rupa” ayahnya yang penuh dosa (Kejadin 5:3). Sejak Kain dilahirkan sebagai orang berdosa, ia memberontak melawan Allah seperti yang pernah dilakukan oleh ayahnya. Ia membunuh adiknya dan Allah mengutuk dia. Bukannya bertobat, sebaliknya Kain justru memprotes Tuhan,

“Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu ….” (Kejadian 4:14).

“Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod...” (Kejadian 4:16).

Kata “Nod” berarti “pengembaraan.” Bukannya bertobat, sebaliknya Kain justru pergi menjauh dari hadirat Allah dan menjadi seorang pengembara, “seorang pelarian dan pengembara di bumi” (Kejadian 4:12). Saudaraku, betapa sering kita melihat itu terjadi! Anak-anak muda di gereja ini memberontak, berdosa, menolak untuk bertobat, dan meninggalkan gereja ini, pergi “dari hadapan Tuhan,” dan menjadi pengembara sepanjang hidup, “seorang pelarian dan pengembara” di bumi! Sungguh menyedihkan!

Ini nampak jelas di seluruh Alkitab bahwa dosa yang menyebabkan Allah menyembunyikan diri-Nya dari manusia yang memberontak. Dalam Yesaya 1:15 Allah berfirman kepada suatu bangsa yang sarat dengan dosa,

“Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah” (Yesaya 1:15).

Nabi Mikha berkata,

“Mereka sendirilah nanti akan berseru-seru kepada TUHAN, tetapi Ia tidak akan menjawab mereka; Ia akan menyembunyikan wajah-Nya terhadap mereka pada waktu itu, sebab jahat perbuatan-perbuatan mereka” (Mikha 3:4).

Lagi, nabi Yesaya berkata,

Sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami” (Yesaya 64:7).

Reginald Heber (1783-1826) membuat kebenaran ini sangat jelas dalam hymnenya yang terkenal,

Suci, suci, suci! Walau tersembunyi,
   Walau tak terlihat oleh orang keji,
Hanya Tuhan suci, lain tiada lagi,
   Kuat, sempurna, indah dan murni
(“Holy, Holy, Holy” oleh Reginald Heber, 1783-1826/
     Terjemahan Nyanyian Pujian No. 1).

II. Kedua, Ia tidak membiarkan Diri-Nya tanpa seorang saksi.

Itulah apa yang Rasul Paulus katakan kepada para penyembah berhala di Listra. Paulus berkata kepada mereka bahwa Allah membiarkan semua orang “berjalan dalam jalannya sendiri. Namun meskipun demikian, sesungguhnya Dia tidak membiarkan diri-Nya sendiri tanpa saksi” (Kisah Rasul 14:16-17 - ILT). Ia berkata bahwa hujan dan makanan, dan semua hal yang baik, adalah saksi fakta bahwa Allah hidup. Pada Roma pasal pertama, Rasul ini berkata,

“Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih” (Roma 1:20).

Rasul Paulus berkata bahwa dunia yang diciptakan, dan tumbuh-tubumbuhan, bunga-bunga, binatang-binatang dan sebagainya, menunjukkan bahwa ada Pencipta yang menciptakan semua itu sejak mulanya. Itulah apa yang astronot Amerika McDivitt maksudkan ketika ia berkata, “Saya tidak melihat Allah dari jendela ruang kabin saya, juga saya tidak melihat Allah melalui kaca depan di atas bumi. Namun saya dapat mengenali karya-Nya dalam bintang-bintang seakan sedang berjalan di antara bunga-bunga di taman. Raja Daud berkata,

“Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mazmur 19:1).

Dr. Henry M. Morris berkata, “‘Kemuliaan Allah,’ diceritakan oleh langit, bukan hanya kekuatan yang tak terbatas, variasi, dan kompleksitas yang nampak pada bintang-bintang, namun juga Tuhan Yesus Kristus, ‘Cahaya kemuliaan Allah’ (Ibrani 1:3)” (Henry M. Morris, Ph.D., The Defender’s Study Bible, World Publishing, 1995; catatan atas Mazmur 19:1).

Ketika seseorang memandang bintang-bintang, pohon-pohon, kompleksitas dari bunga-bunga, dan hal-hal lainnya dalam alam, ia seharusnya melihat tangan Allah sang Pencipta di balik semua itu. Inilah apa yang disebut oleh para teolog sebagai “wahyu umum.”

Ketika saya masih kanak-kanak, sebelum saya pernah ke gereja, saya sering merasakan realitas Allah di halaman belakang nenek saya. Saya bersembunyi di balik bunga-bunga nasturtium dan mengamati lebah-lebah, dan saya dapat merasakan kehadiran Allah di sana pada saat-saat penuh ketenangan itu.

Kemudian, keluar ke padang pasir di Arizona, cahaya kilat dan petir begitu kuatnya sehingga rumah kecil kami diterangi dalam kegelapan, dan terguncang fondasi-fondasinya. Di dalamnya, saya juga merasakan kuasa dan kehadiran Allah. Melalui wahyu umum, saya mengenal adanya Allah, sebelum saya pernah membaca Alkitab atau mendengar khotbah!

Saya ingat ketika menangkap seekor burung kolibri. Saya berusia 8 tahun. Saya menggenggam burung kolibri itu di tangan saya. Tiba-tiba burung itu berhasil lepas dan terbang melesat seperti anak panah menuju langit. Saya masih ingat betul ketika berpikir bahwa tak seorang manusiapun dapat membuat mainan kecil, namun kompleks seperti itu. Saya ingat saya berpikir bahwa hanya Allah yang dapat membuat hal kecil yang kompleks seperti seekor burung kolibri itu!

“Saksi” alam lainya atas keberadaan Allah adalah hati nurani manusia. Rasul Paulus berbicara tentang hati nurani yang menjadi saksi. Ia berkata,

“Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela” (Roma 2:14-15).

Dr. Timothy Lin adalah gembala saya selama lebih dari dua puluh tiga tahun di Chinese Baptist Church. Dr. Lin berkata, “Hati nurani adalah bawaan, ditanamkan oleh nafas Allah yang memberikan manusia kepribadiannya seperti Allah… Roma 2:14-15 menyatakan [bahwa hati nurani] bersifat bawaan dan juga universal.” Ia berkata, “Setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, hati nurani memberikan mereka rasa bersalah sehingga “bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah,’ Kejadian 3:8.” Hati nurani manusia adalah kemampuan bawaan yang memampukan manusia membedakan antara yang benar dan salah. Dr. Henry C. Thiessen berkata, “Itu hadir di dalam manusia kesadaran tentang apa yang benar dan salah… Sehingga hati nurani di dalam manusia menyatakan baik keberadaan Allah, dan sampai batas tertentu sifat Allah. Sehingga itu bukan hanya bahwa Ia ada, namun Ia dengan jelas membedakan antara benar dan salah… itu juga mengimplikasikan bahwa setiap pelanggaran kita harus dihukum” (Henry C. Thiessen, Ph.D., Introductory Lectures in Systematic Theology, Eerdmans Publishing Company, edisi 1971, hlm. 35).

Ini disebut “Wahyu Allah dalam Hati Nurani.” “Atas dasar hati nurani, seorang filsuf [Immanuel] Kant percaya Allah, kebebasan, dan ketidakfanaan” (Thiessen, ibid., hlm. 34). Ketika seorang Kristen lahir baru melakukan dosa yang disengaja, itu mengganggunya, dan kemudian Allah nampak menjauh. Dengan demikian, setiap orang Kristen tahu melalui pengalaman bahwa Allah berbicara melalui hati nuraninya, karena ketika ia melakukan dosa dengan sengaja ia kehilangan perasaan akan kehadiran Allah.

Jadi, Allah tidak membiarkan diri-Nya tanpa saksi. Orang-orang yang bukan Kristen dapat melihat pekerjaan Allah di dalam alam. Mereka dapat merasakan bahwa Allah menghakimi dosa di dalam hati nurani mereka. Namun bukti-bukti alam tentang keberadaan Allah ini dikaburkan di dalam diri orang-orang yang belum bertobat oleh dosa. Jika mereka diajar untuk menolak realitas Allah di rumah atau di sekolah mereka, mereka akan menjadi semakin kurang mampu melihat tangan Allah dalam alam dan di dalam hati nurani mereka sendiri. Mereka mungkin menjadi begitu tidak peka terhadap Allah sehingga mereka berkata seperti astronot Komunis itu, “Aku memandang sekeliling dan tidak melihat Dia. Saya tidak melihat Allah. Saya tidak percaya Allah. Saya percaya manusia.”

Ketika seseorang menjadi tidak sensitif terhadap saksi Allah di dalam alam dan hati nuraninya sendiri, ia kemudian menjadi apa yang Alkitab sebut “orang bebal.” Dengan demikian, Alkitab menyebut kita,

“Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah." Busuk dan jijik perbuatan mereka...” (Mazmur 14:1).

Semakin seseorang banyak dosa maka semakin rusak pula hati nuraninya, dan pemahaman rohaninya digelapkan. Sehingga Alkitab berkata bahwa manusia, dalam keadaan alaminya, adalah “mati di dalam dosa” (Efesus 2:5). Allah telah menyembunyikan diri-Nya dari orang yang mati di dalam dosa.

“Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri, Allah Israel, Juruselamat” (Yesaya 45:15).

III. Ketiga, Ia menyatakan diri-Nya di dalam Alkitab.

Teks kita berkata bahwa Allah yang menyembunyikan diri adalah “Juruselamat.” Itu berarti Allah harus menjadi pribadi yang menyatakan diri-Nya sendiri kepada manusia yang penuh dosa. Dan itulah apa yang Ia telah lakukan untuk menyelamatkan orang-orang yang telah Ia pilih.

Allah menyatakan diri-Nya melalui Kitab Suci. Rasul Paulus berbicara tentang “Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus” (II Timotius 3:15). Alkitab adalah wahyu Allah tentang diri-Nya sendiri terhadap manusia yang penuh dosa. Rasul Petrus berkata bahwa Alkitab adalah “pelita yang bercahaya di tempat yang gelap” (II Petrus 1:19). Itulah sebabnya mengapa kami selalu berkhotbah kepada Anda dari Alkitab. Rasul Paulus berkata,

“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17).

Alkitab adalah Firman Allah. Alkitab mengarahkan kita kepada Yesus untuk beroleh selamat.

Ketika saya masih seorang anak kecil, saya telah merasakan bahwa ada Allah ketika saya melihat burung kolibri, dan bunga-bunga halus di halaman belakang nenek saya. Kemudian, keluar ke padang pasir di Arizona, saya pernah merasakan kekuatan dan keagungan Allah ketika saya melihat cahaya halilintar, dan merasa rumah kami diguncang oleh badai petir. Saya juga pernah merasakan realitas Allah sebagai hakim di dalam hati nurani saya ketika saya berdosa. Namun saya tidak tahu siapa nama-Nya. Saya tidak mengenal Dia sebagai “Allah Israel, Juruselamat.”

Saya telah mencoba menemukan Allah dengan menjadi orang yang baik. Saya telah mencoba menemukan Dia dengan menjadi religius. Saya bahkan pernah memutuskan untuk menjadi seorang pendeta dalam usaha menemukan damai dengan Allah. Saya mirip Martin Luther (1483-1546), Reformis tersohor, yang pertobatannya akan kita saksikan dalam film klasik nanti malam pukul 6:30. Namun saya masih terhilang. Tidak peduli seberapa “baik” dan religiusnya saya, saya masihlah seorang berdosa yang terhilang.

Itu terjadi sebelum saya mendengar khotbah yang penuh kuasa dari Alkitab sehingga saya memandang kepada Yesus dan diselamatkan. Semua kesalehan dan perbuatan baik saya tidak membawa saya lebih dekat dengan Allah. Saya bahkan telah memutuskan untuk menjadi seorang misionaris, dan bergabung dengan gereja Baptis Tionghoa untuk mempersiapkan diri ke ladang misi. Namun semua yang saya lakukan tidak berguna. Hingga pada akhirnya saya mendengar Dr. Charles J. Woodbridge mengkhotbahkan Injil sehingga saya diselamatkan. Kemudian, pada saat itu juga, Yesus datang kepada saya – dan saya diselamatkan oleh Dia. Saya tidak dapat menyelamatkan diri saya sendiri. Saya tidak dapat menemukan damai dengan Allah melalui agama, dedikasi, atau doa-doa saya. Saya masih terhilang sampai pada pagi itu, tanggal 28 September 1961, ketika Yesus menarik saya kepada diri-Nya sendiri, dan menyucikan dosa-dosa saya dengan Darah Suci-Nya! Kemudian, pada saat itu juga, saya mengerti apa yang Rasul Paulus maksudkan ketika ia berkata,

“Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus” (Roma 5:1).

Pada saat itu, saya tahu dengan pasti bahwa Yesus telah mati menggantikan tempat saya, menebus dosa-dosa saya, bahkan menjadi milik saya. Kemudian, pada saat itu, saya memandang Kristus yang telah bangkit dengan iman. Kemudian Allah yang telah menyembunyikan diri-Nya dari saya menjadi “Juruselamat” jiwa saya, dan menjadi Tuhan dari hidup saya! Betapa kami berdoa kiranya Anda akan memiliki perjumpaan dengan Kristus yang hidup, karena hanya Dia yang dapat menyelamatkan Anda dari dosa dan ketidakpercayaan, dari penghakiman dan dari Neraka! Amin.

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia.”

You may email Dr. Hymers at rlhymersjr@sbcglobal.net, (Click Here) – or you may
write to him at P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Or phone him at (818)352-0452.

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Mazmur 19:1-11.
Persembahan Pujian Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“How Great Thou Art” (oleh Carl G. Boberg, 1859-1940;
diterjemahkan oleh Stuart K. Hine, 1899-1989).


GARIS BESAR KHOTBAH

ALLAH YANG MENYEMBUNYIKAN DAN
MENYATAKAN DIRINYA

THE GOD WHO HIDES AND REVEALS HIMSELF

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

“Sungguh, Engkau Allah yang menyembunyikan diri, Allah Israel, Juruselamat” (Yesaya 45:15).

I.   Pertama, Ia adalah Allah yang menyembunyikan Diri-Nya,
Yesaya 59:2; Kejadian 5:3; 4:14, 16, 12; Yesaya 1:15; Mikha 3:4;
Yesaya 64:7.

II.  Kedua, Ia tidak membiarkan Diri-Nya tanpa seorang saksi,
Kisah Rasul 14:16-17; Roma 1:20; Mazmur 19:1; Ibrani 1:3;
Roma 2:14-15; Mazmur 14:1; Efesus 2:5.

III. Ketiga, Ia menyatakan diri-Nya di dalam Alkitab, II Timotius 3:15;
II Petrus 1:19; Roma 10:17; 5:1.