Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




SUDAH SELESAI!

(TETELESTAI!)
(Indonesian)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu, 5 Augustus 2012

“Berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya” (Yohanes 19:30).


Yesus terpaku di kayu salib pada pukul 9:00 pagi. Orang-orang yang menonton kematian-Nya ada yang berseru kepada Dia untuk membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah dengan turun dari kayu salib itu.

Orang banyak yang lewat daerah itu menghujat Yesus, “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!” (Matius 27:40).

Kemudian para imam kepala, para ahli Taurat dan tua-tua bait suci melewati salib itu, dan mengatakan hal yang sama,

“Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: ‘Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya’” (Matius 27:41-42).

Para prajurit Roma, yang telah mencambuk Dia sebelumnya, memahkotai Dia dengan mahkota duri, dan yang menarik jenggot-Nya, juga mengolok dengan meminta Dia turun dari kayu salib dan menyelamatkan diri-Nya sendiri.

“Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: ‘Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!’” (Lukas 23:36-37).

Dua penjahat yang disalibkan di sisi Yesus juga berseru kepada-Nya untuk turun dari kayu Salib dan dengan demikian membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah.

“Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah. Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga” (Matius 27:43-44).

Kemudian pada hari itu juga penjahat yang kedua masih menghujat Dia, “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” (Lukas 23:39).

Mengapa orang-orang ini berseru, “Turunlah dari salib itu”? Mengapa mereka semua berbicara dalam satu suara? Para imam, para ahli taurat, para tua-tua, kerumunan orang banyak itu, para prajurit Roma, dan bahkan penjahat yang disalibkan itu, semua meneriakkan teriakan yang sama, “Jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!” (Matius 27:40). Saya tidak ragu bahwa Setan yang menginspirasikan semua itu kepada mereka untuk menghujat Yesus, dan meminta Dia untuk menyelamatkan Diri-Nya sendiri dari kayu salib. Sebelumnya, ketika Yesus berkata bahwa Ia akan disalibkan, Petrus menegur Dia dan berkata, “Hal itu sekali-kali tak akan menimpa Engkau” (Matius 16:22). Yesus berpaling kepadanya dan berkata, “Enyahlah Iblis” (Matius 16:23). Iblis mendorong Petrus untuk menasehati Yesus agar Ia tidak pergi ke kayu salib. Oleh sebab itu kita tahu bahwa Setan tidak ingin Yesus disalibkan. Iblis membenci penyaliban dan Darah Kristus. Setan tahu bahwa manusia tidak dapat diselamatkan dari dosa tanpa kematian Kristus menggantikan orang-orang berdosa. Jadi, saya percaya bahwa adalah Setan sendiri yang menginspirasi orang-orang jahat ini untuk menghujat Yesus dan berkata, “Turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!” (Markus 15:30).

Namun puji syukur kepada Allah karena Yesus tidak mendengarkan mereka! Yesus dapat dengan mudah melakukan apa yang mereka katakan. Ia dengan mudah dapat turun dari kayu salib. Namun, jika Ia melakukan itu, maka tak seorangpun dapat diselamatkan dari hukuman dosa, dan penghukuman kekal di Neraka!

Di pagi dahsyat, ke Golgota
   Kristus berjalan, sangat lelah;
Mati di salib Ia rela,
   Dosa manusia ditanggung-Nya.
Ku insaf kini, Yesus, aduhai,
   Junjunganku di salib terpaku;
Berdarah luka, Membela kita,
   Ia mend’rita – Penebusku!
(“Blessed Redeemer” oleh Avis Burgeson Christiansen, 1895-1985/
       Terjemahan Nyanyian Pujian No. 73.).

Sekarang kita sampai di akhir pengorbanan Yesus di kayu salib. Ia telah menerima anggur asam dari para prajurit itu. Ia telah membuat sempurna penebusan dosa-dosa kita. Dan kemudian Ia berseru,

“Sudah selesai” (Yohanes 19:30).

Kemudian Ia menundukkan kepala-Nya dan mati.

Matius, Markus dan Lukas menjelaskan kepada kita bahwa Yesus berseru dengan suara nyaring sebelum Ia mati. Namun mereka tidak menjelaskan kepada kita apa yang Ia katakan ketika Ia berseru. Hanya Yohanes yang menjelaskan kepada kita bahwa Ia berkata, “Sudah selesai.” “Tetelestai” adalah kata Yunani dalam Perjanjian Baru. Ini diterjemahkan ke dalam tiga kata dalam bahasa Inggris, “It is finished” [atau dua kata dalam bahasa Indonesia, “Sudah selesai”].

Banyak hal yang sudah selesai ketika Yesus mati. Namun saya hanya akan menekankan tiga di antaranya – 1. Penderitaan-Nya sudah selesai. 2. Murka Allah terhadap dosa kita sudah selesai. 3. Keselamatkan kita sudah selesai.

I. Pertama, penderitaan Yesus sudah selesai.

Ia telah menderita sepanjang hidup-Nya. Ketika Ia masih bayi, Herodes berusaha untuk membunuh-Nya. Yusuf harus membawa Maria dan bayi Yesus menyingkir ke Mesir untuk menyelamatkan Dia dari pembunuhan sang Raja pembunuh itu.

Ia telah disalahfahami selama hidup-Nya. Bahkan ibu dan saudara-saudara-Nya berpikir bahwa Ia “hilang ingatan.” Ketika Ia berkhotbah pada khotbah pertama-Nya orang-orang mencoba untuk melemparkan Dia dari puncak tebing dan membunuh Dia. Beberapa kali kita diberitahu bahwa para ahli taurat dan orang-orang Farisi berusaha untuk membunuh Dia. Orang-orang Farisi itu bahkan mencoba untuk melempari Dia dengan batu sampai mati. Ketika kebanyakan dari pengikut-Nya berpaling dari Dia, Ia berkata kepada para Murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” (Yohanes 6:67). Ia menghidupi kehidupan-Nya di bumi dalam kemiskinan dan hinaan. Bahkan walaupun Ia telah melakukan banyak mujizat, dan menyembuhkan banyak orang sakit, mereka berkata bahwa Ia adalah seorang yang kerasukan setan.

Di Taman Getsemani, malam sebelum Ia disalibkan, murid-murid-Nya tertidur dan membiarkan Dia sendirian. Di sana di Getsemani, ketika Ia berdoa, “Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah” (Lukas 22:44). Ketika Ia ditangkap beberapa menit kemudian, “semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri” (Matius 26:56).

Para prajurit menyerat Dia ke hadapan gubernur Roma, Pontius Pilatus. Pilatus menyerahkan Dia untuk dicambuk sampai mati. Mereka menarik jenggot-Nya, dan memukul wajah-Nya. Mereka memahkotai Dia dengan mahkota duri sehingga dari Kepala-Nya mengalir darah. Yesus berkata, mengikuti nabi Yesaya,

“Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi” (Yesaya 50:6).

Kemudian mereka memaksa Dia memikul salib-Nya ke tempat penyaliban. Mereka memakukan kedua tangan dan kaki-Nya, dan Ia digantung dalam keadaan telanjang di kayu salib itu. Ratapan 1:12 menggambarkan kesengsaraan dan penderitaan yang Yesus alami,

“Pandanglah dan lihatlah, apakah ada kesedihan seperti kesedihan yang ditimpakan TUHAN kepadaku” (Ratapan 1:12).

Ketika Yesus berseru, “Sudah selesai,” itu berarti bahwa hidup-Nya yang penuh penderitaan di bumi ini sudah selesai. Itu berarti bahwa penderitaan yang Ia telah alami dalam dunia yang tidak ramah, di antara orang-orang yang penuh dosa, sudah selesai. Tidak heran Ia merasa gembira ketika Ia pergi ke kayu salib!

“Yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia” (Ibrani 12:2a).

Ia pergi ke kayu salib dengan sukacita karena Ia tahu bahwa itu akan mengakhiri penderitaan-Nya di bumi ini, dan bahwa Ia akan segera kembali ke Sorga, “di sebelah kanan… Allah” (Ibrani 12:2b). Tidak heran Ia berseru,

“Sudah selesai.”

“Seorang yang penuh kesengsaraan,” itulah namanya
   Karena Anak Allah datang
Manusia berdoa dipulihkan dari kerusakan!
   Haleluya! Juruselamat!
(“Hallelujah, What a Saviour!” oleh Philip P. Bliss, 1838-1876).

II. Kedua, murka Allah terhadap dosa kita sudah selesai.

Hal yang paling mengerikan tentang penyaliban itu adalah bahwa Yesus memikul semua dosa kita pada tubuh-Nya. Ia “yang tidak mengenal dosa” dibuat “dosa karena kita” (II Korintus 5:21). Yesus tidak hanya menanggung hukuman dosa kita, namun Ia juga menanggung dosa-dosa itu sendiri di dalam tubuh-Nya yang suci di atas kayu salib. Rasul Petrus berkata,

“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib” (I Petr 2:24).

Hal yang lebih buruk tentang penyaliban itu bukan penderitaan fisik. Banyak orang pernah disiksa, dibakar pada sebuah tiang, dan disalibkan. Namun Yesus menderita apa yang manusia lain tidak dapat derita.

Dalam bukunya yang berjudul, Tortured for Christ, Richard Wurmbrand menceritakan tentang seorang imam yang disiksa bersama dengan dia di penjara Komunis, dan hancur di bawah siksaan itu. Imam itu berkata kepada Wurmbrand, “Maafkan aku, saudara, aku telah menderita lebih daripada Kristus.” Saya dapat mengerti mengapa orang itu berkata demikian dalam penderitaannya, namun ia salah. Tak seorangpun pernah menderita seperti Yesus menderita – karena tak seorangpun pernah memikul seluruh dosa dunia di dalam tubuhnya sendiri. Ia sungguh telah menanggung dosa-dosa kita, demikian juga dengan hukuman atas dosa-dosa kita.

Juga, Yesus telah menanggung murka Allah di kayu salib. Saya tahu bahwa ini sangat sulit untuk memahaminya, namun itu sepenuhnya benar. Alkitab berkata,

“TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian” (Yesaya 53:6).

Lagi ayat ini berkata,

“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah...” (Yesaya 53:10).

Ketika Yesus mati di kayu salib, Ia mati bersama dosa-dosa kita yang ditanggung-Nya, dan bersama murka Allah atas Dia demi dosa-dosa kita. Tidak heran Yesus berseru,

“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
       (Matius 27:46).

Allah Bapa berpaling dari Anak-Nya yang tunggal, ketika Yesus meyerahkan diri-Nya sebagai korban penebus dosa di kayu salib. Murka Allah terhadap dosa-dosa kita diredakan ketika Yesus berseru,

“Sudah selesai.”

Ketika Anda percaya Yesus, tidak ada murka atau penghukuman dari Allah akan dijatuhkan atas Anda. Mengapa? Karena penghukuman Allah atas dosa telah dijatuhkan atas Yesus ketika Ia mati di kayu salib. Namun, jika Anda menolak Yesus, Anda harus membayar dosa Anda sendiri di Neraka.

III. Ketiga, keselamatan kita sudah selesai.

Beberapa waktu yang lalu tiga pemuda datang menemui saya, ingin diselamatkan. Ketiga pemuda itu membenci ayah mereka, sehingga melanggar Perintah Kelima (Keluaran 20:12). Saya memberitahu mereka untuk percaya kepada Yesus, dan memberikan dosa-dosa mereka untuk disucikan oleh Darah-Nya yang mahal. Salah satu dari mereka melakukan itu. Ia percaya Kristus dan diselamatkan. Kemudian ia pergi kepada ayahnya dan meminta maaf. Namun dua pemuda yang lain tidak percaya Yesus. Sebaliknya mereka pulang dan meminta ayah mereka untuk memaafkan mereka. Betapa memalukan! Mereka tidak percaya Yesus, namun sebaliknya mereka percaya pada perbuatan baik mereka sendiri dengan meminta ayah mereka memaafkan mereka. Namun Alkitab berkata,

“Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya…” (Titus 3:5).

Kita tidak diselamatkan oleh karena melakukan sesuatu, bahkan walaupun apa yang kita lakukan itu adalah baik! Kita diselamatkan oleh rahmat Kristus saja, karena pekerjaan-Nya di kayu salib yang sudah selesai! Kepala penjara Filipi berkata, “Apa yang harus aku perbuat supaya aku selamat?” (Kisah Rasul 16:30). Rasul Paulus berkata kepadanya, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, dan engkau akan selamat” (Kisah Rasul 16:31). Anda semua harus diselamatkan dengan percaya Yesus!

Yesus telah melakukan segalanya untuk Anda di kayu salib. Ketika Ia berkata, “Sudah selesai,” itu berarti bahwa segala sesuatu yang Anda butuhkan sudah selesai. Sekarang tidak ada yang Anda butuhkan lagi selain percaya Dia. Pada saat Anda percaya Yesus Anda akan diselamatkan oleh Dia seketika itu juga – untuk selama-lamanya dan selama-lamanya!

James Hudson Taylor adalah pendiri dari China Inland Mission. Sebelum ia pergi ke China, ketika ia masih berumur lima belas tahun, Hudson Taylor membaca buklet kecil yang berjudul, “Karya Kristus Yang Sudah Selesai.” Ketika membaca buklet ini ia menyadari bahwa segala yang ia butuhkan untuk diselamatkan telah diselesaikan oleh Yesus di kayu salib! Hudson Taylor berlutut dan percaya Yesus. Ia diselamatkan seketika itu juga – dan pergi menjadi misionaris tersohor di China. Saya meminta Anda untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh James Hudson Taylor. Bertobatlah dan percayalah kepada Yesus dengan iman sederhana. Ia akan mengampuni dosa-dosa Anda, karena

“Sudah selesai” (Yohanes 19:30).

Segala yang Anda butuhkan untuk diselamatkan sudah diselesaikan oleh Yesus di kayu salib. Datanglah kepada Dia dan percayalah kepada Dia, dan Anda akan diselamatkan pada pagi ini juga!

Saya akan menyanyikan sebuah lagu pujian. Jika Anda ingin mengetahui lebih dalam bagaimana menjadi orang Kristen, silahkan melangkah ke ruang belakang sementara saya bernyanyi. Dr. Cagan akan membawa Anda ke tempat yang tenang untuk berdoa dan bimbingan. Silahkan melangkah ke sana sementara saya bernyanyi.

Ya Tuhan, ku dengar, Suara-Mu di kalbu
    “T’rimalah darah Kalvari, Penghapus dosamu."
Ku datang Tuhan! Datang pada Mu!
   O patutkan diriku, Menghadap pada-Mu!
(“I Am Coming, Lord” by Lewis Hartsough, 1828-1919/
   Terjemahan Nyanyian Pujian No. 128).

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia.”

You may email Dr. Hymers at rlhymersjr@sbcglobal.net, (Click Here) – or you may
write to him at P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Or phone him at (818)352-0452.

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Markus 15:29-37.
Persembahan Pujian Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“Blessed Redeemer” (oleh Avis Burgeson Christiansen, 1895-1985).


GARIS BESAR KHOTBAH

SUDAH SELESAI!

(TETELESTAI!)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

“Berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya” (Yohanes 19:30).

(Matius 27:40, 41-42; Lukas 23:36-37; Matius 27:43-44;
Lukas 23:39; Matius 16:22, 23; Markus 15:30)

I.   Pertama, penderitaan Yesus sudah selesai, Yohanes 6:67;
Lukas 22:44; Matius 26:56; Yesaya 50:6; Ratapan 1:12;
Ibrani 12:2.

II.  Kedua, murka Allah terhadap dosa kita sudah selesai,
II Korintus 15:21;  I Petrus 2:24; I Yesaya 53:6, 10;
Matius 27:46.

III. Ketiga, keselamatan kita sudah selesai, Keluaran 20:12;
Titus 3:5; Kisah Rasul 16:30, 31.