Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




MENGAPA NUH DISELAMATKAN
DAN YANG LAIN TERHILANG

(WHY NOAH WAS SAVED AND THE REST WERE LOST)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu Malam, 17 Juni 2012

“Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia” (Matius 24:37).


Dr. Gleason L. Archer memperoleh gelar pendidikannya dari Princeton Theological Seminary dan dari Harvard Graduate School. Ia mengakhiri karirnya sebagai Profesor Perjanjian Lama di Trinity Evangelical Divinity School di Deerfield, Illinois. Dr. Archer adalah sahabat pendeta Tionghoa saya, Dr. Timothy Lin, yang juga adalah seorang sarjana Perjanjian Lama dan ahli bahasa Alkitab. Saya mengenal Dr. Archer dan ia pernah berkhotbah di gereja kita. Berhubungan dengan Nuh dan Air Bah, Dr. Archer berkata bahwa kepercayaan Kristus pada kisah Nuh dan Air Bah dalam Matius 24:37-39 menyebabkan orang-orang Kristen sejati menerima catatan peristiwa dalam Kitab Kejadian itu. Ia berkata, “Yesus sedang menubuatkan bahwa peristiwa historis di masa depan akan mengambil tempat sebagai antitype dari peristiwa yang telah tertulis dalam Perjanjian Lama. Oleh sebab itu sudah tentu bahwa Ia menganggap Air Bah sebagai peristiwa sejarah secara harfiah, sebagaimana tertulis dalam Kitab Kejadian” (Gleason L. Archer, Ph.D., Encyclopedia of Bible Difficulties, Zondervan Publishing House, 1982, hlm. 21). Berhubungan dengan Air Bah itu sendiri, Dr. Archer berkata, “Bukti geologi adalah bukti yang sangat penting dan menentukan, bahkan walaupun itu jarang ditekankan oleh para ilmuwan yang menolak keakuratan Kitab Suci. Ini hanyalah semacam bukti yang ringkas namun episode mengerikan dari periode [Air Bah] yang singkat ini akan diharapkan untuk menunjukkan paling cepat selama satu tahun… yang mana secara pasti memberi kesaksian untuk tipe Banjir besar sebagaimana dicatat dalam Kejadian 7” (ibid., hlm. 83). Ia berkata, “Beberapa geolog Kristen merasa bahwa beberapa gangguan seismik utama mengindikasikan di berbagai belahan dunia pada tingkat Kenozoikum adalah penjelasan terbaik sebagai yang dipicu oleh Air Bah” (ibid., hlm. 82). Jadi Dr. Archer berkata bahwa Air Bah universal sesuai dengan bukti geologi (ibid.). Saya percaya bahwa Dr. Archer sepenuhnya benar, dan bahwa ada Air Bah universal pada zaman Nuh.

Selanjutnya ukuran Bahtera Nuh sangatlah besar. Dr. Henry M. Morris berkata, “Dengan asumsi bahwa satu hasta kuno sama dengan 17.5 inci (perbandingan terkecil yang disarankan oleh yang berotoritas), bahtera tersebut dapat memuat sebanyak 125,000 binatang ukuran domba. Sejak tidak lebih dari sekitar 25,000 spesies dari binatang darat… baik yang saat ini masih ada maupun yang sudah punah, dan sejak rata-rata ukuran binatang itu tentu lebih kecil dari domba, jelas bahwa semua binatang itu dengan mudah dapat dimasukkan ke dalam bahtera dalam kurang dari setengah kapasitas dari bahtera itu, masing-masing pasangan sesuai dengan ‘ruangan’ masing-masing” (Henry M. Morris, Ph.D., The Defender’s Study Bible, World Publishing, 1995, hlm. 21; catatan untuk Kejadian 6:15).

Namun bagi saya hal yang paling menarik tentang Nuh adalah peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan dia dan Air Bah, sebagaimana Dr. Archer telah tunjukkan, suatu tipe dari “peristiwa sejarah masa depan,” yang Tuhan Yesus Kristus jelaskan ketika Ia berkata,

“Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia” (Matius 24:37).

Tuhan Yesus Kristus menjelaskan kepada kita bahwa peristiwa-peristiwa di dunia pada saat Kedatangan-Nya yang Kedua akan menjadi sama dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari-hari sebelum Air Bah. Jadi, kondisi pada zaman Nuh akan diulangi kembali sebelum Kedatangan Kristus yang Kedua dan akhir zaman sebagaimana kita mengenalnya. Setiap tanda nampak mengindikasikan bahwa kita sekarang sedang hidup di waktu itu, di hari-hari terakhir dari zaman ini.

Pada khotbah KKR terakhirnya, di New York City tahun 2005, Billy Graham dengan benar berkata, “Dalam Perjanjian baru, ‘kelahiran baru’ ditekankan sembilan kali. Pertobatan ditekankan sekitar tujuh puluh kali. Baptisan ditekankan sekitar dua puluh kali. Namun kedatangan Kristus kembali ditekankan ratusan kali” (Living in God’s Love: The New York Crusade, G. P. Putnam’s Sons, 2005, hlm. 109).

Tuhan Yesus Kristus berkata bahwa hari-hari pada masa Nuh hidup akan menjadi sama dengan waktu ketika Ia akan datang kembali,

“Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia” (Matius 24:37).

Dalam khotbah ini saya akan memfokuskan pada (1) kondisi-kondisi pada zaman Nuh, dan (2) cara Nuh diselamatkan.

I. Pertama, kondisi-kondisi pada zaman Nuh.

Seperti apakah hari-hari pada zaman Nuh? Alkitab berkata,

“Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata” (Kejadian 6:5).

Orang-orang pada zaman itu memiliki kecenderungan hati yang “selalu” membuahkan kejahatan semata-mata. Ketika mereka pergi untuk tidur pada malam hari, pikiran mereka dipenuhi dengan pikiran-pikiran jahat. Ketika mereka bangun di pagi hari, pikiran hati mereka langsung dipenuhi dengan imanjinasi-imajinasi jahat.

Dalam khotbahnya yang berjudul “Dosa Asal” John Wesley, pendiri dari Gereja Methodis berkata, ketika berbicara tentang Kejadian 6:5,

Kita tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa kejahatan pernah berhenti. Bagi Allah, yang “melihat bahwa segala kecenderungan hati manusia selalu membuahkan kejahatan semata-mata,’ melihat juga, bahwa itu selalu sama, setiap tahun, setiap hari, setiap jam, setiap saat. [Manusia] tidak pernah menyimpang ke dalam kebaikan… Seperti itulah semua manusia di hadapan Allah yang mendatangkan air bah ke atas bumi ini. Kedua, kita ditanya, apakah itu masih sama sekarang (John Wesley, M.A., “Original Sin,” The Works of John Wesley, Baker Book House, 1979, volume VI, p. 59).

Mr. Wesley selanjutkan menekankan bahwa orang-orang hari ini berada dalam kondisi yang sama seperti orang-orang sebelum Air Bah karena dosa asal telah menghancurkan semua ras manusia. Ia berkata manusia penuh dengan kesombongan, sehingga “Setan telah memberikan stempel gambar dirinya di dalam hati kita yang egois,” sehingga kita mengasihi dunia dari pada mengasihi Allah, sehingga kita dipenuhi dengan nafsu daging dan “keinginan akan kesenangan-kesenangan imajinasi/pikiran.” Ia berkata bahwa manusia penuh dengan kasih untuk dunia ini. Ia berbicara tentang “atheism dan penyembahan berhala, tentang kesombongan, keegoisan, dan kasih akan dunia” yang dimiliki oleh manusia.” Ia berkata,

Apakah manusia menurut natur dipenuhi hal-hal yang jahat? Apakah ia menghindar dari semua yang baik? Apakah ia sepenuhnya telah jatuh? Apakah jiwanya secara total telah rusak? Atau, kembali ke teks ini, ‘segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata?’ Ijinkan ini, dan sejauh Anda seorang Kristen, Sangkallah itu, dan Anda tiada lain selain masih seorang penyembah berhala (ibid., hlm. 63).

Bukankah Mr. Wesley benar? Bukankah ini benar bahwa Allah tidak ada dalam pikiran Anda di kebanyakan waktu? Bukankah benar bahwa Anda mengasihi hal-hal di dunia dari pada Anda mengasihi Allah? – bahwa sesungguhnya Anda tidak sungguh-sungguh mengasihi Allah sama sekali? Bukankah benar bahwa Anda terlalu sombong untuk mengakui semua ini? Bukankah benar bahwa pikiran Anda dipenuhi dengan nafsu? Bukankah benar bahwa “Setan telah memberikan stempel gambar dirinya di dalam hati [Anda] yang egois?”

Namun, Anda mungkin berkata, “Bukankah itu selalu menjadi kondisi manusia sejak Kejatuhan?” Memang benar. Namun perbedaannya terletak di sini – umat manusia di hari-hari yang mendekat pada penutupan dispensasi ini lebih kuat lagi menolak pekerjaan Roh Kudus yang menginsafkan mereka akan dosa. Ini pastilah apa yang terjadi pada zaman Nuh. Alkitab menjelaskan bahwa Allah berkata, “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia” (Kejadian 6:3). Orang-orang pada zaman Nuh menolak Roh Kudus sampai akhir! Dan bukankah apa yang terjadi hari ini sama seperti itu, dan dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelum sejarah panjang Kekristenan?

Pikirkanlah kembali. Pada permulaan tahun-tahun dari dispensasi ini ribuan orang secara literal telah masuk ke dalam gereja-gereja, meninggalkan gaya hidup penyembahan berhala mereka. Pada permulaan hari-hari Kekristenan ini dapat dikatakan secara harfiah bahwa puluhan ribu orang “berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar” (I Tesalonika 1:9). Bahkan pada hari-hari kegelapan dari Abad Pertengahan jutaan orang masih sangat serius dengan Kekristenan mereka, dengan intensitas yang kita tidak pernah lihat lagi sekarang di dunia Barat. Dan pada zaman Reformasi orang-orang begitu lapar akan Allah sehingga mereka rela masuk penjara, dan bahkan dibakar pada sebuah tiang dari pada harus menyangkal Kristus. Di mana kita melihat pengabdian seperti itu di berbagai belahan dunia pada malam ini? Dan pada zaman Kebangunan Rohani ketiga adalah umum bahwa ribuan orang mengalami keinsafan akan doa sebelum mereka percaya Yesus dan bertobat. Di mana di dunia Barat hari kita melihat kebangunan rohani seperti itu, yang cukup umum terjadi pada zaman Kebangunan Rohani Kedua? Dimanakah kita melihat hal seperti itu terdeskripsi pada kebangunan tahun 1814 di Cornwall?

      Ratusan orang menangis memohon belas kasihan. Beberapa tetap dalam ketertekanan jiwa yang begitu besar selama satu jam, beberapa selama dua jam, beberapa selama enam jam, beberapa selama sembilan jam, dua belas jam dan beberapa selama lima belas jam sebelum Tuhan memberikan damai bagi jiwa mereka - maka mereka akan bangkit, mengangkat tangan mereka, dan menyatakan karya Allah yang agung, dengan energi tersebut, bahwa itu hanya terjadi sebentar saja, dan kemudian ia jatuh ke tanah dan mengaum karena pergumulan jiwa mereka (dikutip dari Fire From Heaven by Paul E. G. Cook, Evangelical Press, 2009, hlm. 80).

Di mana kita melihat gerakan Roh Kudus seperti itu pada gereja-gereja kita hari ini? Di mana kita melihat pertobatan seperti ini?

Di sini ada seorang pria yang telah hidup tanpa benar-benar memperhatikan Allah atau betapa seriusnya dosa, dan satu hari [datang] ketika ia menjadi sadar akan Tuhan. Dia mengalami keinsafan akan dosa dengan mendalam dan mulai mencari Tuhan, sering dengan rasa putus asa. Dia melakukan ini sampai ia dibawa ke pertobatan dan berpaling kepada Tuhan Yesus Kristus untuk pengampunan dan keselamatan. Lalu ia diberi jaminan dari belas kasihan dan pengampunan dosa-dosanya. Dan ini diikuti dengan sukacita dan kegembiraan besar (Cook, ibid., hlm. 119).

Di mana kita melihat pertobatan seperti itu di gereja-gereja Barat hari ini? Kita tidak melihatnya karena orang-orang menolak Roh Kudus sebagaimana orang-orang lakukan pada zaman Nuh!

“Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia” (Matius 24:37).

II. Kedua, cara Nuh sendiri diselamatkan.

Seluruh dunia telah menjadi materialistik. Yang saya maksudkan dengan “materialistik” adalah bahwa umat manusia telah berfokus pada dunia materi, dengan sedikit pikiran tentang hal-hal supranatural. Allah bukan menjadi pusat dari pikiran mereka. Mereka hanya peduli dengan hal-hal tentang hidup ini. Mereka hanya memikirkan hidup mereka di dunia saat ini. Yesus membuat itu sangat jelas ketika Ia berkata,

“Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia” (Matius 24:37-39).

Ini sangat menarik bahwa Kristus tidak menekankan fakta bahwa pikiran mereka “selalu membuahkan kejahatan semata-mata” (Kejadian 6:5), walaupun tentu mereka benar demikian. Kristus hanya menekankan bahwa mereka “makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera” (Matius 24:38). Namun dengan hanya menekankan makan dan minum, kawin dan mengawinkan, Kristus menekankan bahwa itulah akar dari dosa mereka. Mereka begitu berfokus pada hal-hal itu, sebagaimana dikatakan oleh Dr. McGee, “Mereka hidup seakan Allah tidak ada. Mereka tidak percaya bahwa Dia akan menghakimi mereka dan mencemooh peringatan bahwa air bah akan segara datang” (J. Vernon McGee, Th.D., Thru the Bible, Thomas Nelson Publishers, 1983, volume IV, hlm. 132; catatan untuk Matius 24:38, 39). Ini menggambarkan orang-orang di zaman kita juga. Mark Dever, seorang pendeta berpengaruh dari Capitol Hill Baptist Church di Washington, D.C., belakangan ini berkata, “Ribuan orang, jika bukan jutaan orang, dari para anggota gereja belum benar-benar menjadi orang-orang Kristen yang telah lahir baru.”

Yesus berkata bahwa mereka “mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua” (Matius 24:39). Oh, mereka telah mendengar bahwa Air Bah akan datang. Mereka telah melihat bahtera itu. Mereka telah mendengar peringatan dari Nuh, yang Rasul Petrus sebut sebagai “pemberita kebenaran” (II Petrus 2:5). Mereka telah memiliki banyak peringatan bahwa penghakiman akan datang. Namun mereka “tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang.” Kata Yunani yang diterjemahkan “tahu” ini berarti “menyadari,” “merasakan” (Strong). Dr. Rienecker berkata bahwa ini adalah “Gambaran dari kehidupan tanpa perhatian dan tanpa firasat terhadap suatu bencana yang akan datang” (Fritz Rienecker, Ph.D., A Linguistic Key to the New Testament, Zondervan Publishing House, 1980 edition, hlm. 72; catatan untuk Matius 24:39). Betapa itu dengan sangat baik mengambarkan hari-hari kita!

Orang-orang pada zaman Nuh dijelaskan oleh Kristus sebagai suatu gambaran dari cara hidup kebanyakan orang di akhir dari dunia saat ini. Saya percaya bahwa beberapa dari Anda di sini malam ini hidup seperti orang-orang pada zaman Nuh! Anda mungkin telah mendengar tentang penghakiman yang akan datang. Namun itu tidak mencengkeram Anda. Anda telah mendengar tentang penghakiman yang akan datang, namun Anda tidak “merasakan” itu. Anda tidak mempedulikannya. Itu mungkin tampak menarik, namun tidak menyebabkan Anda merasakan firasat apapun atau merasa takut. Anda telah mendengar tentang penghakiman yang akan datang, namun itu tidak mencengkeram hati Anda, atau mengubah hidup Anda. Mereka “tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua” (Matius 24:39). Umat manusia terus berfokus pada hal-hal materi dari kehidupan, seperti makan dan minum dan menikah, tanpa takut akan Allah. Bagaimana dengan Anda?

Sekarang perhatikan bagaimana Nuh diselamatkan. Kitab Kejadian dengan sederhana berkata,

“Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN”
       (Kejadian 6:8).

Luther membandingkan kata-kata ini dengan apa yang malaikat katakan kepada Maria, “engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah” (Lukas 1:30). Luther berkata, “Mode dari perkataan ini meniadakan semua upah kerja dan memperbesar iman yang olehnya kita hanya dibenarkan di hadapan Allah dan mendapatkan kasih karunia di mata-Nya” (Luther’s Commentary on Genesis, Zondervan Publishing House, 1958 edition, volume I, hlm. 138). Arthur W. Pink berkata, “Seperti semua orang berdosa lainnya yang mendapatkan kasih karunia Allah, Nuh ‘dibenarkan oleh iman’” (Arthur W. Pink, Gleanings in Genesis, Moody Press, 1981 edition, hlm. 97).

Jadi hal pertama yang kita pelajari tentang Nuh adalah bahwa ia diselamatkan oleh anugerah. Hal berikutnya yang kita dapat pelajari adalah ini:

“Karena iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan, karena digerakkan oleh rasa takut...” (Ibrani 11:7) [kata-kata bercetak miring ada dalam KJV).

Anugerah Allah telah menyebabkan Nuh digerakan oleh rasa takut. Sebagaimana dituliskan oleh John Newton (1725-1807), “Oleh anugerah hilanglah semua rasa takutku” (“Sangat Besar Anugerah-Nya,” bait kedua). Hanya oleh anugerah Allah yang dapat menyebabkan serangan rasa takut di dalam hati orang berdosa yang belum diselamatkan. Sebelum anugerah Allah datang kepada seseorang ia tidak memiliki ketakutan. Rasul Paulus berbicara tentang orang-orang yang tidak tersentuh oleh anugerah ketika ia berkata, “Rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu” (Roma 3:18).

Suatu kali ada seseorang berkata kepada saya, “Saya tidak takut akan Allah” – seolah-olah ia berpikir bahwa pengalamannya tidak biasa! Namun itu sama sekali bukan tidak biasa. Itu berarti bahwa Anda belum pernah tersentuh oleh anugerah Allah – karena hal pertama yang anugerah lakukan adalah mengajar Anda memiliki “hati untuk takut” seperti yang dituliskan oleh Newton. Tanpa anugerah Allah Anda akan menghidupi seluruh kehidupan Anda dengan “rasa takut kepada Allah tidak ada pada [diri Anda].” Namun ketika anugerah Allah datang kepada Anda, oleh Roh Kudus Ia membuat Anda menyadari dosa Anda. Ia menyerang rasa takut di dalam hati Anda karena dosa Anda. Jika Anda tidak dibuat penuh ketakutan karena dosa Anda tidak akan diselamatkan dari dosa! Dr. J. Gresham Machen berkata, “Ketika seseorang mengalami keinsafan akan dosa, seluruh sikapnya terhadap kehidupan berubah” (J. Gresham Machen, D.D., Christianity and Liberalism, Eerdmans Publishing Company, 1990 edition, hlm. 67).

Sebelum Anda mengalami keinsafan akan dosa, Anda hanya akan berpikir tentang bagaimana memiliki pertobatan sejati. Seorang muda berkata, “Saya takut saya akan memiliki pertobatan palsu.” Dia takut pada hal yang salah! Tidak ada rasa takut kepada Allah. Tidak ada rasa takut pada dosa. Ia tidak dibangunkan untuk melihat kondisinya yang sangat mengerikan! “Rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu”! Namun ketika Roh Kudus datang Ia akan menginsafkan kamu akan dosa (Yohanes 16:8). Ketika dosa menjadi begitu mengerikan di dalam pikiran Anda maka “seluruh sikap Anda terhadap kehidupan berubah,” seperti yang dikatakan oleh Dr. Machen.

Dan itulah yang pernah terjadi pada Nuh. Ketika Roh Kudus menginsafkan dia akan dosanya, ia “digerakkan oleh rasa takut mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya” (Ibrani 11:7). Hanya keinsafan akan dosa, dan ketakutan yang suci kepada Allah, yang akan menggerakkan Anda untuk memperoleh keselamatan di dalam Kristus, yang digambarkan dengan bahtera itu! Pikirkanlah dosa Anda. Pikirkanlah dosa-dosa masa lalu dalam hidup Anda! Pikirkanlah penghakiman yang akan Anda alami karena dosa Anda! Berserulah kepada Allah untuk menginsafkan Anda begitu mendalam sehingga Anda dapat berkata, “Aku senantiasa bergumul dengan dosaku” (Mazmur 51:3).

Kami meminta Anda untuk masuk ke dalam bahtera itu, untuk datang kepada Yesus untuk pengampunan Anda dari dosa Anda oleh kematian-Nya di kayu Salib. Namun Anda semua dapat berpikir tentang bagaimana percaya Dia! Ketika dosa Anda begitu menakutkan Anda, Anda tidak akan berpikir tentang “bagaimana” percaya Kristus! Oh, tidak! Anda akan “digerakkan oleh rasa takut” dan masuk ke dalam bahtera keselamatan, yaitu Juruselamat, Yesus Kristus! Sebagaimana Dr. Machen berkata,

Ketika seseorang mengalami keinsafan akan dosa, seluruh sikapnya terhadap kehidupan berubah; ia heran akan kebutaannya sebelumnya, dan berita Injil, yang sebelumnya nampak seperti suatu omong kosong, sekarang menjadi [hidup baginya]. Namun Allah sendiri yang dapat menghasilkan perubahan ini (Machen, ibid.).

Berdoalah kepada Allah untuk menginsafkan Anda akan dosa! Karena tanpa Allah membangunkan Anda oleh keinsafan akan dosa, Anda akan seperti orang-orang yang dihukum pada zaman Nuh, yang “tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua” (Matius 24:39).

Jika Anda belum menjadi orang Kristen sejati, kami ingin Anda memberikan waktu kepada Anda untuk berdoa dan menerima bimbingan. Silahkan ke belakang ruangan ini sekarang dan Dr. Cagan akan membawa Anda ke tempat yang tenang untuk berdoa. Amin.

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia.”

You may email Dr. Hymers at rlhymersjr@sbcglobal.net, (Click Here) – or you may
write to him at P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Or phone him at (818)352-0452.

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Matius 24:36-42.
Persembahan Pujian Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“In Times Like These” (oleh Ruth Caye Jones, 1902-1972).


GARIS BESAR KHOTBAH

MENGAPA NUH DISELAMATKAN
DAN YANG LAIN TERHILANG

(WHY NOAH WAS SAVED AND THE REST WERE LOST)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

“Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia” (Matius 24:37).

I.  Pertama, kondisi-kondisi pada zaman Nuh, Kejadian 6:5, 3;
I Tesalonika 1:9.

II. Kedua, cara Nuh sendiri diselamatkan, Matius 24:37-39;
Kejadian 6:5, 13; II Petrus 2:5; Kejadian 6:8; Lukas 1:30;
Ibrani 11:7; Roma 3:18; Yohanes 16:8; Mazmur 51:3.