Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




APAKAH KHOTBAH YANG MEMBAKAR JIWA TELAH HILANG?

(IS SOUL-HOT PREACHING A LOST ART?)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu Pagi, 6 Mei 2012

“Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya” (II Timotius 4:1-3).


Ini adalah pesan Rasul Paulus, bukan hanya untuk Timotius, namun juga kepada setiap pemberita Injil.

“Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya” (II Timotius 4:1).

“Aku berpesan dengan sungguh-sungguh” berarti “aku sungguh-sungguh memberi kesaksian” (Strong). “Aku perintahkan kepadamu” (McGee). Catatan propetik dalam ayat tiga, “akan datang waktunya,” menyatakan bahwa Rasul sedang berbicara kepada semua pengkhotbah, termasuk orang-orang di masa depan. Apa yang Rasul perintahkan untuk dilakukan oleh semua pengkhotbah?

“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran”
       (II Timotius 4:2).

1.  “Beritakanlah firman.” Jangan beritakan tentang firman. Namun beritakan firman itu sendiri. Jangan hanya menjelaskan Alkitab, namun aplikasinya bagi orang-orang yang mendengarkan. Kata yang diterjemahkan “beritakanlah” di sini adalah “kērussō” dalam bahasa Yunani. Dr. R. C. H. Lenski berkata bahwa ini berarti “suatu proklamasi publik secara lantang.” Kata “beritakanlah” ini adalah dalam modus imperatif. Itu berarti lakukanlah! Beritakanlah! Dr. John Gill berkata ini berarti berbicara “secara terbuka, dan dengan suara lantang.”

2.  “Siap sedialah baik atau tidak baik waktunya.” “Lanjutkan, teruskan” (Lenski). Tetaplah berkhotbah ketika segala sesuatu nampak menguntungkan, ataupun nampak tidak menguntungkan sama sekali. Tetap beritakanlah entah orang mendengar atau tidak!

3.  “Nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah.” Ini berarti “menghukum, mencaci, menegur” (Lenski). “Menegur kesalahan dan menegor orang karena kesalahan-kesalahan dan ajaran sesat mereka” (Gill). “Menghakimi kesalahan-kesalahan mereka” (Vincent). “Menegor, atau mencaci [memarahi] dosa” (Gill). “Kata ini menunjukkan teguran yang tajam dan keras” (Vincent). “Menasehati… menasehati dengan kesabaran sebagaimana kata ini dapat diterjemahkan” (Gill). “Para pelayanan Injil dalam beberapa kasus menjadi… anak-anak guruh, sehingga dalam beberapa kasus lain menjadi anak-anak penghiburan” (Gill). “Dengan segala kesabaran” atau dengan sabar. Jangan menyerah melakukan hal-hal tersebut dalam khotbah Anda.

4.  “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat.” Waktu itu mengacu kepada masa depan ketika Rasul ini menulis. Ini tentu mengacu ke zaman kita ini, “tidak lain dari pada waktu kita” (Gill). Saya percaya ini secara khusus mengacu pada akhir dari zaman ini, waktu yang kita hidupi hari ini. Ini tentu merupakan deskripsi tentang apa yang terjadi di banyak gereja kita.


Selanjutnya, itu adalah apa yang sang Rasul perintahkan untuk dilakukan oleh para pengkhotbah. Beritakanlah Injil “dengan lantang, proklamasi secara terbuka” (Lenski). Terus lakukan itu, bahkan ketika itu tidak popular. Tegorlah yang salah. Tegorlah dosa. Nasehatilah orang-orang yang mengalami keinsafan akan dosa dengan segala kesabaran. Itu adalah pekerjaan dari seorang pengkhotbah Firman yang sejati! Dan setiap pengkhotbah harus berdoa,

Jadikanlah aku saluran berkat hari ini,
   Jadikanlah aku saluran berkat, itulah doaku;
Buatlah hidupku, menjadi pelayanan berkat,
   Jadikanlah aku saluran berkat hari ini.
(“Make Me a Channel of Blessing” oleh Harper G. Smyth, 1873-1945).

Apa yang terjadi di kebanyakan mimbar, di gereja-gereja kita hari ini? Atau apakah ayat berikut ini adalah apa yang kita lihat di banyak gereja?

“Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya” (II Timotius 4:3).

“Karena” menunjukkan bahwa “pengajaran” yang dibicarakan adalah apa yang kita baca dalam ayat dua. Dr. Marvin R. Vincent berkata “karena” adalah “dasar untuk…. oposisi terhadap ajaran sehat di masa depan” (Marvin R. Vincent, Ph.D., Word Studies of the New Testament, volume IV, hlm. 320). Ada penekanan propetik di sini, menunjukkan bahwa ini bahkan sangat cocok dengan keadaan “pada hari-hari terakhir” (II Timotius 3:1; band. I Timotius 4:1). “Orang tidak dapat lagi menerima” berarti bahwa mereka tidak akan tahan dengan khotbah kebenaran yang menyatakan kesalahan, menegur dan menasehati (v.2). Sebaliknya mereka akan “mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya” (II Timotius 4:3). Pada hari-hari terakhir mereka hanya akan menginginkan khotbah yang lembut, bukan khotbah yang keras, bukan khotbah kebenaran! Dr. Vincent memberikan komentar ini,

Clement dari Alexandria menggambarkan para pengajar tertentu sebagai “menggaruk dan menggelitik... telinga mereka yang ingin digaruk... Dalam periode iman yang belum mantap... para pengajar dari semua jenis seperti segerombolan lalat Mesir. Permintaan menciptakan pasokan. Para pendengar mengundang dan menentukan [para pengajar] mereka sendiri. Jika orang ingin menyembah anak sapi, pelayanan pembuat anak sapi mudah ditemukan (ibid., hlm. 320-321).

Saya pernah berkata kepada seseorang bahwa saya akan menyampaikan khotbah ini. Orang itu berkata, “Kepada siapa Anda akan bicara?” Saya berkata, “Saya akan berbicara kepada tiga kelompok.” Pertama, saya akan berbicara kepada jemaat kami. Mereka perlu tahu mengapa saya berkhotbah seperti ini. Ketika mereka pergi liburan dan mengunjungi gereja Baptis mereka sering mendengar seorang pendeta yang berkhotbah lemah seperti imam Episkopal, atau menyampaikan “studi Alkitab” ayat per ayat dan menyebut itu sebagai “sebuah khotbah.” Sehingga saya harus menjelaskan mengapa saya berbicara seperti pengkhotbah Baptis model dulu. Kedua, saya sedang berbicara kepada ribuan pendeta yang akan menyaksikan video ini. Saya perlu menjelaskan kepada mereka untuk tidak mencontoh orang-orang seperti itu. Mengapa setiap pengkhotbah harus mendengarkan seperti seseorang yang mendengarkan radio? Mari kita akui, bahwa kebanyakan dari khotbah kita membosankan. Jika kita tidak bergairah dengan apa yang kita sampaikan maka orang lain juga tidak akan bergairah mendengarnya! Ya, saya percaya khotbah harus menggairahkan! John Wesley, pendiri dari Gereja Methodist suatu kali pernah berkata, “Bakarlah dirimu sendiri dan orang-orang akan datang untuk melihat Anda membakar.” Saya setuju dengan dia! Dr. Martyn Lloyd-Jones berkata, “Khotbah adalah teologi yang datang melalui seseorang yang menyala-nyala.” Saya setuju dengan dia! Dr. Lloyd-Jones berkata, “Seseorang yang dapat berbicara tentang hal-hal [dalam Injil] tanpa perasaan tidak memiliki hak apapun untuk berdiri di mimbar; dan seharusnya tidak pernah diizinkan lagi untuk masuk.” Saya setuju dengan dia! (D. Martyn Lloyd-Jones, M.D., Preaching and Preachers, Zondervan Publishing House, 1971, hlm. 97). Ketiga, saya sedang berbicara kepada orang-orang terhilang di sini pagi ini. Saya akan mengalamatkan akhir khotbah ini kepada Anda.

Saya sebenarnya tidak suka memakai Joel Osteen sebagai contoh “khotbah” yang hanya untuk memuaskan telinga saja. Saya lebih suka hanya berfokus pada Injil. Namun begitu banyak orang yang disesatkan orang muda ini yang saya merasa harus menyebut namanya. Lebih baik tidak, namun saya merasa harus melakukannya.

Joel Osteen ada di Washington, D.C. bulan lalu mengadakan kebaktian akbar. Wolf Blitzer mewawancarai dia di CNN. Saya mendengar, dengan telinga saya sendiri, Joel Osteen menjelaskan kepada wartawan ini bahwa para calon presiden adalah orang-orang Kristen. Ia berkata, “Mereka berdua berkata bahwa mereka adalah orang-orang Kristen, dan siapa saya sehingga meragukan mereka?” – kata-kata yang berdampak. Wolf Blitzer tersenyum dan memuji Joel Osteen. Saya yakin bahwa jutaan orang Amerika berpikir, “Betapa ini adalah seorang muda yang bijak.” Namun ada satu masalah – tak satupun dari calon presiden tersebut memberi beberapa alasan baginya untuk berkata bahwa mereka adalah orang-orang Kristen. Jangan salah sangka. Saya akan memilih salah satu dari orang-orang itu di bulan November, yang kurang buruk dari yang terburuk. Namun itu adalah benar-benar nubuatan palsu untuk mengatakan bahwa orang-orang ini adalah orang-orang Kristen dalam artian yang sebenarnya. Pernyataan Mr. Osteen adalah nubuatan palsu, dan saya yakin itu sangat membingungkan banyak orang.

Hari berikutnya Joel Osteen berbicara kepada ribuan orang di stadion di Washington. Ketika saya menyaksikan dia berbicara saya merasa sakit di hati. Ia tidak menekankan Injil (I Korintus 15:1-4) bahkan sekali saja dalam bicaranya tidak. Ini adalah psikologi popular. Kemudian ia memberikan “undangan.” Ia mengundang orang untuk berdiri dan Allah akan memberkati mereka. Tidak ada penekanan tentang kematian Kristus untuk menebus dosa, tidak ada penekanan tentang Darah Kristus, tidak ada penekanan tentang kebangkitan Kristus untuk pembenaran kita. Dengan kata lain tidak ada penekanan Injil sama sekali! Di akhir bicaranya ia mengundang orang-orang yang ingin diselamatkan untuk berdiri. Kemudian ia berkata bahwa semua orang yang telah berdiri sekarang telah menjadi orang-orang Kristen. Itu saja. Itu secara total merupakan “undangan” yang berpusat pada manusia, bahkan tanpa melalui suatu pengacuan kepada Injil Kristus!

Saya telah melihat ini sebelumnya. Baru-baru ini saya mendengar seorang penginjil terkenal menyampaikan khotbah melawan Islam. Apa yang ia katakan tentang agama Muslim adalah benar, namun ia tidak menekankan Injil. Kemudian ia memberikan undangan kepada orang-orang untuk maju ke depan tanpa mengatakan satu katapun tentang Yesus. Paduan suara menyanyikan himne, dengan tanpa menekankan Injil di dalamnya, sementara orang-orang maju ke depan. Kemudian pembicara itu berkata kepada mereka bahwa mereka telah diselamatkan! Mereka telah “diselamatkan” tanpa mendengar satu katapun tentang Yesus! Itu adalah semacam khotbah tanpa Kristus yang sering kita dengar hari ini. Itu adalah khotbah tanpa memberitakan Injil “dengan suara lantang.” Khotbah yang tanpa menyatakan kesalahan dan menegor dosa. Khotbah tanpa menasehati orang-orang untuk percaya Injil dan percaya Kristus. Dengan kata lain, persis dengan khotbah yang Rasul Paulus peringatkan untuk ditolak ketika ia berkata,

“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya” (II Timotius 4:2-3).

Oh Tuhan, tolonglah kami untuk tidak berkhotbah seperti itu! Tolonglah kami untuk tidak menjadi para pengkhotbah yang hanya sekedar memuaskan telinga!

Jadikanlah aku saluran berkat hari ini,
   Jadikanlah aku saluran berkat, itulah doaku;
Buatlah hidupku, menjadi pelayanan berkat,
   Jadikanlah aku saluran berkat hari ini.

Dr. J. Vernon McGee memberikan aplikasi ini untuk teks kita,

Mereka ingin hiburan agamawi dari para artis Kristen yang akan menggelitik telinga mereka. Kita menyukai hal-hal baru dalam gereja-gereja hari ini: film-film yang membangkitkan emosi, kontes, musik [yang dapat dipertanyakan], lampu warna-warni. Orang yang hanya membuka Alkitab ditolak sementara penghibur agama yang dangkal menjadi selebriti ... sehingga orang-orang berpaling dari kebenaran dan percaya dongeng-dongeng buatan manusia (Thru the Bible, Thomas Nelson Publishers, 1983, volume V, hlm. 476; catatan untuk II Timotius 4:3).

Lagi. Dr. McGee berkata, “… mimbar modern adalah papan suara yang hanya menyampaikan kembali kepada orang-orang itu tentang apa yang mereka ingin dengar” (ibid., hlm. 475). Itu persis seperti apa yang saya dengar dalam “khotbah” Joel Osteen di ibu kota negara ini. Sebagaimana dikatakan oleh Dr. McGee, ia hanya menyampaikan “kembali kepada orang-orang itu tentang apa yang mereka ingin dengar.” Dr. Michael Horton berkata, “Seluruh pesan Osteen merepresentasikan gangguan dari Kristus. Siapa yang membutuhkan Kristus jika ini adalah injil?” (Christless Christianity, Baker Books, 2008, hlm. 92).

Saya harus mengatakan satu hal lagi. Kebanyakan dari “pengajaran” Alkitab ayat per ayat tidak lebih baik dari itu. Hanya karena Alkitab diajarkan bukan berarti itu membuatnya menjadi khotbah. Suatu penyampaian tafsiran atas ayat-ayat Alkitab, diikuti dengan suatu undangan, bukanlah pemberitaan Injil “dengan suara lantang,” seperti yang ditekankan oleh nenek moyang Baptis kita John Gill. Misalnya “mengajar” tidak “menyatakan kesalahan, menegor, dan menasehati,” seperti yang Rasul perintahkan untuk kita lakukan!

Kita tidak seharusnya takut kepada orang-orang yang kepada mereka kita berkhotbah. Apa yang Luther (1483-1546) pernah katakan masih benar untuk hari ini, “Kendala besar bagi seorang pengkhotbah adalah jika ia melihat sekitar dan khawatir tentang apakah orang akan suka atau tidak suka mendengarnya, atau apa yang mungkin membuatnya tidak populer atau membawa kerugian atau bahaya atas dirinya ... dia harus berbicara secara bebas dan tidak takut kepada siapapun, meskipun ia melihat berbagai macam orang dan wajah ... Tetapi ia harus membuka mulutnya dengan penuh semangat dan percaya diri, untuk memberitakan kebenaran” (What Luther Says, Concordia Publishing House, edisi 1994, hlm. 1112; komentar atas Matius 5:1-2).

Judul khotbah ini, “Apakah Khotbah yang Membakar Jiwa telah Hilang?” datang dari sebuah bab dari buku Leonard Ravenhill (1907-1994) yang sangat terkenal, Why Revival Tarries (Bethany Fellowship, edisi 1963, hlm. 53). Leonard Ravenhill adalah seorang pengkhotbah Inggris. Ravenhill mengutip seorang Reformis Swiss abad enam belas, Oecolampadius (1482-1531) yang berkata, “Sedikit orang yang baik dan sungguh-sungguh lebih memiliki pengaruh bagi pelayanan dari pada banyak orang yang suam-suam kuku.” Ia mengutip seorang pengkhotbah abad sembilan belas Dr. Joseph Parker yang berkata, “Khotbah sejati adalah peluh darah.” Ia juga mengutip seorang pengkhotbah abad tujuh belas Richard Baxter yang berkata, “Aku berkhotbah seakan tidak pernah yakin untuk berkhotbah kembali, dan sama seperti seorang sekarat kepada orang-orang sekarat.” Kemudian Ravenhill bertanya, “Sudahkah khotbah agung telah mati? Apakah khotbah yang membakar jiwa telah hilang?” (ibid., hlm. 54). Jika pertanyaan-pertanyaan ini ditanyakan di tahun 1959, ketika bukunya pertama kali dicetak, lebih-lebih pertanyaan-pertanyaan itu harus ditanyakan kembali hari ini? Dalam pengantar untuk buku Ravenhill, Dr. A. W. Tozer berkata,

      Bagi Leonard Ravenhill tidak mungkin untuk bersikap netral. Orang-orang yang mengenalnya terbagi cukup rapi menjadi dua kelas, yaitu mereka yang mencintainya dan mengaguminya... dan mereka yang membencinya dengan kebencian yang sempurna. Dan apa yang benar dari orang itu pasti akan benar tentang bukunya, tentang buku ini. Pembaca juga akan menutup halaman-halamannya untuk mencari tempat berdoa atau dia akan melemparkannya jauh dalam kemarahan, hatinya tertutup bagi peringatan dan ajakan. Tidak semua buku, bahkan buku yang baik datang sebagai suara dari atas, tapi saya merasa bahwa yang satu ini iya.

Saya telah berada di bawah api semangat untuk membela Yesus ketika “The Last Temptation of Christ,” sebuah film kotor yang merendahkan Juruselamat itu keluar. Tidak seorangpun selain Leonard Ravenhill yang berbicara dengan saya melalui telepon, dan berdoa kiranya Tuhan menguatkan saya. Saya tidak akan pernah melupakannya selama hidup saya. Adalah Ravenhill yang berkata,

Oh! Tuhan, kirimkan kepada kami khotbah kenabian yang akan menyelidiki dan menghanguskan! Kirimkan kepada kami orang-orang seperti para pengkhotbah kemartiran – orang-orang yang terbebani, membungkuk, menunduk dan patah di bawah visi penghakiman yang akan datang dan azab neraka tak berujung bagi orang yang tidak mau bertobat! (ibid., hlm. 101).

Jadikanlah aku saluran berkat hari ini,
   Jadikanlah aku saluran berkat, itulah doaku;
Buatlah hidupku, menjadi pelayanan berkat,
   Jadikanlah aku saluran berkat hari ini.

Adalah Leonard Ravenhill yang berkata, “Suatu khotbah dalam bahasa Inggris yang sempurna dan tafsiran yang sempurna dapat menjadi hambar seperti seteguk pasir” (ibid., hlm. 102). Dalam bukunya, America is Too Young to Die, Ravenhill berkata,

      Hanya dua hari yang lalu seorang saudara pengkhobah yang baik berkata kepada saya, “Kita tidak memiliki para pengkhotbah besar lagi di negeri ini.” Saya rasa saya tahu apa maksudnya: tidak ada seorang yang luar biasa dengan “demikianlah firman Tuhan,” seorang yang luar biasa dengan perkataan-perkataan yang terucap di bawah urapan Roh. Kita pernah memiliki pengkhotbah-pengkhotbah berbakat, pengkhotbah-pengkhotbah bertalenta... para pengkhotbah terkenal, tetapi di mana mereka sekarang, OH dimanakah para pengkhotbah yang mengejutkan bangsa dengan ucapan kenabian? Ada kelaparan akan khotbah yang luar biasa ... kelaparan akan khotbah yang mengaduk-aduk hati nurani, kelaparan akan khotbah yang menembus hati, kelaparan akan khotbah yang merobek jiwa, kelaparan akan khotbah yang seperti nenek moyang kita kenal yang membuat orang terjaga sepanjang malam karena mereka takut jatuh ke dalam neraka. Saya ulangi, “Ada kelaparan akan firman Tuhan.” Ada kelaparan akan pemberitaan Injil” (Leonard Ravenhill, America is Too Young to Die, Bethany House, 1979, hlm. 79-80).

Kiranya Tuhan membangkitkan generasi baru dari orang-orang yang tidak takut berkhotbah tentang dosa, penghakiman, dan keselamatan melalui Kristus saja!

“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya” (II Timotius 4:2-3).

Nyanyikan kembali refren ini!

Jadikanlah aku saluran berkat hari ini,
   Jadikanlah aku saluran berkat, itulah doaku;
Buatlah hidupku, menjadi pelayanan berkat,
   Jadikanlah aku saluran berkat hari ini.

Bagaimana saya dapat mengakhiri khotbah seperti ini? Jika Anda belum diselamatkan saya harus menyatakan kesalahan, menegor dan menasehati Anda. Saya harus menegor Anda karena gagasan-gagasan palsu Anda tentang keselamatan. Tidak, Anda belum diselamatkan! Tidak, Anda bukanlah orang Kristen! Saya harus menegur Anda dengan keras karena dosa Anda, khususnya dosa Anda karena menolak Yesus. Saya harus menasehati Anda untuk percaya kepada Yesus. Tidak ada yang menghalangi Anda untuk percaya kepada Dia kecuali ketidakpercayaan. Yesus telah mati di kayu Salib dan mencurahkan Darah-Nya untuk menebus dosa Anda. Yesus telah bangkit dari antara orang mati untuk memberikan Anda kehidupan. Saya menasehati Anda untuk bertobat dan percaya kepada Dia. Yesus akan menyelamatkan Anda dari dosa dan Neraka. “Hanya percayalah kepada Dia, hanya percayalah kepada Dia, hanya percayalah kepada Dia sekarang. Ia akan menyelamatkan Anda, Ia akan menyelamatkan Anda, Ia akan menyelamatkan Anda sekarang.”

Kemudian, saya juga ingin memberikan kesempatan kepada Anda semua untuk mendedikasikan kembali hidup Anda sebagai para pemenang jiwa. Saya tahu Anda telah melalui perjuangan yang sama seperti yang dilalui oleh para pengkhotbah. Kadang-kadang kita takut untuk berkhotbah dengan cara yang diinginkan Tuhan. Dan kadang-kadang Anda takut berbicara kepada orang terhilang dengan cara yang seharusnya Anda lakukan. Jika Anda merasa perlu mendedikasikan kembali hidup Anda maka semakin giatlah dalam memenangkan jiwa, silahkan maju ke depan dan Mr. Prudhomme akan berdoa untuk Anda. Sementara Anda maju ke depan kita akan menyanyikan lagu ini kembali.

Apakah hidupmu menjadi saluran berkat?
   Apakah kasih Tuhan mengalir melalui engkau?
Apakah engkau membawa jiwa-jiwa terhilang kepada Yesus?
   Apakah engkau siap melakukan pelayanan-Nya?
Jadikanlah aku saluran berkat hari ini,
   Jadikanlah aku saluran berkat, itulah doaku;
Buatlah hidupku, menjadi pelayanan berkat,
   Jadikanlah aku saluran berkat hari ini.

Apakah hidupmu menjadi saluran berkat?
   Apakah engkau terbeban untuk orang-orang terhilang?
Apakah engkau mau menolong orang-orang berdosa
   Menemukan Yesus yang telah mati di kayu Salib?
Jadikanlah aku saluran berkat hari ini,
   Jadikanlah aku saluran berkat, itulah doaku;
Buatlah hidupku, menjadi pelayanan berkat,
   Jadikanlah aku saluran berkat hari ini.
(“Make Me a Channel of Blessing” oleh Harper G. Smyth, 1873-1945;
     diubah oleh Pastor).

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia.”

You may email Dr. Hymers at rlhymersjr@sbcglobal.net, (Click Here) – or you may
write to him at P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Or phone him at (818)352-0452.

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: II Timotius 4:1-5.
Persembahan Pujian Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“Make Me a Channel of Blessing” (oleh Harper G. Smyth, 1873-1945).