Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




KASIH YANG LEBIH BESAR DARI ORANG-ORANG
BERDOSA YANG TELAH DIAMPUNI

(MUCH LOVE FROM PARDONED SINNERS)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu Malam, 29 April 2012

“Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih” (Lukas 7:47).


Ini adalah kisah sederhana. Seorang Farisi yang bernama Simon mengundang Yesus ke rumahnya untuk perjamuan makan malam. Sementara mereka sedang makan seorang wanita yang penuh dosa masuk sambil menangis, mencuci kaki Yesus dengan air matanya, dan mengurapi kaki-Nya dengan minyak wangi. Orang Farisi itu berpikir bahwa jika Yesus adalah seorang nabi Ia akan tahu bahwa wanita ini adalah seorang berdosa, dan tidak akan mengijinkan dia menyentuh-Nya. Yesus tahu apa yang dipikirkan oleh orang Farisi itu sehingga Ia berkata kepadanya dalam suatu perumpamaan. Yesus menceriterakan tentang dua orang yang berhutang. Yang satu berhutang kepada seorang pelepas uang dengan jumlah yang besar, dan yang satunya berhutang kepadanya dengan jumlah hutang yang sedikit. Sang pemberi pinjaman itu menghapuskan hutang kedua orang itu. Yesus bertanya kepada orang Farisi itu yang mana dari antara kedua orang itu yang akan lebih mengasihi yang pemberi pinjaman tersebut. Orang Farisi itu menjawab, “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.” Yesus menjawab bahwa pendapat dia benar. Kemudian Yesus berkata bahwa perempuan itu telah mengikuti budaya Oriental tentang pengurapan kaki dan kepala-Nya, yang orang Fairisi itu tidak lakukan. Kemudian Yesus berkata bahwa dia melakukan itu karena ia telah banyak diampuni. Itulah yang membawa kita ke teks ini,

“Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih” (Lukas 7:47).

Ada satu eksegetikal yang harus saya singgung sebelum kita lanjut. Itu tentang frase, “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih.” Tanpa menjelaskan ini mungkin seseorang berpikir bahwa ia diampuni karena ia telah banyak berbuat kasih. Namun pendapat seperti itu memutar-balikkan kebenaran yang Kristus maksudkan! Itu akan membuat kasihnya sebagai syarat untuk diampuni. Jika Anda membaca perumpamaan yang Yesus berikan dalam ayat 41-43 Anda akan langsung melihat bahwa tafsiran seperti itu jelas sekali bertentangan dengan apa yang Yesus maksudkan. Kata Yunani yang diterjemahkan “sebab” di sini berarti “karena itu” atau “therefore” dalam bahasa Inggris modern. Dr. William Hendriksen berkata bahwa kata Yunani yang diterjemahkan “sebab” adalah “sebuah preposisi… yaitu ‘karena itu’” (The Gospel of Luke, Baker, edisi 1981, hlm. 412). Rienecker menerjemahkannya “oleh karenanya” (A Linguistic Key to the New Testament, Zondervan, 1980, hlm. 160). Dr. Gill menerjemahkannya, “karena itu ia banyak berbuat kasih” (An Exposition of the New Testament, volume I, hlm. 575). Matthew Henry juga berkata, “Ini seharusnya diterjemahkan, ‘karena itu ia banyak berbuat kasih’… banyak berbuat kasih bukanlah suatu sebab namun suatu dampak” (Matthew Henry’s Commentary on the Whole Bible; catatan untuk Lukas 7:47). Dr. Lenski berkata, “Kasih wanita itu bukan alasan atau sebab pengampunan, namun kasih yang ia tunjukkan ini membuktikan secara nyata bahwa dosa-dosanya telah diampuni” (The Interpretation of St. Luke’s Gospel, Augsburg, 1961, hlm. 433). Oleh sebab itu kita dapat menerjemahkannya seperti ini, “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, [karena itu, oleh karenanya,] ia telah berbuat banyak kasih.” Geneva Bible 1599 berkata, “Mengasihi Kristus, adalah kesaksian nyata dan abadi tentang pengampunan dosa ... oleh karena itu amal [kasih] yang dibicarakan di sini, tidak boleh difahami sebagai penyebabnya, namun sebagai tanda ... bahwa dosa-dosa kehidupan masa lalunya telah diampuni” (catatan untuk Lukas 7:47).

“Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih” (Lukas 7:47).

Ini tentu merupakan poin penting. Kasih yang riil bagi Kristus datang dari pengampunan yang telah diterimanya. Jika kita tidak mengalami pengampunan dosa, kita tidak akan mengasihi Kristus. Ini menjelaskan dua hal.

I. Pertama, ini menjelaskan mengapa ada begitu sedikit kasih kepada Yesus pada hari-hari yang jahat ini.

Dalam nubuatan-Nya tentang akhir zaman, Yesus berkata,

“Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin” (Matius 24:12).

Pada zaman kita ini banyak orang Kristen tidak memiliki kasih karena bertambahnya kedurhakaan. Matthew Henry berkata, “Ketika kedurhakaan semakin bertambah, baik kedurhakaan penyesatan maupun kedurhakaan penganiayaan, pada umumnya kasih ini akan menjadi dingin. Orang Kristen mulai saling menghindari dan mencurigai, kasih sayang mulai menjauh, kesenjangan mulai tercipta… kasih menjadi sia-sia… sehingga neraka nampak melapaskan hujatannya kepada Allah, dam memusuhi orang-orang kudus… yang membuat kasih kebanyakan orang menjadi dingin.”

Siapa yang dapat mengatakan bahwa kita tidak hidup di zaman seperti ini? Saya percaya bahwa Matius 24:12 adalah nubuatan tentang hari-hari yang jahat di mana kita hidup sekarang ini. Apapun yang seseorang percaya tentang nubuatan Alkitab, siapa dapat berkata bahwa ini tidak cocok dengan zaman kita?

“Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin” (Matius 24:12).

Ketika saya masih remaja, gereja di mana saya menjadi anggota, sebelum saya bergabung dengan First Chinese Baptist Church, mengalami perpecahan yang sangat mengerikan. Para anggota gereja itu saling menuduh satu dengan yang lainnya, saling memfitnah dan saling menyerang antara satu dengan yang lainnya. Saya ingat waktu itu saya berpikir, “Kekristenan tidak mungkin benar. Lihatlah kebencian orang-orang Kristen itu antara satu dengan yang lain.” Hanya kemudian, setelah saya diselamatkan, saya menyadari bahwa orang-orang itu belum pernah mengalami pertobatan, bahwa mereka bukanlah orang Kristen sama sekali. Tidak adanya kasih pada diri mereka satu-satunya bukti bahwa mereka belum pernah mengalami pengampunan dalam pertobatan sejati. “Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.” Mereka yang dalam kemarahan meninggalkan gereja mereka dalam kepahitan dan tidak memiliki kasih belum pernah mengalami kasih pengampunan dari Kristus. Isaac Watts berkata dengan sangat baik,

Tuhan, ketika kejahatan bertambah,
   Dan penghujatan meningkat,
Ketika iman hampir tidak dapat ditemukan,
   Dan kasih menjadi semakin dingin,

Bukankah kedatangan-Mu semakin dekat?
   Bukankah Engkau telah berikan tanda ini?
Mungkinkah kami tidak percaya dan hidup di atas
   Janji ilahi-Mu?
(“Lord, When Iniquities Abound” oleh Dr. Isaac Watts, 1674-1748).

“Decisionisme” adalah penyebab utama dari penyesatan hari ini. Sejak zaman Finney dan orang-orang yang mengikuti metode-metodenya, gereja-gereja kita telah mengakui puluhan juta orang yang belum diselamatkan sebagai anggota. Semua orang ini harus mengangkat tangan mereka, maju “ke depan,” atau menaikan “doa orang berdosa” dan mereka kemudian diterima sebagai anggota gereja tanpa diuji. Karena mereka belum pernah mengalami keinsafan akan dosa secara Alkitabiah yang kemudian diikuti oleh pertobatan riil, mereka memiliki sedikit kasih bagi Yesus, dan banyak gereja dipenuhi dengan para anggota yang belum diselamatkan. Hal ini, selanjutnya memimpin orang-orang Kristen sejati di gereja-gereja itu menjadi sangat bingung dan putus asa.

“Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin” (Matius 24:12).

Rasul Paulus memprediksikan suatu masa ketika apa yang disebut orang-orang Kristen akan “mencintai diri mereka sendiri,” dari pada mengasihi Kristus (II Timotius 3:2). Kita sedang hidup di zaman itu hari ini sebagai akibat langsung dari “decisionisme.”

Ketika penyesatan semakin dalam, dan dosa semakin bertambah di gereja-gereja itu, biarlah para petobat sejati semakin mendekat kepada Kristus, dan kasih kepada Dia bahkan semakin bertambah karena pengampunan yang mereka telah terima atas dosa-dosa mereka dan karena Dia telah menyelamatkan jiwa mereka dari Neraka!

Kasihku padaMu
   tambahkanlah!
Ya Kristus Tuhanku,
   O, dengarlah!
‘Ku mohon tak henti:
   Tambahkan kasihku,
makin besar kepadaMu

Nyanyikan refren ini bersama saya!

Ya Kristus Tuhanku, o, dengarlah!
    ‘Ku mohon tak henti:
Tambahkan kasihku, makin besar kepadaMu
    (“More Love to Thee” oleh Elizabeth P. Prentiss, 1818-1878/
     Terjemahan Kidung-Kidung Kristen No. 271).

“Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih” (Lukas 7:47).

II. Kedua, itu menunjukkan bahwa keinsafan akan dosa menggerakkan kita untuk mengasihi Yesus ketika Ia mengampuni kita.

Oh, ya, wanita ini mengalami keinsafan akan dosa begitu mendalam. Perikop itu menjelaskan kepada kita,

“Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa… membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya” (Lukas 7:37, 38).

Adalah baik bagi orang-orang Kristen untuk menjadi anggota ketika mereka telah diselamatkan. Jika Anda telah mengalami pertobatan sejati tidak diragukan lagi Anda akan mengingat betapa mengerikannya apa yang Anda rasakan ketika Anda mengalami keinsafan akan dosa. Tidak diragukan lagi Anda akan mengingat perasaan sangat mengharukan yang Anda alami ketika Yesus mengampuni Anda dan menyelamatkan jiwa Anda. Itulah sebabnya mengapa adalah baik bagi setiap orang Kristen untuk memandang ke belakang dan mengingat kembali betapa ajaibnya itu ketika Yesus menyelamatkan orang jahat seperti Anda! Ketika semangat Anda menjadi semakin dingin, dan semangat doa dan penginjilan Anda menjadi suam-suam kuku, ingatlah bagaimana Yesus telah menyelamatkan Anda dari dosa dan memberikan kepada Anda hidup yang penuh pengharapan! Ingatlah rahmat Yesus untuk Anda yang akan menggerakkan Anda semakin mengasihi Dia. Kemudian Anda akan berkata,

Ya Kristus Tuhanku, o, dengarlah!
    ‘Ku mohon tak henti:
Tambahkan kasihku, makin besar kepadaMu.

Nyanyikan ini kembali!

Ya Kristus Tuhanku, o, dengarlah!
    ‘Ku mohon tak henti:
Tambahkan kasihku, makin besar kepadaMu.

Saya telah membaca buku yang berjudul, “Fire From Heaven” oleh Paul Cook (Evangelical Press, 2009). Rev. Cook berkata bahwa salah satu dari semua hal yang terjadi dalam pertobatan sejati adalah bahwa orang-orang itu mengalami keinsafan akan dosa. Ia berkata, “Orang-orang yang secara alami tidak pernah menginsafi dosa mereka; menurut natur kita membenarkan diri sendiri. Pekerjaan khusus dari Roh diperlukan. Dan ketika Roh bekerja, dosa menjadi begitu menjijikkan, menyebabkan seseorang membenci dan meninggalkannya…. Banyak khotbah hari ini menghapus pengajaran tentang dosa dan pertobatan” (ibid., hlm. 18). Ia selanjutnya menjelaskan bahwa jeritan kepada Allah untuk memohon kemurahan melalui Yesus biasanya diperlukan. Ia berkata, “Kita telah kehilangan perhatian ini di gereja-gereja kita. Orang-orang didesak untuk membuat beberapa komitmen bagi Kristus tetapi jarang didesak untuk berseru kepada Allah untuk memberikan rahmat… seruan kepada Allah untuk memohon rahmat adalah elemen mendasar dari pertobatan” (ibid.). Pemungut cukai yang penuh dosa, “memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini” (Lukas 18:13). Rev. Cook berkata,

Di sini ada seorang pria yang telah hidup tanpa benar-benar memperhatikan Allah atau betapa seriusnya dosa, dan satu hari [datang] ketika ia menjadi sadar akan Tuhan. Dia mengalami keinsafan akan dosa dengan mendalam dan mulai mencari Tuhan, sering dengan rasa putus asa. Dia melakukan ini sampai ia dibawa ke pertobatan dan berpaling kepada Tuhan Yesus Kristus untuk pengampunan dan keselamatan. Lalu ia diberi jaminan dari belas kasihan dan pengampunan dosa-dosanya. Dan ini diikuti dengan sukacita dan kegembiraan besar (ibid., halaman 119).

“Seruan kepada Allah untuk memohon kemurahan melalui Yesus Kristus” sering nampak di dalam orang-orang yang mengalami pertobatan sejati.

Rev. Cook memberikan sejumlah catatan tentang beberapa pertobatan yang mengambil tempat pada masa Kebangunan Rohani Agung Kedua (Second Great Awakening) (1800-1830). Ia menceritakan tentang pertobatan William Carvosso yang berkata, “Aku seperti melihat natur dosa yang patut dihukum, dan tentang apa yang telah saya lakukan melawan Allah, sehingga aku takut bila bumi akan membuka mulutnya dan menelan aku.” Konflik rohaninya berlangsung selama berhari-hari, sampai “Kristus muncul… dan Allah mengampuni semua dosa saya, dan membebaskan jiwa saya… Ini sekitar pukul Sembilan malam, pada tanggal 7 Meri 1771… dan tidak akan pernah saya lupakan jam bahagia itu” (ibid., hlm. 74, 75). Mr. Carvosso dengan luar biasa dipakai oleh Tuhan pada masa Kebangunan Rohani Agung Kedua.

Richard Trewavas mondar-mandir di geladak kapal di tengah badai, meratapi dosa-dosanya, dan kemudian melihat bahwa “tanpa tertarik pada berkat Penebus, saya harus terlepas selamanya, dan ini hanya dapat diperoleh melalui iman dalam Kristus.” Setelah enam bulan mengalami pergumulan rohani ia menemukan damai di dalam Kristus (ibid.).

Salomo Burall mengembara selama berhari-hari di antara kerja tambang di Tuckingmill dalam tekanan rohani, sampai tangisannya kepada Tuhan didengar oleh para penambang sehingga asistennya berpikir bahwa dia sedang mengalami kesakitan fisik (ibid).

William Carvosso, orang pertama yang saya saya bicarakan sebelumnya, langsung keluar untuk berkhotbah setelah ia diselamatkan. Pada satu kebaktian ia berkata,

… ratusan orang menangis memohon belas kasihan. Beberapa tetap dalam ketertekanan jiwa yang begitu besar selama satu jam, beberapa selama dua jam, beberapa selama enam jam, beberapa selama sembilan jam, dua belas jam dan beberapa selama lima belas jam sebelum Tuhan memberikan damai bagi jiwa mereka - maka mereka akan bangkit, mengangkat tangan mereka, dan menyatakan karya Allah yang agung, dengan energi tersebut, bahwa itu hanya terjadi sebentar saja, dan kemudian ia jatuh ke tanah dan mengaum karena [pergumulan] jiwa mereka (ibid, halaman 80).

Rev. Cook berkata, “Ini seharusnya tidak mengejutkan kita, atau harus memperingatkan kita. Apa yang harus menjadi perhatian kita adalah bahwa hal itu jarang terjadi” pada hari ini (ibid., hlm. 83). William Carvosso berkata,

Aku minum teh di suatu malam di rumah Brother Smith: sebelum kami akan bersatu dalam doa seseorang yang masih asing bagi saya memasuki ruangan: saya tidak segera membuka mulut saya untuk doa, kemudian dia mengalami kebangunan rohani, dan meraung karena [tekanan di dalam] jiwanya. Saya rasa saya tidak pernah melihat seorang pria dalam hidup saya yang begitu putus asa ... Setelah melewati pergumulan berat itu ia mendapat rahmat dan sukacita dan bersaksi bahwa [Kristus] telah mengampuni semua dosanya (ibid., hlm. 85).

William Carvosso berkata,

Saya bergegas ke sana, dan menemukan beberapa jiwa tertekan di kapel, yang telah ada beberapa hari dan malam berjuang dalam doa, dan menangis minta ampun ... Roh yang menginsafkan bekerja begitu kuat, sehingga banyak orang jatuh berlutut mereka untuk berdoa di tengah-tengah pekerjaan mereka. Sungguh, selama beberapa hari sedikit hal lain yang dilakukan tetapi memperhatikan mereka yang sangat tertekan yang memohon kepada Allah bagi keselamatan jiwa mereka ... Kiranya Tuhan menjawab mereka dengan lembut, dan menunjukkan kepada mereka rahmat kepada kehidupan kekal. Amin dan amin (ibid., hlm. 87, 88).

Seorang wanita telah menghadiri gereja selama tiga puluh tahun namun masih belum bertobat, hanya memeluk agama secara formal saja. Ia diperingatkan tentang bahaya tetap puas tanpa diterima oleh Anak Allah, dan tidak mungkin pergi ke Sorga tanpa kelahiran kembali. Hatinya tertusuk, ia berlutut mengalami keinsafan akan dosa, dan mulai berseru kepada Allah memohon kemurahan. “Tuhan, selamatkanlah saya dari jatuh ke dalam Neraka,” serunya. Seruannya semakin keras dan semangat, dan segera Tuhan dengan kemurahan-Nya mengampiri jiwanya dan memberikan kepadanya “pengenalan akan keselamatan… melalui penyucian dosa, dan ia berseru memuji Allah.” Sebagai hasilnya Allah memakai dia sebagai saksi di beberapa kebaktian yang ia hadiri. “Pekerjaan Roh Allah yang menginsafkan begitu agung sehingga tangis orang-orang yang berseru kepada Allah memohon rahmat di dalam rumah mereka didengar oleh orang-orang yang sedang berjalan di jalan-jalan itu” (ibid., hlm. 90).

William Carvosso menggambarkan pertobatan dari seorang pria dengan kata-kata berikut ini,

Mendengar bahwa ia mulai berdoa, saya diminta untuk mengunjunginya. Aku belum [bicara] dengan dia sebelum rohaninya terbangun lebih dalam, dan mulai menangis keras-keras minta ampun. Setelah berdoa dengan dia saya meninggalkannya. Sore hari saya diminta lagi untuk mengunjunginya, dan sementara saya menunjukkan kepada dia pada Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, Allah menyatakan rahmat-Nya bagi jiwanya, dan ia berseru, “Bebanku telah hilang, Tuhan telah mengampuni semua dosa saya: kemuliaan, kemuliaan bagi nama-Nya.” Saya mengunjungi dia beberapa kali setelah itu dan menemukan keyakinannya yang tak tergoyahkan! (ibid., hlm. 90).

Rev. Cook berkata bahwa mereka tidak memimpin orang terhilang untuk “berdoa terima Yesus.” Ia berkata, “Mereka memberitakan injil dan meneguhkannya dengan penguatan-penguatan, namun setelah melakukan ini mereka meninggalkan mereka di dalam tangan Allah.” Mereka percaya bahwa keselamatan terutama bukan orang berdosa yang datang kepada Kristus, namun Kristus yang datang kepada orang berdosa dalam kuasa Roh Kudus. Dan mereka tidak percaya bahwa Kristus dapat dibuat datang dengan suatu “keputusan” manusia. “Karena alasan ini mereka membiarkan orang-orang yang sedang diinsafkan akan dosa menangis memohon rahmat, dan mendesak mereka untuk menangis lagi dan lagi sampai Allah memberikan kesaksian melalui Roh Kudus bahwa mereka telah menjadi anak-anak-Nya… Mereka mendesak pria maupun wanita untuk percaya injil; namun mereka lebih dari itu mendesak orang-orang berdosa untuk mencari Tuhan dan berseru kepada-Nya memohon rahmat. Mereka tahu bahwa di bawah keinsafan sejati, dan sebagai bukti dari pertobatan sejati, orang-orang berdosa akan bersungguh-sungguh dan tulus melakukan ini sehingga Allah akan mendengar seruan mereka. [Mereka] tidak menerima anugerah Allah karena diberikan; itu harus dicari… Allah harus merespon orang berdosa yang mencari, dan ketika Ia melakukannya Ia akan memberikan damai secara langsung kepada jiwa itu. Manusia nampak seperti bergantung sepenuhnya kepada Allah untuk keselamatan… Apa yang mereka miliki adalah penekanan yang lebih alkitabiah dari pada yang ditemukan di kebanyakan gereja evangelikal hari ini… Mereka percaya bahwa tanpa Allah bekerja mereka tidak memiliki kekuatan untuk mencapai sesuatu di dalam nama-Nya. Ini menjelaskan mengapa mereka berdoa lebih banyak dan lebih bersungguh-sungguh” (ibid., hlm. 104, 105). Yesus berkata,

“Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih. Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni"” (Lukas 7:47-48).

Anda tidak akan diselamatkan dengan percaya doktrin atau ayat Alkitab. Anda tidak akan diselamatkan dengan cara ini. Allah harus membangunkan Anda. Allah harus menghakimi Anda karena dosa-dosa Anda. Allah harus menunjukkan kepada Anda bahaya di dalam diri Anda, dan penghakiman yang sedang menanti Anda. Allah harus menarik Anda kepada Yesus agar dosa-dosa Anda diampuni. Semua hal ini bukan di dalam kuasa Anda. Semua yang Anda dapat lakukan adalah berseru seperti pemungut cukai yang penuh dosa itu, yang memukul-mukul dadanya dan berdoa, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini” (Lukas 18:13). Mari kita membuka himne nomer 7 pada lembar lagu Anda, “Be Merciful to Me.” Mari kita berdiri dan menyanyikannya. Ini adalah himne “tak terlupakan” dari himne Baptis klasik.

Dengan hati yang hancur dan napas bersalah,
   Seorang pendosa gemetar, Tuhan aku menangis;
Anugerah pengampunan-Mu yang kaya dan membebaskan;
   Ya Allah! kasihanilah aku!

Aku memukul dadaku bukti penyesalan,
   Dengan rasa bersalah dari semua dosaku yang menekan:
Kristus dan Darah-Nya satu-satunya permohonanku;
   Ya Allah! kasihanilah aku!

Aku berdiri menjauh dengan penuh air mata,
   Aku tidak berani mengangkat wajahku ke langit;
Tetapi Engkau melihat semua kesedihan ku:
   Ya Allah! kasihanilah aku!

Dengan hati yang hancur dan napas bersalah,
   Seorang pendosa gemetar, Tuhan aku menangis;
Anugerah pengampunan-Mu yang kaya dan membebaskan;
   Ya Allah! kasihanilah aku!
(“Be Merciful to Me” oleh Cornelius Elven, 1797-1873;
     diubah oleh Pastor; untuk lagu “‘Tis Midnight, and on Olive’s Brow”).

Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia.”

You may email Dr. Hymers at rlhymersjr@sbcglobal.net, (Click Here) – or you may
write to him at P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Or phone him at (818)352-0452.

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Lukas 7:36-48.
Persembahan Pujian Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“More Love to Thee” (oleh Elizabeth P. Prentiss, 1818-1878).


GARIS BESAR KHOTBAH

KASIH YANG LEBIH BESAR DARI ORANG-ORANG
BERDOSA YANG TELAH DIAMPUNI

(MUCH LOVE FROM PARDONED SINNERS)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

“Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih” (Lukas 7:47).

I.   Pertama, ini menjelaskan mengapa ada begitu sedikit kasih kepada
Yesus pada hari-hari yang jahat ini, Matius 24:12; II Timotius 3:2.

II.  Kedua, itu menunjukkan bahwa keinsafan akan dosa menggerakkan
kita untuk mengasihi Yesus ketika Ia mengampuni kita,
Lukas 7:37, 38; Lukas 18:13; 7:47-48.