Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




ALLAH MENINGGALKAN SANG JURUSELAMAT

(THE GOD-FORSAKEN SAVIOUR)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu Pagi, 1 April 2012

“Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).


Setelah Yesus bangun dari doa-Nya di kegelapan Taman Getsemani, Yesus ditangkap oleh “sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi.” Mereka datang “lengkap dengan lentera, suluh dan senjata” (Yohanes 18:3). Mereka membelenggu Yesus dn membawa Dia ke hadapan imam besar, “Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua” (Matius 26:57). Mereka menuduh Yesus sebagai seorang penghujat. Kemudian mereka meludahi wajah-Nya, meninju wajah-Nya, menampar wajah-Nya, dan mencabut jenggot-Nya (Yesaya 50:6).

Pagi berikutnya para imam kepala dan tua-tua memutuskan untuk menghukum Yesus dengan hukuman mati. Mereka membelenggu Dia kembali dan membawa Dia kepada Pontius Pilatus, walinegeri Roma. Pilatus menanyai Dia Kemudian Pilatus berkata kepada orang banyak, “Apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?” Mereka semua berseru: “Ia harus disalibkan!” (Matius 27:22). Pilatus mencuci tangannya dan berkata, “Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!” (Matius 27:24). Kemudian Pilatus menyerahkan Yesus untuk dicambuk dan menyerahkan Dia untuk disalibkan. Para prajurit Romawi mengenakan jubah ungu pada tubuh Yesus yang berdarah. Mereka mengayam sebuah mahkota duri dan menekannya ke kepala-Nya. Mereka memberikan sebatang buluh di tangan kanan-Nya, “Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!"” (Matius 27:29). Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.

Tiada mahkota perak atau emas untuk Dia,
   Tiada mahkota untuk Dia dipegang;
Namun darah menghiasi kening-Nya dan segala dosa Ia tanggung
   Dan orang-orang berdosa memberikan mahkota tuk dikenakan-Nya
Salib kasar menjadi tahta-Nya,
   Kerajaan-Nya ada di dalam hati;
Ia menuliskan kasih-Nya dalam darah,
   Dan mengenakan mahkota duri di kepala-Nya.
(“A Crown of Thorns” oleh Ira F. Stanphill, 1914-1993).

Yesus memikul salib-Nya. Ia jatuh beberapa kali karena beban salib yang berat itu. Akhirnya para prajurit itu memaksa Simon dari Kirene untuk memikul salib itu. Ketika mereka tiba di Golgota mereka menawarkan anggur asam kepada Dia, namun Dia menolak. Para tentara itu memakukan kedua tangan dan kaki-Nya pada salib itu, kemudian mendirikan salib itu dalam posisi tegak, “Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia” (Matius 27:36).

Mereka menempatkan suatu tulisan di atas kepala-Nya, dipakukan di salib itu, yang mengatakan, INILAH YESUS RAJA ORANG YAHUDI. Dua penjahat juga disalibkan bersama dengan Dia, yang satu di sebelah kanan-Nya dan yang satu lagi di sebelah kiri-Nya. Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" (Matius 27:40). Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya” (Matius 27:42).

Ia tidak memerintah di atas tahta gading,
   Ia mati di atas kayu salib di Calvari
Bagi orang-orang berdosa di sana Ia menanggung dosa mereka
   Dan Ia memulai kerajaan-Nya dari kayu salib.
Salib kasar menjadi tahta-Nya,
   Kerajaan-Nya ada di dalam hati;
Ia menuliskan kasih-Nya dalam darah,
   Dan mengenakan mahkota duri di kepala-Nya.

Yesus disalibkan pukul sembilan pagi. Pada pukul duabelas siang kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai pukul 3:00 sore. Dan pada pukul 3:00 sore itu Yesus berseru dengan suara nyaring, “Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46). “Salib kasar menjadi tahta-Nya.” Nyanyikan ini!

Salib kasar menjadi tahta-Nya,
   Kerajaan-Nya ada di dalam hati;
Ia menuliskan kasih-Nya dalam darah,
   Dan mengenakan mahkota duri di kepala-Nya.

Yesus berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Seruan-Nya dari kayu salib menunjukkan tiga hal.

I. Pertama, seruan Yesus dari kayu salib menggenapkan nubuatan Perjanjian Lama.

Dalam Mazmur 22:1 Daud berkata,

“Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?”
       (Mazmur 22:1).

Yesus dengan sukarela menggenapi ayat Kitab Suci ini. Mazmur 22 memberikan 15 poin yang telah digenapi ketika Yesus ada di kayu salib. Ini memimpin para penulis pada jemaat mula-mula untuk menyebut Mazmur 22 sebagai “Injil kelima.” Mazmur 22:18 berkata, “Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.” Itu persis seperti apa yang telah dilakukan oleh para prajurit dengan pakaian Kristus di kaki salib itu. Mazmur 22:16 berkata, “Mereka menusuk tangan dan kakiku.” Kata Ibraninya berarti, “menikam, menusuk, atau melobangi” (John Gill). Zakharia 12:10 berkata, “mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam.” Kata Ibrani di sana berarti “menikam, menusuk, menembus” (Strong). The Scofield Study Bible berkata,

Mazmur 22 adalah gambar grafis tentang kematian melalui penyaliban. Segala tulang (tangan, lengan, bahu, dan panggul) terlepas dari sendinya (ay. 14); keringat seperti air tercurah disebabkan oleh penderitaan intens (ay. 14); hati yang seperti lilin, hancur luluh (ay. 14); kekuatan kering seperti beling, lidah melekat pada langit-langit mulut oleh karena rasa haus yang luar biasa (ay. 15); tangan dan kaki ditusuk (ay. 16); mereka menonton, mereka memandangi Dia yang dibuat setengah telanjang dan penuh luka (ay. 17), semua itu terkait dengan mode dari kematian itu. Keadaan yang mengikutinya adalah persis seperti yang digenapi dalam penyaliban Kristus. Seruan miris dari ayat 1 (Mat. 27:46); waktu siang dan malam dari ayat 2 (Mat. 27:45)...pembuangan undi dari ayat 18 (Mat. 27:35), semua itu telah digenapi secara literal. Harus diingatkan bahwa penyaliban itu adalah bentuk hukuman mati Romawi, bukan Yahudi, bukti inspirasi tidak dapat ditolak (The Scofield Study Bible, hlm. 608; catatan atas Mazmur 22).

Dr. Henry M. Morris berkata,

Mazmur 22 adalah gambaran nubuatan masa depan yang luar biasa tentang penyaliban Anak Allah. Mazmur ini telah ditulis 1000 tahun sebelum penggenapannya dan menggambarkan detail grafis dari berbagai penderitaan Kristus, jauh sebelum metode penyaliban dikenal... (Henry M. Morris, Ph.D., The Defender’s Study Bible, World Publishers, 1995 edition, p. 608; note on Psalm 22:1).

Dr. John R. Rice pernah mendaftarkan nubuatan Perjanjian Lama satu demi satu yang telah digenapi ketika Yesus disalibkan. Ia berkata, “Tidaklah mungkin bahwa semua penggenapan ini merupakan suatu kebetulan. Dengan demikian kita memiliki bukti tak terbantahkan tentang inspirasi Kitab Suci dan keilahian Kristus (Lukas 24:25-27). Hanya orang bodoh yang tidak akan percaya. Sejak Allah memberikan penekanan khusus terhadap nubuatan yang digenapi dalam teks kita… kita melihat bahwa ini adalah inti dari rencana Allah” (John R. Rice, D.D., The Bible Garden, Sword of the Lord Publishers, 1982, hlm. 31).

II. Kedua, seruan Yesus dari kayu salib dalam beberapa ukuran menggambarkan penderitaan orang berdosa di Neraka.

“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
       (Matius 27:46).

Tolong catat bahwa saya tidak percaya Yesus pergi ke Neraka, seperti yang secara salah diajarkan oleh Dr. Frederick K. Price. Tidak ada di dalam Kitab Suci yang mengatakan bahwa Yesus “menderita karena dosa-dosa kita di Neraka,” seperti yang dikatakan oleh Dr. Price.

Namun saya setuju dengan Dr. John R. Rice bahwa seruan Yesus dalam penderitaan, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku” adalah suatu gambaran tentang penderitaan orang-orang berdosa di Neraka. Dr. Rice berkata,

Kami percaya bahwa penderitaan Kristus di salib dalam beberapa ukuran menggambarkan penderitaan di Neraka. Di kayu salib Yesus berseru, “Aku haus,” sama seperti kisah orang kaya yang kehausan di Neraka (Lukas 16:24). Dapatkah Anda tidak membayangkan orang kaya itu berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Neraka itu nyata. Dosa harus membawa kepada penghukuman, penderitaan fisikal yang nyata… terpisah dari Allah. Orang-orang berdosa di Neraka masih akan tetap buta, masih tetap jahat, masih akan bertanya, “Mengapa?” (I Korintus 2:14). Yudas, dalam pikirannya yang tersiksa, tahu bahwa ia telah mengkhianati orang yang tidak bersalah (Mat. 27:4), namun tidak mau berpaling dari dosa-dosanya (Rice, ibid., hlm. 31, 32).

Jadi, seruan Yesus dari kayu salib dalam beberapa pengertian menggambarkan seruan orang-orang berdosa di Neraka,

“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
       (Matius 27:46).

Tidak ada harapan bagi setiap orang yang pergi ke Neraka. Yesus menjelaskan kepada kita apa yang terjadi pada orang-orang yang tidak diselamatkan ketika mereka mati. Ia akan berkata kepada mereka,

“Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal” (Matius 25:41).

“Di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam” (Markus 9:44).

“Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas” (Lukas 16:23).

Siksaan-siksaan yang Yesus alami di kayu salib akan dialami selamanya oleh orang-orang yang menolak untuk percaya Kristus. Mereka akan mengalami penyiksaan tanpa akhir dalam “api yang kekal” (Matius 25:41). Nampak bahwa mereka akan berseru tanpa akhir, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Ya, kami percaya bahwa penderitaan Kristus di kayu salib dalam beberapa ukuran menggambarkan penderitaan orang-orang berdosa yang terhilang dalam Neraka. Itulah sebabnya mengapa kami meminta Anda untuk percaya kepada Kristus dan diselamatkan dari dosa-dosa Anda sekarang, sebelum itu menjadi sangat terlambat untuk selama-lamanya.

III. Ketiga, seruan Yesus dari kayu salib menunjukkan bahwa Ia mati untuk menebus dosa manusia.

“Berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).

Ada banyak tentang seruan-Nya itu yang sulit untuk difahami. Saya ingat ketika membaca di mana Luther pernah duduk dalam pembelajarannya selama berhari-hari, tanpa makan atau bergerak, berusaha memahami seruan Juruselamat ini. Ia akhirnya menyadari bahwa ia tidak dapat memahami dengan kekuatannya sebagai manusia bagaimana Bapa dan Anak terpisah. Bagaimana Pribadi Pertama dari Trinitas meninggalkan Pribadi Kedua. Ia akhirnya menyerah untuk mencari jawabannya, dan keluar kamarnya untuk makan malam bersama dengan istri dan anak-anaknya. Rahasia besar dari seruan Juruselamat diucapkan oleh seorang ahli tafsir Puritan yang bernama John Trapp (1601-1669), yang berkata, “Sebagai manusia, ia berseru “’Allah-Ku, Allah-Ku [mengapa Engkau meninggalkan aku],’ ketika sebagai Allah, ia memberikan firdaus kepada penyamun di sisi-Nya yang bertobat” (John Trapp, A Commentary on the Old and New Testaments, Transki Publications, 1997 reprint, volume V, hlm. 276; catatan untuk Matius 27:46).

Dr. R. C. H. Lenski (1864-1936) berkata, “Dengan kekuatan dalam keadaan sekarat-Nya Ia berseru kepada Allah dan tidak lagi melihat di dalam Dia Bapa, karena dinding pemisah telah berdiri antara Bapa dan Anak, yaitu dosa dunia dan kutuk dari dosa itu sebagaimana semua itu sedang diletakkan atas Anak. Yesus haus akan Allah, tetapi Allah telah meninggalkan-Nya. Bukan Anak yang telah meninggalkan Bapa, tetapi Bapa yang telah meninggalkan Anak. Anak berseru kepada Allah, dan Allah tidak menjawab Dia ... Kita hampir bisa berharap untuk dapat menembus misteri ini dengan berpikir tentang Yesus ketika ditutupi oleh dosa dunia dan kutukan dan bahwa, ketika Allah melihat Yesus dalam keadaan demikian, Ia berpaling dari-Nya. Anak Allah menanggung dosa kita dan kutuk atasnya ... Itu sebabnya Yesus berseru 'Allah-Ku' dan bukan 'Bapa-Ku.' Yangmana kata ganti milik ['Ku'] adalah penting. Meskipun Allah berpaling dari Dia dan meninggalkan Dia, Ia berseru kepada-Nya dan berpegang teguh pada-Nya sebagai Allah-Nya. Di sini kesempurnaan ilahi Yesus muncul. Dia adalah Anak Domba tanpa cacat meskipun Dia dibuat dosa dan kutuk dalam jam pengorbanan-Nya” (R. C. H. Lenski, Ph.D., The Interpretation of St. Matthew’s Gospel, Augsburg Publishing House, edisi 1964, hlm. 1119-1120).

Dr. Rice berkata, “Kemudian dalam cara yang luar biasa, Yesus Kristus menanggung dosa dunia dan menderita sebagai seorang berdosa” (Rice, ibid., hlm. 31). Rasul Paulus berkata,

“Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci” (I Korintus 15:3).

Rasul Petrus berkata,

“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh”
      (I Petrus 2:24).

Yesus telah mati menggantikan kita, membayar penghukuman atas dosa-dosa kita, “menjadi kutuk karena kita” (Galatia 3:13).

Yesus mengasihi kita sehingga Ia mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita dari dosa dan Neraka. Kasih seperti itu menuntut iman kita dan kasih kepada Dia. Dr. Watts berkata, “Kasih yang begitu luar biasa, begitu ilahi, Menuntut jiwa saya, hidup saya, seluruh kehidupan saya.” Berpalinglah kepada Yesus dan percayalah kepada Dia. Ia akan menyelamatkan Anda dari hukuman dosa.

Ia tidak memerintah di atas tahta gading,
   Ia mati di atas kayu salib di Calvari
Bagi orang-orang berdosa di sana Ia menanggung dosa mereka
   Dan Ia memulai kerajaan-Nya dari kayu salib.
Salib kasar menjadi tahta-Nya,
   Kerajaan-Nya ada di dalam hati;
Ia menuliskan kasih-Nya dalam darah,
   Dan mengenakan mahkota duri di kepala-Nya.

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia.”

You may email Dr. Hymers at rlhymersjr@sbcglobal.net, (Click Here) – or you may
write to him at P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015. Or phone him at (818)352-0452.

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Markus 15:24-34.
Persembahan Pujian Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“A Crown of Thorns” (oleh Ira F. Stanphill, 1914-1993).


GARIS BESAR KHOTBAH

ALLAH MENINGGALKAN SANG JURUSELAMAT

(THE GOD-FORSAKEN SAVIOUR)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

“Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).

(Yohanes 18:3; Matius 26:57; Yesaya 50:6;
Matius 27:22, 24, 29, 36, 40, 42)

I.   Pertama, seruan Yesus dari kayu salib menggenapkan nubuatan Perjanjian Lama, Mazmur 22:1, 18, 16; Zakharia 12:10.

II.  Kedua, seruan Yesus dari kayu salib dalam beberapa ukuran menggambarkan penderitaan orang berdosa di Neraka, Lukas 16:24; I Korintus 2:14; Matius 27:4; Matius 25:41; Markus 9:44; Lukas 16:23.

III. Ketiga, seruan Yesus dari kayu salib menunjukkan bahwa Ia mati untuk menebus dosa manusia, I Korintus 15:3; I Petrus 2:24; Galatia 3:13.