Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




SEMANGAT YESUS – TELADAN AGUNG KITA!

(THE ZEAL OF JESUS – OUR GREAT EXAMPLE!)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Kebaktian Sabtu Malam, 30 Juli 2011

“Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku” (Yohanes 2:17).


Ketika Yesus tiba di Yerusalam kota itu dipadati dengan orang banyak. Mereka datang ke sana untuk merayakan paskah. Ia pergi ke Bait Suci dan melihat para pedagag dan penukar-penukar uang duduk di sana. Mereka menjual lembu, kambing domba dan merpati untuk digunakan sebagai persembahan korban. Ia melihat penukar-penukar uang sedang melakukan bisnis dan meraup keuntungan besar di halaman Bait Suci itu. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci,

“Ia berkata: Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan”  (Yohanes 2:16).

Kemudian para Murid mengingat apa yang telah dinubuatkan dalam Mazmur 69:9, “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku” (Yohanes 2:17). Itu dapat diterjemahkan dengan, “Semangat untuk rumah-Mu menghanguskanku.” Kata Yunani yang diterjemahkan “cinta” [dalam Alkitab bahasa Indonesia] di sini berarti “kegairahan, semangat.” Kata ini berasal dari akar kata yang berarti, “menjadi panas, bersungguh-sungguh.”

Alkitab berkata bahwa Kristus telah meninggalkan “teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya” (I Petrus 2:21). Yesus bersemangat, bersungguh-sungguh, panas dan bergairah untuk “keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup” (I Timotius 3:15). Kita harus “rajin berbuat baik” (Titus 2:14) dalam “jemaat dari Allah yang hidup.”

I. Pertama, berkhotbah harus dengan semangat.

Kita mendapatkan gagasan bahwa Yesus berkhotbah dengan suara sangat lembut dari film-film Hollywood. Namun sedikit akal sehat menunjukkan bahwa ini tentulah tidak benar. Ia berkhotbah kepada ribuan orang pada saat yang sama. Bagaimana Ia dapat berkhotbah kepada begitu banyak orang tanpa suara meninggi-Nya? Dalam Yohanes 7:37 kita membaca,

“Yesus berdiri dan berseru: Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!” (Yohanes 7:37).

Ia “berseru.” Kata Yunani untuk kata ini berarti “berteriak, berteriak-teriak sampai parau, atau berteriak dengan amat sangat” (George Ricker Berry); “memekik, memanggil dengan lantang, menjerit, berteriak” (Strong). Seorang Puritan William Perkins (1558-1602) berkata, “Dalam eksposisi doktrin dalam suatu khotbah harus menjadi lebih lembut, namun dalam mendorong harus lebih sungguh-sungguh dan lebih semangat” (William Perkins, The Art of Prophesying, The Banner of Truth Trust, 2002 reprint, hlm. 75). Dr. John R. Rice berkata,

Masalah terbesar dari gereja-gereja adalah masalah pengkhotbah… Para pengkhotbah tidak memiliki api illahi, semangat Kristus, keberanian Yohanes Pembaptis, urgensi Paulus, anugerah kuasa Roh Kudus yang akan membakar jemaat-jemaat Allah… Apa yang kita semua butuhkan dan harus miliki jika kita ingin diperkenan oleh Allah dan melakukan pekerjaan-Nya dengan efektif adalah api dari sorga, api di dalam tulang-tulang kita yang Yeremia miliki… Kita membutuhkan Firman Allah untuk membakar hati kita, seperti api di dalam tulang-tulang kita, sehingga kita tidak dapat tahan (John R. Rice, D.D., The Soul Winner’s Fire, Sword of the Lord Publishers, 1969, hlm. 53-54).

Amin! Dan amin!

Dr. Martyn Lloyd-Jones sering diingat melalui khotbah ekspositorinya. Ini karena kebanyakan dari buku-bukunya berasal dari khotbah-khotbah paginya, yang disampaikan bagi orang-orang Kristen. Hanya beberapa dari khotbah penginjilan yang disampaikannya pada kebaktian malam yang dicetak. Namun jika Anda mendengarkan kaset-kaset dari khotbah-khotbahnya yang ia sampaikan pada kebaktian malam Anda akan mendengar contoh yang baik tentang apa yang seharusnya dilakukan dalam berkhotbah. Jauh lebih banyak orang datang untuk mendengar dia berkhotbah pada kebaktian Minggu malam dari pada Minggu pagi. Ketika berbicara tentang seorang pengkhotbah yang tidak disebutkan namanya Dr. Lloyd-Jones berkata, “Tidak ada semangat, tidak ada antusiaisme… Seluruh sikapnya kelihatan tidak memihak, akademis dan formal… Di mana semangat dalam berkhotbah yang selalu mengkharakteristik para pengkhotbah besar di masa lalu? Mengapa para pengkhotbah masa kini tidak menggerakkan seperti yang begitu sering ada pada para pengkhotbah besar di masa lalu? … Bagaimana berkhotbah? Ini adalah teologi dalam api… Khotbah adalah teologi yang sedang membawa seseorang ke atas api” (D. Martyn Lloyd-Jones, M.D., Preaching and Preachers, Zondervan Publishing House, 1981, hlm. 88, 90, 97). Amin! Dan amin!

Saya sekarang telah berumur tujuh puluh tahun. Saya harus berjalan setengah jam, dan berenang selama setengah jam lainnya setiap hari, dan tidak makan daging merah lebih dari dua tahun sekali – untuk menjaga kondisi untuk berkhotbah. Saya harus menghabiskan banyak waktu dalam pembelajaran saya, dan doa dan membaca – untuk menjaga kondisi untuk berkhotbah. Anda tidak dapat melihatnya dengan membaca manuskrip-manuskrip khotbah ini, namun ketika khotbah-khotbah ini dikhotbahkan, ini dikhotbahkan dengan penuh semangat. Saya mengkhotbahkannya dalam bahasa Inggris, kemudian Mr. Song menerjemahkannya ke dalam bahasa Mandarin, kemudian Mr. Mencia menerjemahkannya ke dalam bahasa Spanyol – kemudian kembali ke saya. Khotbah-khotbah ini, dengan dua terjemahan, selesai sekitar lima puluh menit. Itu akan sangat membosankan kecuali bila kami bertiga mencurahkan hati kami dengan semangat penginjilan, bahkan berkhotbah dengan “penuh semangat” pada saat yang sama – seperti yang dinasehatkan oleh William Perkins!

Tadi malam istri saya, putra saya dan salah satu pemuda di gereja kami menonton video Dr. W. A. Criswell yang sedang menyampaikan khotbahnya di First Baptist Church of Dallas, Texas pada tanggal 9 Juni 1985. Dr. Charles Stanley yang menjabat sebagai presiden dari Konvesi Baptis Selatan berada di platform. Dr. Paige Patterson, yang sekarang adalah presiden dari Southwestern Baptist Theological Seminary, membacakan warta. Paduan suara yang luar biasa mempersembahkan pujian dan doa.

Ini bukan kebaktian karismatik atau “emerging church.” Ini adalah kebaktian gereja Baptis model lama. Namun ada sesuatu di sana yang tidak ada lagi dalam banyak gereja kita hari ini. Ini sungguh menggairahkan! Jemaat di First Baptist memberikan tepukan tangan empat kali sebelum Dr. Criswell mulai mengkhotbahkan khotbah yang berjudul “Ketanpasalahan Kitab Suci.” Mereka memberikan tepuk tangan tiga kali pada saat khotbah sedang disampaikan sebagai tanda mengaminkan apa yang disampaikan oleh Dr. Criswell. Berkhotbah harus menggentarkan, menggairahkan dan penuh semangat. Ketika saya menonton itu saya berpikir, “Marilah kita tidak pernah malu bertepuk tangan untuk kebenaran! Marilah kita tidak pernah malu menunjukkan semangat kita untuk Tuhan!” Ya, orang-orang bertepuk tangan mengaminkan khotbah-khotbah saya. Mengapa tidak? Jika ini cukup baik bagi Dr. Criswell, ini cukup baik juga bagi saya! Namun tidak peduli bagaimana bersemangatnya kita dalam berkhotbah, atau betapa antusiasnya kita, itu tidak akan memiliki dampak kekal bagi orang-orang terhilang kecuali bila Allah mengintervensi dan memberkati khotbah-khotbah itu.

“Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku” (Yohanes 2:17).

Yang mana ini membawa kita kepada poin kita selanjutnya.

II. Kedua, doa-doa harus dipanjatkan dengan semangat.

Betapa semangatnya orang-orang Kristen mula-mula berdoa! Misalnya, kita membaca dalam Kisah Rasul 4:24,

“berserulah mereka bersama-sama kepada Allah”
       (Kisah Rasul 4:24).

Catat bahwa “berserulah mereka bersama-sama kepada Allah.” Kata Yunani-nya berarti bahwa mereka menaikan suara mereka, dan berdoa dengan keras. Kemudian perhatikanlah bahwa ayat ini mengatakan, “berserulah mereka bersama-sama kepada Allah.” Banyak ahli tafsir Alkitab tidak tahu apa yang membuat demikian! Hanya Charles John Ellicott nampak menafsir apa maksudnya ini. Itu hampir dipastikan seperti yang saya pikirkan bahwa salah satu dari mereka “menaikan” suaranya dan yang lainnya bersama-sama “mengaminkan” dia. Perhatikanlah bahwa satu-satunya hal mereka berdoa untuk “berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu” (Kisah Rasul 4:29). Itu adalah satu-satunya permohonan dalam doa mereka. Mungkin, juga, ketika seseorang memimpin doa, mereka semua berdoa dengan keras pada saat yang sama dengan permohonan yang sama. Ini nampak terimplikasi dalam ayat 24, “bersama-sama” [atau dalam KJV “dengan satu permohonan”]. Ini kadang-kadang terjadi pada masa kebangunan rohani, seperti misalnya kebangunan rohani bagi orang-orang Korea pada tahun 1910. Saya pernah menyaksikan ini dalam satu kebangunan rohani di mana saya berada di sana, di sebuah gereja Baptis Tionghoa. Kita semua harus berdoa dengan semangat agar Allah memakai khotbah untuk mempertobatkan orang-orang terhilang! Mari kita berdoa dengan semangat, seperti yang Yesus lakukan di Taman Getsemani.

“Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa
       (Lukas 22:44).

“Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku” (Yohanes 2:17).

III. Ketiga, memuji Tuhan harus dengan semangat.

Mazmur 81:1 berkata, “Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita, bersorak-soraklah bagi Allah Yakub.” Jika pujian tidak dilakukan dengan semangat, maka hati orang-orang terhilang tidak akan digerakkan. Jika pujian dinyanyikan dengan formal dan lemah, saya tidak berpikir itu diperkenan Allah. Saya percaya bahwa satu-satunya pujian yang baik dinyanyikan dengan lantang, dengan semangat! “Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita, bersorak-soraklah bagi Allah Yakub” (Mazmur 81:1). Dr. John R. Rice berkata, “Menyedihkan gereja-gereja kita tidak memiliki musik yang dipenuhi oleh Roh dan memperkaya hati, sehingga biasanya sedikit membantuk memenangkan jiwa” (John R. Rice, D.D., Why Our Churches Do Not Win Souls, Sword of the Lord Publishers, 1966, hlm. 126).

Marilah kita menyanyi dengan lantang, menyanyikan setiap pujian dengan semangat – dalam setiap ibadah, untuk kemuliaan Allah. “Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita, bersorak-soraklah bagi Allah Yakub”!!!

IV. Keempat, harus ada semangat luar biasa demi orang-orang
terhilang ketika mereka dibawa masuk ke dalam ibadah kita.

Menyedihkan, kita sering menemukan apa yang Daud katakan di dalam gereja-gereja kita,

“Pandanglah ke kanan dan lihatlah, tidak ada seorangpun yang menghiraukan aku; tempat pelarian bagiku telah hilang, tidak ada seorangpun yang mencari aku” (Mazmur 142:4).

Seorang terhilang dapat pergi ke gereja seperti itu dan menemukan bahwa para anggota gereja hanya tertarik pada diri mereka sendiri. Mereka memiliki tempat-tempat spesial mereka sendiri untuk duduk. Mereka tidak pernah belajar bersikap hangat dan ramah dengan orang-orang baru. Mereka mungkin berjabat tangan dengan mereka dan berbicara sedikit, namun mereka berbicara dengan tindakan mereka bahwa mereka tidak benar-benar perduli. “Tidak ada seorangpun yang peduli terhadap jiwaku.” Oh, marilah kita menjadi bersemangat, bersungguh-sungguh, dan bergairah dalam memperhatikan orang-orang terhilang ketika mereka datang dalam ibadah kita! Mari lupakan diri kita sendiri dan hanya pikirkan bagaimana memperhatikan mereka, dan menolong mereka untuk merasa di gereja kita seperti rumah sendiri! Marilah kita seperti Yesus, yang selalu mencari orang-orang terhilang. “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19:10). Kiranya ini dikatakan tentang kita, ketika ini dikatakan tentang Dia.

“Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku” (Yohanes 2:17).

Mari kita berdiri dan menyanyikan pujian nomer 6 pada lembaran lagu Anda.

Tolonglah yang sedang binasa, Pedulikan yang sedang sekarat,
   Renggut mereka dari dosa dan kubur;
Menangis atas keadaan berdosa mereka, mengangkat yang telah jatuh,
   Ceritakan mereka tentang Yesus untuk diselamatkan.
Tolonglah yang sedang binasa, Pedulikan yang sedang sekarat,
   Yesus penuh murah hati, Yesus akan menyelamatkan
(“Rescue the Perishing” oleh Fanny J. Crosby, 1820-1915)

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah Dr Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik di “Khotbah Indonesia.”

You may email Dr. Hymers at rlhymersjr@sbcglobal.net, (Click Here)
or you may write to him at P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015.
Or phone him at (818)352-0452.


GARIS BESAR KHOTBAH

SEMANGAT YESUS – TELADAN AGUNG KITA!

(THE ZEAL OF JESUS – OUR GREAT EXAMPLE!)

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

“Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku” (Yohanes 2:17).

(Yohanes 2:16; Mazmur 69:9; I Petrus 2:21;
I Timotius 3:15; Titus 2:14)

I.   Pertama, berkhotbah harus dengan semangat, Yohanes 7:37.

II.  Kedua, doa-doa harus dipanjatkan dengan semangat, Kisah Rasul 4:24, 29;
Lukas 22:44.

III. Ketiga, memuji Tuhan harus dengan semangat, Mazmur 81:1.

IV. Keempat, harus ada semangat luar biasa demi orang-orang terhilang
ketika mereka dibawa masuk ke dalam ibadah kita, Mazmur 142:4;
Lukas 19:10.