Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




TIGA BUKTI KEBANGKITAN KRISTUS

(THREE PROOFS OF CHRIST’S RESURRECTION )

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Kebaktian Minggu Pagi, 18 April 2010

“Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatupun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil” (Kisah Rasul 26:26).


Dalam Kisah Rasul pasal 26 ini Lukas mencatat tentang kesaksian pertobatan Paulus untuk yang ketiga kalinya. Alasan Lukas memberikan catatan ini sebanyak tiga kali sangatlah mudah untuk difahami. Selain dari kematian dan kebangkitan Kristus, tidak ada peristiwa dalam sejarah kekristenan yang lebih penting daripada konversi atau pertobatan Rasul Paulus.

Paulus telah ditangkap karena ia memberitakan,

“…tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup”
       (Kisah Rasuk 25:19).

Dan sekarang Paulus berdiri, dengan tangannya yang dibelenggu, di hadapan Raja Agripa. Agripa sendiri adalah seorang Yahudi. Sehingga Paulus membela bahwa apa yang ia beritakan didasarkan pada nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama berhubungan dengan kebangkitan Kristus. Paulus juga membela dirinya sendiri dengan berkata bahwa Raja Agripa telah mengetahui tentang penyaliban dan kebangkitan Kristus itu. Penyaliban dan kebangkitan yang terjadi hampir tiga puluh tahun sebelumnya. Setiap orang Yahudi tahu tentang hal itu, termasuk Raja Agripa. Sehingga Paulus berkata,

“…Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatupun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil”
      
 (Kisah Rasul 26:26).

“Perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil.” Itulah ungkapan bahasa Yunani umum tentang hari itu. Tafsiran Alkitab Dr. Gaebelein mengatakan,

Pelayanan Yesus di Palestina secara luas telah diketahui, dan Agripa seharusnya pernah mendengarnya. Kematian Yesus dan kebangkitan-Nya telah memiliki cukup bukti, dan Injil Kristen telah diberitakan selama tiga dekade. Tentu saja raja tahu tentang semua hal ini, ”karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil” (The Expositor’s Bible Commentary, Frank E. Gaebelein, D.D., General Editor, Zondervan Publishing House, 1981, volume 9, hal. 554; catatan untuk Kisah Rasul 26:25-27).

Banyak orang hari ini berpikir bahwa kebangkitan Kristus adalah suatu peristiwa tidak jelas yang hanya diketahui oleh para nelayan tidak berpendidikan. Tetapi tidak ada yang menyangkal kebenaran ini! Kebangkitan Kristus telah diketahui oleh setiap orang Yahudi di Israel, dan telah dibicarakan atau diberitakan ke seluruh wilayah Romawi selama hampir tiga puluh tahun! Kebangkitan Kristus tidak tersembunyi atau bukan lagi rahasia pada waktu itu!

“Karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil”
       (Kisah Rasul 26:26).

Dr. Lenski berkata,

Semua yang dikatakan tentang Yesus telah tersebar bahkan sampai ke ibu kota negara, dan Sanhedrin dan [Gubernur Roma] Pilatus terlibat, dan Yesus adalah tokoh nasional, yang ketenarannya bahkan telah memenuhi daerah sekitarnya. "Tidak terjadi di tempat yang terpencil" ... itu bukan masalah kecil yang tidak jelas sehingga tidak ada orang yang tidak tahu apa-apa tentang peristiwa itu, tetapi itu adalah peristiwa yang sangat besar dan penting, sehingga publik dan masyarakat luas, bahkan [Raja] Agripa pun seharusnya memberikan perhatian penuh tentang masalah itu (R. C. H. Lenski, D.D., The Interpretation of the Acts of the Apostles, Augsburg Publishing House, 1961 edition, hal. 1053; catatan untuk Kisah Rasul 26:26).

“Karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil”
      (Kisah Rasul 26:26).

Para musuh Kristus selama tiga decade telah mencoba untuk membuktikan bahwa Ia tidak bangkit dari antara orang mati. Namun mereka gagal. Tidak perduli seberapa keras mereka telah mencoba, para musuh itu telah gagal membuktikan bahwa Yesus mati dan tidak pernah bangkit setelah Ia disalibkan. Sebelum waktu Rasul Paulus berkata kepada Raja Agripa, ribuan orang Yahudi, dan puluhan ribu orang Yunani, sedang memberitakan, “Kristus yang telah bangkit dari antara orang mati.”

Kebangkitan Kristus adalah dasar dari Kekristenan. Jika tubuh Yesus tidak bangkit dari kubur, tidak ada dasar untuk iman Kristen. Rasul Paulus sendiri berkata,

“Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu”
       (I Korintus 15:14).

Tidak heran musuh-musuh Kristus telah mencoba sedemikian kerasnya untuk menolak kebangkitan-Nya! Namun mereka semua gagal. Saya tidak setuju dengan Greg Laurie tentang beberapa pemikirannya, namun saya setuju dengan dia ketika ia berbicara tentang kebangkitan Kristus. Greg Laurie memberikan tiga alasan mengapa musuh-musuh Kristus gagal – tiga bukti untuk kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati (Greg Laurie, Why the Resurrection? Tyndale House Publishers, 2004, hal. 13-24). Saya akan menyadur ketiga hal tersebut.

“Karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil”
       (Kisah Rasul 26:26).

I. Pertama, kubur kosong.

Bukti pertama kebangkitan Yesus adalah kubur kosong. Fakta bahwa kubur Yesus telah kosong tiga hari setelah Ia mati adalah salah satu bukti agung dari kebangkitan-Nya. Semua penulis empat Injil sepenuhnya sepakat bahwa kubur Kristus telah kosong tiga hari setelah Ia mati. Banyak saksi mata lainnya yang juga menguatkan tentang fakta kubur kosong itu.

Serangan tertua terhadap kebangkitan Kristus adalah bahwa katanya seseorang telah mencuri tubuh Yesus. Para imam kepala

“…memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur….Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini” (Matius 28:12-15).

Namun argumen ini tidak meyakinkan banyak orang. Akal sehat akan mengatakan bahwa Murid-murid tidak mungkin mencuri tubuh-Nya dan berpura-pura Dia dibangkitkan. Tiga hari sebelumnya Murid-murid telah melarikan diri demi menyelamatkan hidup mereka ketika Yesus Kristus ditangkap dan disalibkan. Sehingga sangatlah tidak mungkin bila orang-orang yang sedang ketakutan ini memiliki keberanian untuk mencuri tubuh Yesus – dan kemudian mulai dengan berani mengkhotbahkan atau memberitakan bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati – dengan taruhannya adalah nyawa mereka! Tidak, itu adalah argumentasi yang sangat tidak mungkin! Itu sama sekali tidak sesuai dengan fakta sebenarnya. Para murid bersembunyi dalam ruangan dengan semua pintu terkunci, “karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi” (Yohanes 20:19). Mereka sangat ketakutan. Mereka sebelumnya tidak percaya bahwa Ia telah bangkit kembali. Tak seoranpun dari pengikut Kristus memiliki iman dan keberanian untuk melawan pemerintahan Romawi dan mencuri tubuh Yesus. Itu adalah fakta psikologis yang tidak dapat diabaikan.

Tersangka lainnya yang dapat dituduh sebagai orang yang mencuri tubuh Kristus adalah musuh-musuh-Nya. Masalah dengan teori itu adalah bahwa musuh-musuh Kristus tidak memiliki motif untuk merampok makam itu. Para iman kepala dan para pemimpin agama mengharapkan Kristus mati karena Ia mengancam sistim relijius dan hidup mereka. Hal terakhir yang orang-orang ini inginkan adalah agar orang-orang jangan sampai berpikir bahwa Kristus hidup kembali! Itulah sebabnya mengapa para pemimpin agama ini berusaha keras untuk menyingkirkan fakta kebangkitan-Nya. Injil Matius menjelaskan kepada kita bahwa mereka mendatangi gubernur Romawi, Pontius Pilatus,

“dan mereka berkata: Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama” (Matius 27:63-64).

Pilatus memberikan kepada mereka para penjaga untuk menjaga “kubur itu sebaik-baiknya” – menempatkan para penjaga itu di sana untuk menjaga kubur itu dengan seketat mungkin (Matius 27:65). Sehingga mereka memeteraikan kubur itu dan menempatkan para prajurit untuk menjaga kubur itu (Matius 27:66). Anehnya, tampaknya bahwa imam-imam kepala dan pemimpin agama itu memiliki keyakinan lebih dalam kebangkitan Kristus dari pada Murid-murid-Nya sendiri!

Kenyataannya adalah bahwa para pemimpin agama mengambil langkah-langkah ekstrem untuk menjaga tubuh Kristus agar tidak dicuri. Mereka ingin membuktikan bahwa janji-janji Kristus untuk bangkit dari antara orang mati itu adalah suatu kebohongan belaka. Para pemimpin agama itu melalukan apapun agar mereka dapat menyingkirkan berita-berita yang tersiar bahwa Kristus telah bangkit dari antara orang mati. Mencuri tubuh itu akan menjadi hal terakhir yang akan diisukan oleh musuh-musuh-Nya. Namun jika mereka yang telah mencuri tubuh itu, tidak diragukan lagi justru merekalah yang menyebabkan para Murid mulai memberitakan kebangkitan-Nya. Namun musuh-musuh Kristus tidak mungkin mencuri tubuh Yesus dan menunjukkannya. Mengapa? Sederhana saja karena mereka memang tidak memiliki tubuh itu untuk ditunjukkan! Kubur itu kosong! Kristus telah bangkit dari antara orang mati!

“Karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil”
       (Kisah Rasul 26:26).

Kubur kosong adalah bukti pertama tentang kebangkitan Kristus dari antara orang mati, namun masih ada bukti yang lain lagi!

II. Kedua, kesaksian para saksi mata.

Ketika Yesus disalibkan, para Murid-Nya tidak lagi memiliki pengharapan. Iman mereka telah hancur. Mereka tidak memiliki pengharapan untuk melihat Dia hidup kembali. Kemudian Yesus datang,

“berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Damai sejahtera bagi kamu!’” (Yohanes 20:19).

Para Murid melihat Dia hidup kembali lagi dan lagi.

“Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah” (Kisah Rasul 1:3).

Rasul Paulus berkata bahwa Kristus bangkit adalah,

“bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas [Petrus] dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya” (I Korintus 15:5-8).

Dr. John R. Rice berkata,

Pertimbangkan betapa banyaknya saksi mata dari ratusan orang yang telah melihat Yesus setelah kebangkitan-Nya, sebagian dari mereka berulangkali menyaksikannya sepanjang perjalanan waktu empat puluh hari'! [Kis. 1:3]. Aturan Alkitab adalah "di mulut dua atau tiga orang saksi." Di sini ada ratusan saksi.. Banyak orang telah dihukum mati atas keterangan satu atau dua saksi mata.
      Hanya dua belas mulut diperlukan untuk menyetujui juri untuk menyelesaikan kasus penting. Di sini ratusan saksi mata setuju bahwa Yesus bangkit dari kematian. Tidak satu orang pun yang pernah muncul untuk mengatakan bahwa mereka telah melihat mayat-Nya setelah hari ketiga, atau tidak ada satu bukti pun yang bertentangan.
      Kesaksian dari para saksi - saksi mata, saksi yang telah melihat Juruselamat, menyentuh-Nya, merasakan bekas paku di tangan dan kaki-Nya, melihat-Nya makan, bersekutu dengan-Nya selama empat puluh hari – itu adalah kesaksian yang lebih kuat daripada beberapa bukti kasus yang diperlukan di hadapan Mahkamah Agung Amerika Serikat atau di hadapan pengadilan lain di dunia ... Buktinya sangat banyak sehingga hanya mereka yang tidak mau percaya dan tidak mau memeriksa bukti itu yang menolaknya. Tidak heran bahwa Alkitab menyatakan bahwa Yesus "menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup," Kis. 1:3 (John R. Rice, D.D., The Resurrection of Jesus Christ, Sword of the Lord Publishers, 1953, hal. 49-50).

“Karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil”
       (Kisah Rasul 26:26).

Kubur kosong, dan ratusan saksi mata, adalah bukti kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Namun masih ada lagi bukti yang lain.

III. Ketiga, kemartiran para Rasul.

Jika kebangkitan adalah suatu kebohongan mengapa setiap Rasul rela menderita demi memberitakan berita itu? Para Rasul tidak hanya terus memberitakan kebangkitan Kristus, mereka bahkan rela mati dari pada menyangkal kebenaran itu! Sebagaimana yang kita baca dalam sejarah gereja kita menemukan setiap Rasul [tanpa kecuali Yohanes – yang disiksa dan dibuang] mati dengan cara yang sangat mengerikan karena mereka memberitakan bahwa Kristus telah bangkit dari antara orang mati. Dr. D. James Kennedy berkata,

      Ini adalah fakta sangat penting. Dalam sejarah psikologi itu belum pernah diketahui bahwa seseorang bersedia menyerahkan hidupnya untuk apa yang ia tahu sebagai suatu kebohongan. Saya dulu bertanya-tanya mengapa Allah mengijinkan para rasul dan semua orang Kristen mula-mula mengalami penderitaan seperti itu, penyiksaan yang luar biasa, penganiayaan yang luar biasa… kita memiliki kesetiaan, karakter, penderitaan, dan kematian dari para saksi mata ini, kebanyakan dari mereka memeteraikan kesaksian mereka dengan darah mereka… Paul Little berkata, “Orang-orang ini mau mati untuk apa yang mereka percaya sebagai kebenaran… Mereka, bagaimanapun, tidak mati untuk apa yang mereka tahu adalah suatu kebohongan” (D. James Kennedy, Ph.D., Why I Believe, Thomas Nelson Publishers, 2005 edition, hal. 47).

Orang-orang ini mati karena mereka berkata bahwa mereka adalah saksi kebangkitan Kristus dari antara orang mati:

Yakubus anak Zebedius dipenggal kepalanya.
  Matius dipenggal kepalanya.
     Yakobus saudara Tuhan, dilemparkan dari atas atap Bait
       Suci, dan kemudian disesah sampai mati.
        Matias dirajam batu dan dipenggal kepalanya.
           Andreas disalibkan.
              Markus diseret sampai mati.
                 Petrus disalibkan dengan kepala di bawah.
                    Paulus dipenggal kepalanya.
                       Yudas disalibkan.
                          Bartholomeus disesah dan disalibkan.
                             Lukas digantung pada sebuah pohon zaitun.
                                Yohanes dimasukkan ke dalam bejana berisi minyak
                                  mendidih dan dibuang ke pulau Patmos.
                                    Thomas ditombak dan dilemparkan ke tungku perapian.
(The New Foxe’s Book of Martyrs, Bridge-Logos Publishers,
   1997, hal. 5-10). Greg Laurie, Why the Resurrection? Tyndale
      House Publishers, 2004, hal. 19-20).

Orang-orang itu melewati penderitaan yang sangat mengerikan, dan mati dengan cara yang sangat mengerikan, karena mereka berkata bahwa Kristus bangkit dari antara orang mati. Orang-orang ini tidak mati demi sesuatu yang mereka belum lihat! Orang-orang ini telah melihat Kristus setelah Ia bangkit dari kubur! Itulah sebabnya mengapa penderitaan dan kematian itu sendiri tidak dapat menghentikan mereka untuk memberitakan, “Kristus yang telah bangkit dari antara orang mati!”

Petrus melihat Dia di tepi pantai,
Makan bersama Dia di tepi pantai itu;
Yesus berkata, dengan bibirnya yang pernah mati,
“Petrus, apakah engkau mengasihi Aku?”
Ia yang telah mati bangkit kembali!
Ia yang telah mati bangkit kembali!
Kuasa maut dikalahkan –
Ia yang telah mati bangkit kembali!
   (“Alive Again” by Paul Rader, 1878-1938).

Orang-orang ini diubahkan dari ketidakpercayaan dan pengecut menjadi martir yang tak kenal takut – karena mereka telah melihat Kristus setelah Ia bangkit dari kubur!

Tomas telah melihat Dia di ruangan itu,
Memanggil Dia Guru dan Tuhan
Mencucukkan jarinya ke dalam
Lubang karena paku dan pedang itu.
Ia yang telah mati bangkit kembali!
Ia yang telah mati bangkit kembali!
Kuasa maut dikalahkan –
Ia yang telah mati bangkit kembali!
   (Paul Rader, ibid.).

Bagaimanapun saya berharap agar gereja-gereja kita mau belajar menyanyikan lagi lagu pujian yang ditulis oleh Paul Rader! Jika Anda menulis kepada saya dan memesannya saya akan mengirimkan kepada Anda musik itu. Tulislah kepada Dr. R. L. Hymers, Jr., P.O. Box 15308, Los Angeles, CA 90015 – dan pesan musik lagu pujian Paul Rader “Alive Again.”

Kita dapat menyimpulkan bahwa banyak bukti untuk kebangkitan Kristus, namun itu tidak akan meyakinkan Anda. Beberapa orang yang melihat Kristus setelah Ia bangkit dari antara orang mati saja masih “ragu” (Matius 28:17). Anda harus datang kepada Kristus dengan iman. Kristus sebelum berinkarnasi berkata,

“Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati”
       (Yeremia 29:13).

“Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan”
       (Roma 10:10).

Saya berjumpa dengan Kristus yang telah bangkit pada pukul 10:30 pagi, pada tanggal 28 September 1961 di aula Biola College (sekarang University) setelah mendengar khotbah Dr. Charles J. Woodbridge, yang telah meninggalkan Fuller Theological Seminary pada tahun 1957 karena liberalisme telah masuk ke seminari tersebut (lihat Harold Lindsell, Ph.D., The Battle for the Bible, Zondervan Publishing House, 1978 edition, hal. 111). Demikian juga Anda dapat mengetahui Kristus bangkit – jika Anda mau mengenal Dia dengan “berjuangh untuk masuk melalui pintu yang sesak itu” (Lukas 13:24). Ketika Anda datang kepada Kristus dosa-dosa Anda ditebus dan disucikan oleh darah-Nya – dan Anda dilahirkan-kembali oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Itulah doa saya kiranya Anda mau segera datang kepada Kristus! Amin.

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah-khotbah Dr. Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Klik on “Khotbah Indonesia.”

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Yohanes 20:24-31.
Pujian Solo Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“Alive Again” (by Paul Rader, 1878-1938).


GARIS BESAR KHOTBAH

TIGA BUKTI KEBANGKITAN KRISTUS

(THREE PROOFS OF CHRIST’S RESURRECTION )

oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.

“Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatupun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil” (Kisah Rasul 26:26).

(Kisah Rasul 25:19; I Korintus 15:14)

I.   Pertama, kubur kosong, Matius 28:12-15; Yohanes
20:19; Matius 27:63-64, 65, 66.

II.  Kedua, kesaksian para saksi mata, Yohanes 20:19;
Kisah Rasul 1:3; I Korintus 15:5-8.

IIII. Ketiga, kemartiran para Rasul, Matius 28:17; Yeremia
29:13; Roma 10:10; Lukas 13:24.