Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




BERSAMA DR. SUNG DI SEMINARI LIBERAL

(KHOTBAH TENTANG DR. JOHN SUNG)

(WITH DR. SUNG AT THE LIBERAL SEMINARY)
(SERMON #2 ON DR. JOHN SUNG)

Oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
Diterjemahkan Dr. Edi Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Sabtu Malam, 22 Juni 2009

“Supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya” (Efesus 1:6).


Belakangan ini saya mempelajari kehidupan Dr. John Sung, seorang penginjil China terbesar dari tahun 1930-an. Dalam studi saya tentang kehidupan Dr. Sung saya telah menemukan beberapa parallel, dan beberapa perbedaan antara kehidupannya dengan kehidupan saya yang saya pikir mungkin menarik perhatian para pembaca khotbah-khotbah saya, yang sekarang ini juga disajikan dalam manuskrip penuh dalam bahasa Mandarin, Indonesia, Korea, Jepang, Tagalog (Filipina), Arab, Rusia, Spanyol, Francis, Polandia dan Inggris dalam website saya di www.realconversion.com.

Kehidupan Awal

Ada beberapa perbedaan utama dalam kehidupan saya mula-mula dengan kehidupan Dr. Sung. Ia lahir dalam keluarga Kristen. Saya lahir dalam keluarga non Kristen. Ayah saya seorang salesman. Ayah Dr. Sung adalah seorang pendeta. Ayah Dr. Sung menginginkan dia menjadi seorang pendeta. Ayah saya tidak ingin saya menjadi seorang pendeta. Dr. Sung adalah mahasiswa yang brilian dari sejak mulanya, memperoleh gelar Ph.D. dalam 21 bulan ketika ia masih muda pada umur pertengahan dua puluh tahunan di universitas Amerika. Saya, di sisi lain, pernah mundur di tingkat SMU, dan kemudian berjuang menyelesaikannya di kelas malam, dan kemudian melanjutkan di Sekolah Alkitab, namun bertobat tepat sebelum tamat SMU. Dr. Sung selalu menjadi mahasiswa brilian. Ia menerima gelar Sarjananya dengan peringkat Cum Laude. Ia menerima gelar Magister dalam bidang kimia dalam 9 bulan, dan Ph.D. dalam bidang kimia dalam waktu 21 bulan. Saya adalah mahasiswa yang bodoh sampai setelah pertobatan saya. Saya pernah mundur dari SMU pada mulanya dan mula-mula saya juga pernah gagal di perguruan tinggi. Ia bertobat ketika ia kuliah di seminari, sementara saya bertobat sebelum saya masuk perguruan tingggi untuk ke dua kalinya. Saya bertobat melalui khotbah pada waktu kebaktian chapel yang disampaikan di Biola College oleh Dr. Charles J. Woodbridge pada 28 September 1961. Dr. Sung bertobat pada akhir tahun pertamanya di Union Theological Seminary di New York City.

Kehidupan di Seminari

Adalah ketika Dr. Sung studi di Union Seminary yaitu suatu seminari liberal yang memiliki beberapa persamaan dengan kehidupan saya. Saya telah dipanggil ke pelayanan sebelum saya bertobat, di First Baptist Church of Huntington Park, California. Seperti Dr. Sung, saya menjadi sangat tertarik dalam penginjilan dalam masyarakat Tionghoa pada periode ini. Setelah membaca buku tentang kehidupan James Hudson Taylor, dan The Journal of John Wesley, saya merasa bahwa Allah memanggil saya untuk menjadi seorang misionaris ke Taiwan atau Hongkong. Saya mulai belajar bahasa China pada permulaan tahun 1960-an, namun kemudian menghentikan studi saya untuk belajar bahasa China ketika saya mulai studi di Los Angeles City College. Pada awal Januari 1961 saya bergabung dengan First Chinese Baptist Church of Los Angeles. Saya memiliki skedul yang berat pada tahun-tahun studi saya ini, mengikuti kelas malam di perguruan tinggi, mengajar sekolah Minggu, berkhotbah setiap Minggu bagi anak-anak di Tunas Jemaat, dan mengikuti banyak jam dalam berbagai kebaktian lain di First Chinese Baptist Church. Saya juga bekerja full time pada siang harinya, sambil kuliah pada malam harinya. Dengan semua pekerjaan yang saya lakukan di gereja ini sungguh sulit mengatur skedulnya. Saya telah membaca buku yang direkomendasikan oleh candidate presiden Richard Nixon, yang berjudul The Power of Positive Thinking oleh Dr. Norman Vincent Peale. Saya tidak tahu pada waktu itu bahwa Dr. Peales adalah seorang liberal. Namun ada satu bab dari bukunya yang membuat kesan positif bagi saya. Dalam bab itu ia mengajak untuk menghafal Filipi 4:13 dan mengklaim janji di dalamnya,

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13).

Klaim janji atas ayat ini adalah titik balik dalam hidup saya. Saya merenungkan Filipi 4:13 setiap hari, dan janji itu menjadi begitu nyata bagi saya, seperti Kristus memberikan kekuatan kepada saya sampai akhirnya saya dapat melakukan studi dengan baik di perguruan tinggi, sambil bekerja secara full time di Division of Corporations of the State of California di ruang surat, dan ruang arsip; sambil mengambil penuh kelas malam, namun mengerjakan semua tugas itu di First Chinese Baptist Church pada setiap akhir pekan. Saya tamat dari Cal State L.A. musim semi tahun 1970.

First Chinese Baptist Church berafiliasi dengan Southern Baptist Convention. Saya diberitahu oleh orang-orang Southern Baptists bahwa saya harus melanjutkan ke seminari untuk dapat ditahbiskan. Walaupun tadinya saya telah diijinkan berkhotbah di First Southern Baptist Church of Huntington Park, California sejak September 1960, dan baru menyelesaikan gelar Sarjana saya sebelum tahun 1970, Southern Baptists tidak bisa menahbiskan saya kecuali saya menyelesaikan program Magister Divinitas selama tiga tahun di Seminari. Saya tidak cukup uang tabungan untuk sekolah yang lebih konservatif seperti Talbot School of Theology, fakultas teologi Biola, sehingga saya rasa satu-satunya pilihan yang harus saya ambil adalah melanjutkan kuliah di Golden Gate Baptist Theological Seminary, yang berlokasi di Mill Valley, di Marin County, sebelah selatan San Francisco. Saya tahu sekolah itu liberal namun para pemimpin First Chinese Baptist Church mengatakan bahwa itu tidak akan merugikan saya demi pendeta saya, Dr. Timothy Lin (yang pernah mengajar di Bob Jones University pada sekolah Pasacarjananya) yang telah memberikan kepada saya lebih dari melalui belajar di teologi konservatif dan Alkitab pada tahun-tahun kuliah saya di bawah dia di gereja Cina.

Mereka bermaksud mengirim saya ke Golden Gate Seminary, walaupun itu bukanlah nasehat terbaik. Saya hampir saja meninggalkan pelayanan sebagai hasil langsung studi saya di seminari itu, yang sangat ekstim liberal pada waktu itu (walaupun hari ini lebih konservatif). Namun ketika saya studi di Golden Gate seminari itu benar-benar liberal ekstrim, sangat mirip dengan Union Theological Seminary di New York ketika Dr. Sung studi di sana pada musim gugur tahun 1926. Union Seminary mengajar dari perspektif liberal yang sama seperti Golden Gate. Penulis biografi Dr. John Sung berkata tentang Union Seminary,

[John Sung] segera menemukan bahwa pendekatan terhadap Alkitab dan iman Kristen adalah dari segi pendekatan filosofi. Setiap masalah didiskusikan dalam terang akal manusia. Segala yang ada dalam Alkitab yang tidak sesuai dengan saintifik, ditolak dan dianggap sebagai kepercayaan yang tidak layak. Kisah dalam Kitab Kejadian tidak bersifat sejarah dan berisi kepercayaan dalam mujizat yang tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan. Sejarah Yesus dipresentasikan sebagai yang ideal kepada imitasi, sementara nilai penggantian penebusan dari kematian-Nya dan kebangkitan fisikal-Nya diingkari. Doa ditolak sebagai sesuatu yang tidak layak. Menentang pandangan itu dipandang sebagai obyek pelecehan dan cemoohan (Leslie T. Lyall, A Biography of John Sung: Flame of God in the Far East, 1965 edition, hal. 29-30).

Ini persis sama dengan pelajaran yang saya terima selama studi tiga tahun program Magister Divinitas di Golden Gate Seminary.

Di seminari, Dr. John Sung kehilangan iman yang ia telah diajarkan kepadanya pada masa kanak-kanak oleh ayahnya yang adalah seorang pendeta. Ia mulai belajar Budhisme dan Taoisme, dan berharap bahwa ajaran Lao-Tze dapat membawa damai sejahtera seperti yang ia cari. Ia menerjemahkan Tao Teh Ching karya Lao-Tze, dan menyampaikan presentasi makalahnya tentang filsuf ini untuk salah satu kelasnya. Ia bahkan ia mulai biasa meditasi dengan melafalkan kitab suci Budha di kamar asramanya, “berharap melalui penyangkalan diri ia memperoleh keselamatan dari apa yang dikatakan oleh Budha… Namun hatinya sendiri tetap dalam kegelapan” (Lyall, ibid., p. 31).

“Dalam keadaan pikiran ini ia berhubungan dengan teman China sekelasnya dan menjalin hubungan lebih mendalam dalam cinta. Namun pada kenyataannya ia sebenarnya telah bertunangan dengan seorang gadis pilihan ayahnya di China [yang menyebabkan ia memutuskan hubungan itu]. Ketegangan emosional yang disebabkan oleh masalah hubungan ini, dan ditambah dengan berbagai beban pikirannya, membuat hidup tak tertahankan. ‘Jiwaku,’ ia menulis, ‘mengembara di padang gurun. Aku tidak dapat tidur maupun makan… Hatiku dipenuhi dengan kegelisahan yang mendalam’” (Lyall, p. 31). Klik di sini untuk biografi terbaik dari Dr. Sung, “I Remember John Sung,” by Rev. William E. Schubert, atau kunjungi www.strategicpress.com.

Banyak perasaan dan pengalaman yang John Sung miliki di seminari liberal itu, yang saya juga rasakan pada tahun ketiga saya di Golden Gate. Saya pernah sepenuhnya sendiri, begitu depresi, dan dengan serius bermaksud meninggalkan pelayanan. Di dalam semua ini, perasaan saya pada poin itu sangat mirip dengan perasaan dan pengalaman John Sung.

Perubahan

Namun ada satu perbedaan utama. John Sung belum bertobat [pada waktu masuk seminari]. Sementara saya telah mengalami pertobatan sejati pada tanggal 28 Desember 1961, ketika saya mendengar sebuah khotbah yang disampaikan oleh hamba Tuhan yang luar biasa, Dr. Charles J. Woodbridge. Saya telah datang kepada Kristus, saya telah disucikan oleh Darah-Nya, dan dilahirkan kembali pada hari itu di Biola College, beberapa tahun sebelum saya masuk seminari.

Dalam keadaan depresi yang mendalam yang mirip, Dr. Sung berbalik kepada Kristus dan bertobat. Saya telah mengenal Kristus, namun saya begitu dicobai dan diuji oleh Iblis sehingga saya merasa bahwa saya tidak dapat masuk ke dalam pelayanan.

Kemudian pada suatu malam yang telah larut saya terbangun sekitar pukul dua dan satu ayat dalam Kitab Suci berputar-putar dalam ingatan saya,

“Supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya” (Efesus 1:6).

Saya bangun dari tempat tidur dan mencari ayat itu dalam konkordansi. Allah seperti berkata kepada saya, “Ini untuk kamu. Kamu ‘dikasihi-Nya.’ Kamu diterima oleh karena kamu ‘di dalam’ Anak terkasih-Ku, Yesus. Tidak ada yang lain yang mau menerimamu, selain Aku. Kamu diterima oleh-Ku karena kamu ada ‘di dalam’ Anak terkasih-Ku. ” Saya melompat, melempar selimut saya dan berlari keluar di tengah malam itu – naik ke sebuah bukit kecil di belakang seminari itu. Dari kejauhan, saya melihat lampu-lampu dari Golden Gate Bridge di sebelah Selatan dan Pegunungan Tamalpais di sebelah Barat. Angin yang dingin berhembus menerpa rambut saya, dan kelihatannya Tuhan berbicara lagi kepada saya. Ia berkata, “Sekarang kamu tidak akan berkhotbah untuk menyenangkan manusia lagi. Sekarang kamu akan berkhotbah untuk menyenangkan Aku. Sekarang kamu adalah pengkhotbah-Ku.” Tuhan juga mengatakan kepada saya bahwa saya tidak akan berhenti melakukan pekerjaan utama saya sampai saya tua. Saya kembali ke tempat tidur, dinginnya malam itu menembus tulang, namun mengetahui bahwa Tuhan telah memanggil saya untuk berkhotbah untuk yang kedua kalinya.

Saya tidak akan pernah menjadi seorang penginjil seperti Dr. John Sung, atau bahkan menjadi misionaris ke negara asing, seperti yang pernah saya harapkan. Saya sudah terlalu tua sekarang. Namun saya berdoa kiranya banyak orang lain di Asia Tenggara, dan seluruh dunia, mau mengambil manuskrip khotbah penginjilan saya ini dan mengkhotbahkannya kembali, menggantikan saya, mengkhotbahkan khotbah saya, melakukan apa yang saya ingin lakukan ketika saya masih berumur dua puluh tahun, pada tahun 1961.

Sekarang, inilah kata untuk anak-anak muda di sini pada malam ini: dalam Prakata untuk terbitan terbaru Extracts from the Diary of John Sung, Genesis, 2008, Rev. Hwa Young dari Malaysia berkata,

Empat puluh tahun yang lalu, saya telah melihat gereja-gereja di Asia bertumbuh baik dalam jumlah maupun keyakinan. Secara terus meningkat, saya rasa Tuhan memanggil kita untuk memainkan peran penting dalam tugas pemberitaan Kristus [ke seluruh dunia]. Namun jika gereja Asia begitu setia untuk tugas ini, perlu ada banyak orang yang mau mengambil hati apa yang James Denny katakan dan John Sung dengan begitu jelas fahami… Apa yang harus muncul adalah generasi baru orang-orang Kristen Asia, khususnya di antara para pemuda kita hari ini, yang tahu dengan jelas “bahwa dalam dunia yang jahat sekarang ini harus ada penolakan [penyangkalan diri] yang besar. Jika ada karier orang Kristen terbesar,” dan berani hidup menurut ini... khususnya ada di antara generasi yang lebih muda! Mungkin ini menjadi gerakan dari orang-orang yang tahu apa yang dimaksud dengan [penyangkalan diri] yang besar, yang akan memimpin karier banyak orang Kristen besar untuk kemajuan kerajaan Kristus dan kemulaan Allah (Rev. Hwa Young, The Journal Once Lost: Extracts from the Diary of John Sung, Genesis, 2008, hal. xiv-xv).

Penolakan dan penyangkalan diri mulai dengan pertobatan. Anda harus mengakui dosa-dosa Anda dan meninggalkannya untuk bertobat. John Sung adalah orang Kristen yang luar biasa. Ia memiliki pertobatan yang luar biasa karena ia memiliki penyangkalan diri yang luar biasa. Ia membuang medali-medali kesarjanaannya, dan kunci ke dalam perkumpulan para sarjana kelas dunia. Walaupun ia telah memiliki gelar Ph.D. dalam bidang kimia, ia mengabaikannya dan pergi memberitakan Injil kepada kaum miskin dan terpinggirkan di China dan Asia Tenggara. John Sung menolak kesenangan hidup yang ia dapat miliki. Bermalam-malam sebelum ia bertobat, Tuhan berkata kepada John Sung,

“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya?” (Markus 8:36).

Serahkan apapun dosa yang membelenggu Anda. Akuilah dosa-dosa Anda kepada Tuhan secara mendetail. Kiranya Roh Kudus mempertobatkan Anda dengan mendalam. Tolaklah dunia ini! Menyerahlah! Berikan Kristus tempat pertama dalam hidup Anda. Datanglah kepada Yesus Kristus dan biarlah dosa Anda disucikan oleh Darah-Nya. Kemudian hidup bagi Kristus dengan segenap hati dan jiwa dan hidupmu!

Marilah berdiri dan menyanyikan lagu lama dalam lembaran lagu.

Bukalah mata ku, sehingga aku melihat kebenaran yang Engkau berikan kepadaku;
Taruhlah di tanganku kunci yang ajaib Yang akan melepaskan dan membebaskan aku;
Dengan tenang kini ku menantikan Engkau, Tuhan ku, tuk melihat kehendak-Mu
Bukalah mata ku, terangilah aku, Roh Allah!

Bukalah telingaku, sehingga aku dapat mendengar Suara Kebenaran yang Engkau telah kirim dengan jernih
Dan sekalipun gelombang menulikan telingaku, Segala yang palsu
Dengan tenang kini ku menantikan Engkau, Tuhan ku, tuk melihat kehendak-Mu
Bukalah telinga ku, terangilah aku, Roh Allah!

Bukalah mulut ku, dan biarkan aku membawa, Dengan sukacita kehangatan kebenaran di mana-mana
Bukalah hati ku dan biarkan aku Mengasihi berbagi bersama anak-anak-Mu
Dengan tenang kini ku menantikan Engkau, Tuhan ku, tuk melihat kehendak-Mu
Bukalah hati ku, terangilah aku, Roh Allah!
   (“Open My Eyes, That I May See” by Clara H. Scott, 1841-1897).

Bacalah Markus 7:31-35. Lagu bait kedua.

“Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik” (Markus 7:31-35).

Nyanyikan refren – “Open my ears.”

Dengan tenang kini ku menantikan Engkau, Tuhan ku, tuk melihat kehendak-Mu
Bukalah mata ku, terangilah aku, Roh Allah!

Bacalah Markus 7:33 dengan lantang.

“Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu”
       (Markus 7:33).

Yesus memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu. Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Yesus tidak ada di sini melakukan ini sekarang, namun Ia mengirim Roh Kudus untuk melakukan itu sekarang. Ia harus membuka telinga Anda untuk mendengar. Ia harus mengendurkan dawai lidahmu untuk mengakui dosa-dosamu. Nyanyikan bagian referen, “Open my ears.”

Dengan tenang kini ku menantikan Engkau, Tuhan ku, tuk melihat kehendak-Mu
Bukalah telinga ku, terangilah aku, Roh Allah!

Bacalah Markus 7:37 dengan lantang,

“Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata” (Markus 7:37).

Yesus membuat orang tuli mendengar dan bisu dapat berbicara. Hari ini Ia melakukan ini oleh Roh Kudus. Mari kita baca Yohanes 16:7-11 dengan lantang,

“Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum” (Yohanes 16:7-11).

Nyanyikan refren, “Open my ears.”

Dengan tenang kini ku menantikan Engkau, Tuhan ku, tuk melihat kehendak-Mu
Bukalah telinga ku, terangilah aku, Roh Allah!

Nyanyikan “Open my heart.”

Dengan tenang kini ku menantikan Engkau, Tuhan ku, tuk melihat kehendak-Mu
Bukalah hati ku, terangilah aku, Roh Allah!

Anda dipersilahkan duduk kembali. Lihatlah Yohanes 16:7.

“Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yohanes 16:7).

Yesus mengirim Penghibur, Roh Kudus, untuk melakukan apa yang Ia pernah lakukan secara pribadi untuk membuka telinga orang yang tuli. “Jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”

“Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum” (Yohanes16:8-11).

Namun bagaimana Roh Kudus dapat disebut “Penghibur” jika Ia membuat Anda insaf dari dosa, kebenaran dan penghakiman? Karena Anda tidak akan pernah dihibur sampai Anda diinsafkan. Nyanyikan ini, “Open my heart.” Mari kita berdiri dan menyanyikannya.

Dengan tenang kini ku menantikan Engkau, Tuhan ku, tuk melihat kehendak-Mu
Bukalah hati ku, terangilah aku, Roh Allah!

Sekarang bacalah Yohanes 16:14-15.

“Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."” (Yohanes 16:14-15).

Kristus di sana dan memasukkan jari-Nya ke dalam telinga orang itu dan meraba lidahnya. Sekarang Roh Kudus “akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.” Nyanyikan “Open my heart,”

Dengan tenang kini ku menantikan Engkau, Tuhan ku, tuk melihat kehendak-Mu
Bukalah hati ku, terangilah aku, Roh Allah!

Itulah cara pertobatan terjadi. Roh Kudus membuka telinga Anda untuk mendengar apa yang dikhotbahkan. Berdoalah agar Dia melakukan itu (semua berdoa). “Open my ears.”

Dengan tenang kini ku menantikan Engkau, Tuhan ku, tuk melihat kehendak-Mu
Bukalah telinga ku, terangilah aku, Roh Allah!

Kemudian Roh Kudus menegur Anda. Ia menginsafkan akan dosa. Anda harus membuka mulut Anda dan mengakui dosa-dosa Anda. Alkitab berkata,

“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (I Yohanes 1:9).

“Open my heart.” Nyanyikanlah.

Dengan tenang kini ku menantikan Engkau, Tuhan ku, tuk melihat kehendak-Mu
Bukalah hati ku, terangilah aku, Roh Allah!

Baru setelah itu “Roh akan mengambil apa yang seharusnya [Kristus] lakukan dan membuat [Dia] dikenal oleh Anda.”

Dosa adalah apa yang menghalangi Anda dari Kristus. Anda harus mengakui dosa-dosa Anda dan bertobat. Nyanyikan Mazmur 139:23-24, “Selidikilah aku, ya Allah.” Halaman 667 dalam Scofield Bible.

“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal” (Mazmur 139:23-24).

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah-khotbah Dr. Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.comcom. Klik on “Khotbah Indonesia.”