Print Sermon

Tujuan dari situs ini adalah untuk menyediakan manuskrip dan video khotbah gratis kepada para pendeta dan misionaris di seluruh dunia, terutama Dunia Ketiga, di mana hanya ada sedikit sekolah seminari teologi atau sekolah Alkitab.

Naskah-naskah khotbah dan video ini diakses oleh sekitar 1,500,000 komputer di lebih dari 221 negara setiap tahunnya di www.sermonsfortheworld.com. Ratusan orang lainnya menyaksikan video di YouTube, tetapi mereka akan segera meninggalkan YouTube dan mengunjungi langsung ke website kami. Naskah-naskah khotbah ini disajikan dalam 46 bahasa kepada sekitar 120,000 komputer setiap bulannya. Naskah-naskah khotbah tidak dilindungi hak cipta. Jadi para pengkhotbah boleh menggunakannya tanpa seijin kami. Silahkan klik di sini untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan donasi setiap bulan untuk membantu kami dalam pekerjaan besar pemberitaan Injil ke seluruh dunia ini.

Kapanpun Anda menulis pesan untuk Dr. Hymers, selalu sebutkan kepada beliau negara di mana Anda tinggal. Surel Dr. Hymers adalah rlhymersjr@sbcglobal.net. .




MEMBUKA KOTAK HITAM DARWIN

(KHOTBAH #7 DARI KITAB KEJADIAN)

OPENING DARWIN’S BLACK BOX
(SERMON #7 ON THE BOOK OF GENESIS)

Oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
Diterjemahkan oleh Dr. Eddy Purwanto

Khotbah ini dikhotbahkan di Kebaktian Pagi, 29 Juli, 2007
di Baptist Tabernacle of Los Angeles

“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kejadian 1:26-27).


Saya baru membaca kembali buku Dr. Michael J. Behe yang berjudul, Darwin’s Black Box: The Biochemical Challenge to Evolution (The Free Press, 1996). Dr. Behe adalah professor biokimia di Lehigh University di Pennsylvania. Dalam buku itu Dr. Behe berkata,

Evolusi molekular tidak didasarkan pada otoritas saintifik. Tidak ada publikasi dalam literatur saintifik - jurnal-jurnal bergensi, jurnal-jurnal khusus, atau buku-buku - yang memperkenalkan bagaimana evolusi molekular dari system biokimia yang riil, komplek yang pernah terjadi atau bahkan harus terjadi. Ada pernyataan-pernyataan yang menyatakan seakan evolusi terjadi, namun secara mutlak tidak didukung oleh satupun eksperimen-eksperimen dan penghitungan-penghitungan yang berhubungan dengan itu.… Di depan kompleksitas yang begitu besar yang biokimia modern telah bongkar dalam sebuah sel, masyarakat saintifik dilumpuhkan. Tak seorangpun di Harvard University, tidak seorang anggotapun dari National Academy of Sciences, tak seorangpun pemenang Nobel Prize - tak seorangpun dapat memberikan catatan detail tentang bagaimana… beberapa proses biokimia yang kompleks mungkin telah mengembangkan teori Darwinian. Namun kita ada di sini. Tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang ada di sini. Semua hal ini bagaimanapun juga ada di sini; jika tidak dalam teori Darwinian, lalu bagaimana? Jelas sekali, jika sesuatu ada tidak terjadi secara berangsur-angsur, maka itu terjadi dengan cepat atau bahkan secara tiba-tiba (Michael J. Behe, Ph.D., Darwin’s Black Box: The Biochemical Challenge to Evolution, The Free Press, 1996, hal. 185-187).

Ingat bahwa Dr. Behe adalah seorang ahli biokimia dan professor biokimia di universitas sekuler. Buku Dr. Behe telah diterbitkan lebih dari sepuluh tahun, dan para ahli evolusi molekuler tidak dapat memberikan jawaban yang dapat dipercaya - hanya ada cercaan, namun bukan bukti ilmiah yang membuktikan bahwa Dr. Behe ini salah. Mengapa? Karena ia tidak salah. Ia akurat ketika ia berkata, “Evolusi molekular tidak didasarkan pada otoritas saintifik.” Ia benar ketika ia berkata, “Di depan kompeksitas yang begitu besar yang biokimia modern telah bongkar dalam sebuah sel, masyarakat saintifik dilumpuhkan.”Dan ia juga benar ketika berkata, “Tak seorangpun dapat memberikan catatan detail tentang bagaimana… beberapa proses biokimia yang kompleks mungkin telah mengembangkan teori Darwinian.” Saya tidak setuju dengan segala sesuatu yang Dr. Behe katakan, namun ia telah membuat “kasus yang besar sekali menentang Darwin pada tingkat biokimia.” (David Berlinski, author of A Tour of Calculus). Karena Dr. Behe, “kotak hitam” Darwin adalah kompleksitas sistem-sistem biokimia yang tidak dapat diperkecil lagi. Charles Darwin (1809-1882) hidup pada abad ke sembilan belas, ketika mikroskop masih sangat primitif. Ia tidak dapat melihat kompleksitas struktur-struktur molekul di antara sel-sel dan sistem-sistem biokimia. Hari ini para ilmuwan dapat melihat dari dalam “kotak hitam” Darwin. Dr. Behe adalah seorang ahli biokimia yang mengetahui apa yang Darwin tidak ketahui, mendalilkan bahwa teori evolusi molekular tidak dipertahankan di bawah pengujian dari kompleksitas struktur-struktur ini. Dr. Behe berkata bahwa molekul-molekul dihubungkan dalam suatu sistem yang kompleks sehingga mereka tidak dapat dijelaskan dengan kebetulan semata. Bahkan satu sel tunggal saja sangat kompleks, seperti sebuah kota besar dalam miniatur. Darwin tidak tahu kompleksitas yang begitu rumit dari molekul-molekul. Jadi ia memandangnya dengan sangat sederhana. Para ahli biokimia baru seperti Dr. Behe sedang membuka “kotak hitam” Darwin dan menunjukkan, pada tingkat molekul, bahwa struktur-struktur ini begitu rumit untuk dipahami dengan suatu kebetulan semata. Banyak ilmuwan sekarang sedang mempertanyakan ide dasar dari evolusi Darwinian (lihat In Six Days: Why Fifty Scientists Choose to Believe in Creation, edited by John F. Ashton, Ph.D., Master Books, 2002 edition). Dasar dogma Darwinian sedang mulai retak. Saya percaya bahwa kita akan melihat dasar teori evolusi Darwinian akan dibuang oleh masyarakat saintifik suatu hari nanti

Dr. Behe berkata, “Namun kita ada di sini… jika tidak dalam teori Darwinian, lalu bagaimana? Jelas sekali, jika sesuatu ada tidak terjadi secara berangsur-angsur, maka itu terjadi dengan cepat atau bahkan secara tiba-tiba” (ibid., hal. 187). Itu persis seperti yang difirmankan dalam Alkitab!

Suatu hari kotak hitam Darwin tentang evolusi akan terbuka secara lengkap - dan di dalam kotak itu mansia akan menemukan bahwa apa yang Allah firmankan dalam Kejadian pasal satu adalah mutlak benar!

“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita…Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia…” (Kejadian 1:26-27).

Saya mengingat penggalan syair tidak bermutu yang pernah saya baca dalam salah satu dari buku-buku Dr. M. R. DeHaan. Saya harus meng-upgrade-nya sedikit.

Tiga monyet duduk di pohon kelapa,
   Memandang ke bawah manusia seperti engkau dan saya
Berkatalah satu kepada yang lain, Sekarang lihatlah dirimu
   Ada desas-desus yang tidak dapat dibenarkan,
Bahwa manusia berasal dari ras kita yang agung
   Ide itu sangat tidak layak

Tiada monyet pernah menceraikan istrinya,
   Mengaborsi bayi-bayinya dan membinasakan hidupnya
Dan hal lain yang kami tidak akan pernah lihat.
   Monyet membuat pagar di sekeliling pohon.
Dan membiarkan kelapa-kelapa membusuk,
   Dari pada membiarkan manusia mencicipinya.

Inilah hal lain yang monyet tidak lakukan,
   Keluar dan nge-drug dan pulang dalam keadaan teler,
Atau menggunakan senapan, pentungan atau sebilah pisau
   Untuk merampas kehidupan monyet lainnya
Ya, manusia diturunkan dari mahkluk aneh
   Namun pasti ia tidak diturunkan dari kita!
(Diadaptasi dari syair tanpa nama penulisnya di dalam Genesis and Evolution
    oleh M. R. DeHaan, M.D., Zondervan Publishing House, 1962, hal. 57-58).


Tentunya, manusia sungguh memiliki “nenek moyang.” Namun ia tidak diturunkan dari anthropoid (kera besar yang menyerupai manusia), dari nenek moyang kera tak berekor. Namu justru ia diturunkan dari keadaan awalnya yang mulia melewati Kejatuhan. Semua manusia, dalam keadaan jatuh ini, sekarang hanyalah copy yang miskin dari laki-laki dan wanita pertama, yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah

“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita…” (Kejadian 1:26).

Di sini Allah sedang berbicara tentang Dirinya sendiri. Ada beberapa peristiwa tentang adanya suatu pembicaraan di antara Pribadi-Pribadi dalam Tritunggal yang tercatat di dalam Alkitab. Misalnya, Anak Allah sebelum berinkarnasi berkata

“Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.” (Mazmur 2:7).

Daud mengumumkan,

“Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu” (Mazmur 110:1).

Dan dalam Kitab Yesaya kita membaca,

“Dari dahulu tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi dan pada waktu hal itu terjadi Aku ada di situ." Dan sekarang, Tuhan ALLAH mengutus aku dengan Roh-Nya” (Yesaya 48:16).

Berhubungan dengan ayat tersebut, Dr. Morris berkata, “Ini adalah indikasi tentang Tritunggal yang jelas dalam Perjanjian Lama. Anak, yang sedang berbicara, sedang diutus oleh Bapa dan Roh Kudus” (Henry M. Morris, Ph.D., The Defender’s Study Bible, World Publishing, 1995, note on Isaiah 48:16). Persekutuan antara Bapa dan Putra, dalam Tritunggal kekal, diekspresikan juga di dalam Yohanes 17:24, ketika Yesus berkata,

“Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan”
      
(Yohanes 17:24).

Persekutuan dan percakapan di antara Pribadi-Pribadi dalam Trinitas dinyatakan dalam ayat ini:

“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita…” (Kejadian 1:26).

Luther berkata,

Kata, “Baiklah Kita menjadikan manusia” mengkonfirmasi misteri tentang iman Kristen kita, yaitu, bahwa ada satu Allah yang kekal, yang di dalam esensi illahi ini ada tiga pribadi yang berbeda: Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus (Martin Luther, Th.D., Luther’s Commentary on Genesis, Zondervan, 1958 reprint, volume I, hal. 28).

Luther menekankan bahwa “kita” tidak dapat menjadi malaikat karena manusia tidak dibuat segambar dengan para malaikat. Ia tidak dapat menjadi dunia ini, ia berkata, karena manusia tidak diciptakan segambar dengan dunia ini. Ia tidak dapat menjadi tuhan oleh karena kebangsawanan “kita”, seperti yang ditekankan oleh Dr. Gill, pemahaman semacam itu tidak pernah terjadi sekian lama setelah Musa menulis Kitab Kejadian (John Gill, D.D., An Exposition of the Old Testament, The Baptist Standard Bearer, 1989 reprint, volume I, hal. 10). Kata “Kita,” kata Luther, sungguh diindikasikan sebagai Tritunggal Kudus, yaitu, bahwa dalam satu esensi illahi ada tiga pribadi: Bapa, Putera dan Roh Kudus” (ibid., hal. 29).

“Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita…” (Kejadian 1:26).

“Gambar” dan “rupa” adalah bentuk paralelisme Ibrani, di mana ide yang sama dinyatakan dua kali; jadi, “gambar” dan “rupa” tidak berisi dua hal yang terpisah, namun satu hal dan hal yang sama. Kata “gambar” saja digunakan di dalam ayat dua puluh tujuh,

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia…” (Kejadian 1:27).

Apakah yang dimaksud dengan “gambar Allah” itu? Setelah membaca beberapa tafsiran klasik, saya percaya bahwa Dr. Gill memberikan deskripsi yang paling baik tentang itu,

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya… yang menyangkut baik dalam bentuk tubuhnya dan posturnya yang tegak lurus, berbeda dari semua mahkluk lainnya; ide tentang tubuh itu, mengacu kepada tubuh yang dipersiapkan untuk Anak Allah; dan di dalam keadaan jiwanya yang tidak fana, dan dalam kekuatan-kekuatan intelektualnya, dan di dalam kemurnian, kesucian dan kebenarannya yang mana di dalamnya ia diciptakan (John Gill, ibid., hal. 11).

Dalam persetujuannya dengan Dr. Gill, Dr. Henry M. Morris berkata,

Keduanya baik tubuh dan roh, Kristus sungguh adalah gambar Allah itu sendiri (Ibrani 1:3; Kolose 1:15; II Korintus 4:4). Itu tidak nampak terlalu jelas untuk menyimpulkan bahwa Allah menciptakan manusia menurut gambar tubuh yang Ia akan pergunakan untuk Dirinya sendiri suatu hari kemudian. Namun dalam hal ini, paling tidak, itu benar bahwa keduanya baik secara fisikal maupun spiritual, manusia di buat dan diciptakan menurut gambar dan rupa Allah Putera (Henry M. Morris, Ph.D., The Genesis Record, Baker Book House, 1986 edition, hal. 75).

Jadi, saya percaya bahwa maksud “gambar Allah” dalam Kejadian 1:26-27 berhubungan dengan keadaan manusia pertama yang diciptakan menurut gambar spiritual dan fisikal Kristus sebelum inkarnasi, Pribadi Kedua dari Tritunggal Kudus, Logos illahi, yang tentangnya Injil Yohanes berkata,

“Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” (Yohanes 1:3).

“Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan”  
      (Kolose 1:15).

“Kristus, yang adalah gambaran Allah” (II Korintus 4:4).

“Allah… pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi” (Ibrani 1:1-3).

Pandangan bahwa Kristus adalah gambar Allah, yang mana menurut model-Nya manusia dibentuk baik secara fisikal maupun spiritual, juga merupakan posisi dari beberapa penulis Kristen abad mula-mula, para Bapa gereja, yang ditunjukkan oleh John Trapp, walaupun (saya pikir salah) dengan catatan skeptisism (John Trapp, A Commentary on the Old and New Testaments, Transki Publications, 1997 reprint, volume I, hal. 9-10). Saya percaya para penulis abad mula-mula ini benar pada poin ini, bahwa Kristus ada di Taman Eden, sebagai Logos yang mencipta seperti yang dicatat dalam Yohanes 1:3, dan yang adalah Pribadi yang

“menciptakan manusia itu menurut gambar-Ny” (Kejadian 1:27).

Saya percaya ini karena Kristus, dari kekekalan masa lampau, adalah Pribadi Kedua dari Tritunggal,

“Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta; adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah” (Ibranin 1:2-3),

“Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan (Kolose 1:15).

Jadi, saya percaya bahwa manusia pada mulanya diciptakan serupa dengan Kristus sebelum berinkarnasi, Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal, yang membentuk manusia dari debu tanah menurut gambar dan rupa-Nya sendiri. Kristus - dalam bentuk pra-inkarnasi-Nya - telah menciptakan manusia dengan bentuk spiritual yang sama. Kristus - dalam bentuk pra-inkarnasi-Nya - menciptakan manusia pertama bahkan menurut gambar tubuh-Nya, seperti yang dikatakan oleh Dr. Morris, “Menurut gambar tubuh yang Ia akan pergunakan untuk Dirinya sendiri suatu hari kemudian.” Kristus, saya percaya, adalah gambar Allah, Pencipta manusia, yang membentuk manusia pertama menurut gambar dan rupa-Nya Sendiri:

“Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” (Kejadian 1:26).

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia” (Kejadian 1:27).

Jadi, manusia pertama adalah, seperti yang telah dikatakan oleh Dr. Morris, “diciptakan menurut gambar dan rupa Allah Putera” (ibid.).

“Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan (Kolose 1:15).

dari kekal sampai kekal - dunia tanpa akhir!

Namun manusia kehilangan gambaran spiritual dari Allah di dalam Kristus, dan bahkan struktur tubuhnyapun mengalami penurunan dari bentuk semulanya yang mulia, sehingga sekarang tubuh manusia menjadi subyek kematian fisikal; dan kapasistas spiritual manusia telah menuju kepada kematian oleh karena Kejatuhan, sehingga sekarang dikatakan, bahwa manusia,

“mati oleh kesalahan-kesalahan” (Efesus 2:5).

Tidak lagi mengenakan gambaran ilahi Kristus, manusia sekarang adalah mahkluk yang telah rusak atau bobrok,

“tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia”
      (Efesus 2:12).

Hanya oleh intervensi illahi dari anugerah Allah di dalam Kristus manusia dapat diperbaharui kembali kepada kebenaran Adam yang semula sebelum Kajatuhan. Hanya oleh kelahiran kembali manusia dapat memperoleh kembali kepenuhan kemuliaan yang pernah ia miliki ketika ia mengenakan gambar Allah.

Dan itulah sebabnya mengapa Kristus datang ke dalam dunia, untuk memperbaharui gambar Allah yang telah hilang di dalam jiwa manusia yang telah rusak sekarang ini dan tubuh yang menuju kepada kebinasaan. Seperti yang monyet katakan dalam bait syair tidak bermutu yang telah saya kutip di atas,

Ya, manusia diturunkan dari mahkluk aneh,
   Namun pasti ia tidak diturunkan dari kita!

Sungguh, ia tidak diturunkan dari bentuk monyet apapun. Tidak, ia diturunkan dari manusia yang sempurna, manusia yang adalah gambaran Kristus - menurun, menurun, menurun, dalam kerusakan total dan dosa.

Dan itulah sebabnya mengapa Kristus datang dan mati di atas kayu Salib demi dosa-dosa kita - “Supaya Ia membawa kita kepada Allah” (I Petrus 3:18). Kita sekarang adalah orang-orang berdosa, ini disebabkan oleh karena kejatuhan manusia ke dalam dosa, namun

“Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa” (I Timotius 1:15).

Ketika Anda datang kepada Kristus, Anda dilahirkan kembali - dan pembaharuan gambar Allah mulai. Setelah Anda dilahirkan kembali proses penyucian telah bekerja. Ketika Anda dibangkitkan untuk berjumpa dengan Kristus pada kebangkitan pertama gambar Allah kemudian akan diperbaharui secara sempurna - dan kemudian Anda akan, paling tidak, menjadi seperti Adam sebelum ia jatuh ke dalam dosa.

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia” (Kejadian 1:27).

Jika Anda telah dilahirkan kembali, pada hari kebangkitan yang mulia itu, Anda akan diperbaharui secara penuh di dalam gambar Allah!

Keselamatan mulai sekarang, di dalam pertobatan, dan akan terus berlangsung sampai Anda secara sempurna diperbaharui menurut gambar Allah, kesucian penuh ketika Kristus kembali untuk mengangkat Anda dari dunia yang gelap ini. Kedua Wesley bersaudara percaya bahwa penyucian adalah tindakan yang terjadi secara tiba-tiba, sama seperti pertobatan. Saya percaya bahwa posisi Reformed benar - bahwa orang yang telah bertobat telah melawati proses penyucian, yang mana tidak akan berakhir sampai ia sampai ke sorga. Namun lagu Charles Wesley, ketika melihat dalam terang itu, mengekspresikan keindahan dan arti yang begitu agung.

Datanglah, Yang Maha kuasa;
   B’rikanlah anugerah-Mu
Sucikanlah jiwa raga;
   Wujudkanlah karya-Mu,
Hingga s’kalian hati kami
   Sungguh’kan disucikan,
Sampai dalam surga nanti
   Kami menyembah Tuhan
(“Love Divine” by Charles Wesley, 1707-1788/
      Terjemahan Nyanyian Pujian No. 29).

Itu semua mulai dengan iman yang sederhana di dalam Kristus. Datanglah kepada Dia. Percayalah kepada Dia. Anda akan perbaharui, dilahirkan kembali, oleh Dia. Kemudian Ia akan memimpin Anda kepada pembaharuan sempurna dari gambar Allah yang telah hilang itu melalui pertobatan, diikuti oleh proses pengudusan, berakhir dalam keadaan yang dipermuliakan.

Hingga s’kalian hati kami
   Sungguh’kan disucikan,
Sampai dalam surga nanti
   Kami menyembah Tuhan

Sekarang juga, pagi ini juga, Alkitab berkata, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat” (Kisah 16:31).

(AKHIR KHOTBAH)
Anda dapat membaca khotbah-khotbah Dr. Hymers setiap minggu di Internet
di www.realconversion.com. Click on “Sermon Manuscripts.”

Diterjemahkan oleh: Dr. Eddy Peter Purwanto @ http://www. sttip.com

Pembacaan Alkitab Sebelum Khotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Kejadian 2:1-7.
Lagu Solo Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith:
“Love Divine, All Loves Excelling” (by Charles Wesley, 1707-1788).